Kaskus

News

senyumanmuAvatar border
TS
senyumanmu
Penyusutan Tenaga Kerja Paksa China Pertimbangkan Ulang Kebijakan Satu Anaknya
(Vibiznews – Economy) – Tampaknya beban tingginya manula usia pensiun dan kurangnya usia kerja bukan hanya terjadi di benua Eropa (21/01). Saat ini China yang memang terkenal dengan kebijakan satu anaknya juga mulai terkena dampak dari kebijakan tersebut. Penduduk usia tua yang tidak produktif meningkat, sementara penduduk usia produktif tidak sebanyak yang dibutuhkan sehingga sulit untuk mendapatkan tenaga kerja.

Pertumbuhan ekonomi China yang masif diperkirakan bakal terganjal oleh mulai minimnya tenaga kerja dan menipisnya sumber daya alam. Kondisi ini dilaporkan menjadikan pemerintah China mulai menurunkan ekspektasi pertumbuhan ekonominya dan 'puas' dengan tingkat pertumbuhan setengah dari pertumbuhan saat ini.

Pemerintah Mulai Pertimbangkan Pencabutan Kebijakan Satu Anak

Dalam rangka mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi pemerintah China diharuskan untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan yang mengharuskan bahwa satu keluarga hanya memiliki satu anak. Seperti yang kita ketahui kebijakan ini telah berlangsung sejak tahun 1979 lalu.

Pada tahun 2007 lalu Presiden Hu Jintao menyatakan dalam pidatonya di depan kongres Partai Komunis bahwa China harus mempertahankan tingkat kelahiran yang rendah. Lima tahun kemudian, tepatnya di tahun 2012, Hu merevisi pendapatnya dan memberikan sinyal yang lebih moderat agar pemerintah China mempertahankan pertumbuhan populasi yang seimbang dalam jangka panjang.

Ma Jiantang, kepala Biro Statistik China, menyatakan bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi China beberapa kuartal belakangan merupakan akibat dari menyusutnya populasi usia produktif. Komentar Ma tersebut menimbulkan sebuah kekhawatiran yang memang mendasar bahwa penurunan jumlah tenaga kerja di China disebabkan oleh kebijakan satu anak yang telah diberlakukan selama 3 dekade belakangan.

Melambatnya ekonomi di China mengakibatkan tantangan bagi pemimpin baru China Xi Jinping dan Li Keqiang, dan berpotensi untuk membatasi potensi negara ini sebagai pasar bagi produk-produk ekspor dari negara lain.

Tahun lalu jumlah tenaga kerja China mengalami penurunan tajam sebesar 3.45 juta. Meskipun demikian jumlah tenaga kerja di China saat ini masih sebesar 937 juta, yang diakui pemerintah sebagai salah satu aset sumber daya utama di negara tersebut. PBB telah memprediksi bahwa populasi usia 15 – 59 tahun (usia produktif) di China akan mengalami penurunan sebesar 24 juta pada periode 2015 hingga 2025 mendatang. Sementara itu usia di atas 65 tahun akan meningkat sebesar 66 juta jiwa.

Ma menyatakan bahwa situasi demografis dan pola permintaan dan pasokan tenaga kerja di China saat ini sudah berubah setelah selama 30 tahun penetapan kebijakan satu anak. Meskipun saat ini China masih harus bertahan dalam kebijakan nasional keluarga berencana, akan tetapi dibutuhkan sebuah studi yang mendalam mengenai kondisi demografis terkini demi mengambil kebijakan yang paling tepat berdasarkan situasi tersebut.

Sumber : http://www.vibiznews.com/2013-01-22/...n-satu-anaknya

2 milyar penduduk,minim pekerja emoticon-Nohope
akibat pembatasan anak dalam 3 dekade,,minim SMD usia produktif china skrg...banyak pensiunan berarti emoticon-Big Grin
Diubah oleh senyumanmu 22-01-2013 08:43
0
958
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan