Menurut pernyataan para ahli, olahraga tampaknya tidak selalu bisa melindungi Anda dari kesehatan yang buruk dan bahkan dapat membahayakan jantung bagi beberapa orang.

Sebuah studi baru menganalisis data dari 6 penelitian yang melibatkan 1.687 orang yang berolahraga rutin untuk mengetahui efek dari olahraga-reguler pada jantung.

Menurut laporan Dailymail.co.uk, hasil penelitian ini mengejutkan sekaligus membingungkan para ilmuwan. Hampir satu dari sepuluh orang yang diuji, olahraga ternyata mempengaruhi secara buruk pada kadar tekanan darah, insulin, atau tingkat kolesterol HDL “baik”.

Dan dalam 7 persen orang, bukan hanya satu tapi dua dari faktor-faktor risiko penyakit jantung juga semakin buruk sebagai akibat dari olahraga.

Menurut penulis Claude Bouchard dari Louisiana State University, tidak ada penjelasan yang jelas untuk efek ini pada setiap populasi, tetapi “ini bukan pertanda baik”.

Bouchard menduga efek ini cenderung ke genetika dan menyarankan kepada para orang yang berolahraga agar mengecek tekanan darah, kolesterol dan glukosa secara teratur.

Melakukan latihan aerobik, seperti berlari, secara teratur diketahui bisa memperlambat perubahan tidak sehat pada tubuh hingga sistem kardiovaskular yang terjadi dengan usia.

Namun, latihan ketahanan intens dan berkepanjangan selama bertahun-tahun – misalnya: maraton atau triathlon – bisa merusak jantung.

Greg Whyte, penulis studi dari Liverpool John Moores University, mengatakan penelitian ini menemukan bahwa 50 persen daya tahan jangka panjang pada pelari, yang di antaranya telah berlatih selama 43 tahun, akan menunjukkan tanda-tanda kerusakan jantung.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal PLoS One. (jay)