- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
arab spring goyang ekonomi negara zionis 'ISRAEL' Gan


TS
fikdam89
arab spring goyang ekonomi negara zionis 'ISRAEL' Gan
Shalih An-Nuami
Ada banyak indicator bahwa Arab Spring berpengaruh sangat negative terhadap perekonimian negara zionis ‘Israel’. Padahal negara-negara yang mengalami revolusi Arab itu merasakan rumitnya transisi demokrasi, alih-alih peduli dengan urusan di luar batas territorial mereka.
Meski banyak indicator bahwa negara-negara Arab Spring, terutama Mesir tidak bisa melakukan langkah besar dan fokus dalam waktu dekat yang bisa mengubah “lingkungan regional” yang bisa berpengaruh kepada keamanan nasional penjajah zionis ‘Israel’, namun pemerintah Netanyahu menganggap bahwa perubahan di dunia Arab membawa dampak berbahaya strategi yang memaksa Israel menaikkan anggaran keamanan ‘Israel’ untuk mengatasi imbas buruk.
Para jubir pemerintah zionis ‘Israel’ mengaitkan antara tantangan keamanan yang kemungkinan dihadapi Israel di masa depan sebagai hasil dari revolusi Arab dan antara langkah ekonomi negara zionis yang sangat sulit itu yang ditempuh oleh pemerintah Netanyahu belakangan ini yakni; kenaikan pajak, kenaikan harga-harga, pengurangan layanan public warga penjajah.
Meningkatnya anggaran keamanan tidak hanya merupakan indicator krisis ekonomi ‘Israel’ namun ada dasar untuk mengasumsikan bahwa itu akan mendorong kepada akhir berbahaya dari sisi strategi dan social. Disamping ini merupakan krisis mendalam yang akan menerpa zionis ‘Israel’.
Justifikasi Kenaikan Anggaran Keamanan
Sejak meletusnya revolusi Arab, elit politik dan militer penjajah zionis ‘Israel’ meminta tegas agar melakukan perubahan mendasar terhadap besaran anggaran keamanan dan menjadikannya sebagai prioritas. Menlu demisioner ‘Israel’ Avigdor Lieberman lebih tegas mengaitkan antara revolusi Arab dan kebutuhan ‘Israel’ terhadap efesiensi tegas dengan memberikan sumber lebih besar bagi anggaran keamanan. Ketika kelompok social meminta agar pemerintah penjajah menurunkan harga, Avigdor mengomentari bahwa perubahan gila di dunia Arab memaksa kita untuk mengencangkan ikat pinggang untuk jangka waktu yang lama sekali. Tak ada lagi ruang untuk hidup berfoya dalam kebutuhan social selama keamanan nasional dalam bahaya dan ancaman, tegasnya.
Justfikasi lain elit Israel menaikkan anggaran keamanan sebagai respin perubahan demokrasi di dunia Arab adalah kebutuhan merestrukturisasi militer agar bisa melakukan respon atas tantangan baru terutama ancaman perubahan di Mesir. Disamping itu kebutuhan untuk membangun airport militer baru dan membentuk brigade-brigade militer baru terutama brigade arteri.
Meningkatnya anggaran keamanan itu terlihat jelas dari langkah Netanyahu membangun tembok beton sepanjang perbatasan Mesir dan di sepanjang perbatasan Suriah dan ada rencana membangun tembok di sepanjang perbatasan Jordania. ‘Israel’ yakin bahwa masa tenang di tiga perbatasan di atas hampir berakhir. Sehingga harus ada desain ulang terhadap bangunan kekuatan militer untuk mengantisipasi perubahan di kawasan Arab.
Sebagian besar keputusan ‘Israel’ yang tergantung kepada penambahan anggaran keamanan terkadang tidak terkait dengan bahaya keamanan saat ini, seperti arah membangun tembok sepanjang perbatasan Jordania namun sangat jelas bahwa ‘Israel’ tidak ingin mengambil risiko bahaya dan lebih memilih menginvestasikan diri untuk pertahanan prefentif.
Kebutuhan ‘Israel’ memperkuat pasukan laut secara khusus juga menjadi alasan menaikkan anggaran karena motivasi ekonomi. Lebih dari 80% dari pedagangan ‘Israel’ melalui jalur laut. Ada prediksi di ‘Israel’ bahwa revolusi Arab semakin membahayakan lalu lintas perdagangan ‘Israel’ melalui jalur laut.
Kini ‘Israel’ juga kehilangan partner strategi Mesir pasca Mubarak lengser. Karena itu, Israel ingin membangun kembali kerjasama pertukaran informasi intelijen. Dan itu membutuhkan anggaran besar.
Komite Luar Negeri dan Keaman di Knesset benar-benar membahas penambahan anggaran badan intelijen sebagai salah satu respon atas Arab Spring. Meski tidak mungkin terjadi sekarang, elit Israel mempresdiksi suatu saat Mesir pasti akan membatalkan perjanjian Cam David yang dianggap ‘Israel’ sebagai tiang penyangga keamanan nasional. Jika ini terjadi, pasti akan memeras anggaran negara ‘Israel’.
Anggaran keamanan Israel saat ini 47% dari total anggaran negara, dari merupakan 37% dari pendapat bruto negara sebelum penandatangan Cam David. Hal ini dilakukan untuk menutupi besaran anggaran untuk kembali membangun militer pasca perang 1973. Jika sekenario ini berulang maka akan mengurangi pertumbuhan stagnasi ekonomi.
Kekhawatiran atas Lumpuhnya Fasilitas Negara
Seperti diketahui, 70% beban militer di ‘Israel’ berada di pundak pasukan cadangan. Jika ‘Israel’ menggelar perang atau operasi militer tidak mungkin kecuali dengan merekrut dan melatih pasukan cadangan. Karena pasukan cadangan dalam kondisi normal bertugas dan bertanggungjawab memberikan layanan sipil dalam sektor-sektor negara dari kesehatan, pendidikan, industri, kontruksi dan lain-lain. Prinsip keamanan Israel menegaskan bahwa pertempuran harus dipastikan hasilnya dalam waktu yang cepat. Maka berlanjutnya pertempuran dalam waktu yang lama akan menyebabkan kelumpuhan pada fasilitas negara karena mengandalkan pasukan cadangan. Inilah kemudian muncul prinsip “perang kilat”. (bsyr)
Ada banyak indicator bahwa Arab Spring berpengaruh sangat negative terhadap perekonimian negara zionis ‘Israel’. Padahal negara-negara yang mengalami revolusi Arab itu merasakan rumitnya transisi demokrasi, alih-alih peduli dengan urusan di luar batas territorial mereka.
Meski banyak indicator bahwa negara-negara Arab Spring, terutama Mesir tidak bisa melakukan langkah besar dan fokus dalam waktu dekat yang bisa mengubah “lingkungan regional” yang bisa berpengaruh kepada keamanan nasional penjajah zionis ‘Israel’, namun pemerintah Netanyahu menganggap bahwa perubahan di dunia Arab membawa dampak berbahaya strategi yang memaksa Israel menaikkan anggaran keamanan ‘Israel’ untuk mengatasi imbas buruk.
Para jubir pemerintah zionis ‘Israel’ mengaitkan antara tantangan keamanan yang kemungkinan dihadapi Israel di masa depan sebagai hasil dari revolusi Arab dan antara langkah ekonomi negara zionis yang sangat sulit itu yang ditempuh oleh pemerintah Netanyahu belakangan ini yakni; kenaikan pajak, kenaikan harga-harga, pengurangan layanan public warga penjajah.
Meningkatnya anggaran keamanan tidak hanya merupakan indicator krisis ekonomi ‘Israel’ namun ada dasar untuk mengasumsikan bahwa itu akan mendorong kepada akhir berbahaya dari sisi strategi dan social. Disamping ini merupakan krisis mendalam yang akan menerpa zionis ‘Israel’.
Justifikasi Kenaikan Anggaran Keamanan
Sejak meletusnya revolusi Arab, elit politik dan militer penjajah zionis ‘Israel’ meminta tegas agar melakukan perubahan mendasar terhadap besaran anggaran keamanan dan menjadikannya sebagai prioritas. Menlu demisioner ‘Israel’ Avigdor Lieberman lebih tegas mengaitkan antara revolusi Arab dan kebutuhan ‘Israel’ terhadap efesiensi tegas dengan memberikan sumber lebih besar bagi anggaran keamanan. Ketika kelompok social meminta agar pemerintah penjajah menurunkan harga, Avigdor mengomentari bahwa perubahan gila di dunia Arab memaksa kita untuk mengencangkan ikat pinggang untuk jangka waktu yang lama sekali. Tak ada lagi ruang untuk hidup berfoya dalam kebutuhan social selama keamanan nasional dalam bahaya dan ancaman, tegasnya.
Justfikasi lain elit Israel menaikkan anggaran keamanan sebagai respin perubahan demokrasi di dunia Arab adalah kebutuhan merestrukturisasi militer agar bisa melakukan respon atas tantangan baru terutama ancaman perubahan di Mesir. Disamping itu kebutuhan untuk membangun airport militer baru dan membentuk brigade-brigade militer baru terutama brigade arteri.
Meningkatnya anggaran keamanan itu terlihat jelas dari langkah Netanyahu membangun tembok beton sepanjang perbatasan Mesir dan di sepanjang perbatasan Suriah dan ada rencana membangun tembok di sepanjang perbatasan Jordania. ‘Israel’ yakin bahwa masa tenang di tiga perbatasan di atas hampir berakhir. Sehingga harus ada desain ulang terhadap bangunan kekuatan militer untuk mengantisipasi perubahan di kawasan Arab.
Sebagian besar keputusan ‘Israel’ yang tergantung kepada penambahan anggaran keamanan terkadang tidak terkait dengan bahaya keamanan saat ini, seperti arah membangun tembok sepanjang perbatasan Jordania namun sangat jelas bahwa ‘Israel’ tidak ingin mengambil risiko bahaya dan lebih memilih menginvestasikan diri untuk pertahanan prefentif.
Kebutuhan ‘Israel’ memperkuat pasukan laut secara khusus juga menjadi alasan menaikkan anggaran karena motivasi ekonomi. Lebih dari 80% dari pedagangan ‘Israel’ melalui jalur laut. Ada prediksi di ‘Israel’ bahwa revolusi Arab semakin membahayakan lalu lintas perdagangan ‘Israel’ melalui jalur laut.
Kini ‘Israel’ juga kehilangan partner strategi Mesir pasca Mubarak lengser. Karena itu, Israel ingin membangun kembali kerjasama pertukaran informasi intelijen. Dan itu membutuhkan anggaran besar.
Komite Luar Negeri dan Keaman di Knesset benar-benar membahas penambahan anggaran badan intelijen sebagai salah satu respon atas Arab Spring. Meski tidak mungkin terjadi sekarang, elit Israel mempresdiksi suatu saat Mesir pasti akan membatalkan perjanjian Cam David yang dianggap ‘Israel’ sebagai tiang penyangga keamanan nasional. Jika ini terjadi, pasti akan memeras anggaran negara ‘Israel’.
Anggaran keamanan Israel saat ini 47% dari total anggaran negara, dari merupakan 37% dari pendapat bruto negara sebelum penandatangan Cam David. Hal ini dilakukan untuk menutupi besaran anggaran untuk kembali membangun militer pasca perang 1973. Jika sekenario ini berulang maka akan mengurangi pertumbuhan stagnasi ekonomi.
Kekhawatiran atas Lumpuhnya Fasilitas Negara
Seperti diketahui, 70% beban militer di ‘Israel’ berada di pundak pasukan cadangan. Jika ‘Israel’ menggelar perang atau operasi militer tidak mungkin kecuali dengan merekrut dan melatih pasukan cadangan. Karena pasukan cadangan dalam kondisi normal bertugas dan bertanggungjawab memberikan layanan sipil dalam sektor-sektor negara dari kesehatan, pendidikan, industri, kontruksi dan lain-lain. Prinsip keamanan Israel menegaskan bahwa pertempuran harus dipastikan hasilnya dalam waktu yang cepat. Maka berlanjutnya pertempuran dalam waktu yang lama akan menyebabkan kelumpuhan pada fasilitas negara karena mengandalkan pasukan cadangan. Inilah kemudian muncul prinsip “perang kilat”. (bsyr)
0
1.7K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan