

TS
knightdark
Sejarah munculnya homeschooling
Menilik sejarah kemunculan Homeschooling atau home education yang ditulis oleh Mary Griffith dalam buku berjudul “The Unschooling handbook, how to use the whole world as your child’s classroom”, sekolah—rumah tidak menjadi sebuah gerakan sampai tahun 1970-an, saat pendidik bernama John Holt , mulai mengenalkan konsep sekolah-rumah pada publik. Holt yakin bahwa reformasi pendidikan yang terpusat pada anak-anak, yang dia percaya diperlukan, tidak akan- bahkan tidak bisa- terjadi di di dalam pemprograman wajib belajar di sekolah formal-konvensional.
Pada tahun 1977, Holt mulai mempublikasikan buletin berita yang dia namai “Growing Without Schooling”(tumbuh tanpa sekolah) untuk keluarga-keluarga yang mempunyai ide-ide untuk membantu anak-anak mereka belajar di luar sekolah.
Ide-ide Holt mempengaruhi banyak orang tua yang beraliran Puritan yang menganggap bahwa sekolah–sekolah formal di Amerika saat itu telah gagal mencetak siswa yang mempunyai kemandirian dalam belajar dan cenderung bobrok dalam moralitas. Menurut beberapa sumber diperkirakan di Amerika Serikat sekarang ini ada 1,5 juta sampai 2 juta anak yang bersekolah di rumah . Jumlah yang cukup besar tersebut merupakan data resmi jumlah sisiwa yang mengikuti kurikulum untuk bersekolah di rumah, karena para orang tua ingin agar sistem pendidikan mempunyai konsep dan visi yang jelas.
Di negeri kita konsep sekolah rumah sudah diterapkan lama oleh sebagian kecil masyarakat kita. Tengok saja di pondok-pondok pesantren para Kiai secara khusus telah mendidik anak-anaknya sendiri karena merasa lebih mengena dan puas bisa mengajarkan ilmu pada putra sendiri daripada sekadar mempercayakan pada orang lain.
Tokoh-tokoh terkenal seperti KH Agus Salim, Ki Hajar Dewantoro atau Buya Hamka juga mengembangkan cara belajar dengan sistem persekolahan di rumah ini. Metode ini dijalankan bukan sekedar agar anak didik lulus ujian kemudian mendapatkan ijazah, namun agar lebih mencintai dan punya semangat yang tinggi dalam mengembangkan ilmu yang dipelajari.
Bagi keluarga-keluarga yang telah menerapkan konsep ini, pendidikan yang mereka jalani adalah pendidikan yang penuh pemikiran, permainan bebas dan eksplorasi. Ini melepaskan kekakuan kalimat yang sering diucapkan guru di kelas seperti “Kalian seharusnya..”, “Kalian sebaiknya..” atau “Anak-anak, Pelajaran kita hari ini adalah..”. Kenapa demikian? Karena Homeschooling pada dasarnya merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada masalah sikap dan pendekatan belajar yang lebih mandiri. Di Homeschooling pembelajar bisa memilih materi pelajaran apa yang mau dikaji tiap harinya sesuai dengan minatnya. Sederhananya sekolah-rumah menempatkan wewenang di tangan si pembelajar.
Salah satu contoh menarik adalah cerita yang dimuat di Kompas (13/3/2005) mengenai Wanti wowor (39) ibu empat anak yang berhasil mendidik dua anaknya Fini dan Fini sejak kecil belajar di rumah sampai akhirnya Fini melanjutkan sekolah desain mode di Esmond Jakarta, sedangkan Fina diterima di Universitas Indonesia program Internasional. Kelebihan yang ada pada mereka dibandingkan dengan mahasiswa yang sebelumnya telah terbiasa mengikuti sekolah formal-konvensional adalah kemandirian yang besar dalam belajar, kedisplinan yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan dan juga lebih berani mengemukan pendapat dan berdebat.
Pada tahun 1977, Holt mulai mempublikasikan buletin berita yang dia namai “Growing Without Schooling”(tumbuh tanpa sekolah) untuk keluarga-keluarga yang mempunyai ide-ide untuk membantu anak-anak mereka belajar di luar sekolah.
Ide-ide Holt mempengaruhi banyak orang tua yang beraliran Puritan yang menganggap bahwa sekolah–sekolah formal di Amerika saat itu telah gagal mencetak siswa yang mempunyai kemandirian dalam belajar dan cenderung bobrok dalam moralitas. Menurut beberapa sumber diperkirakan di Amerika Serikat sekarang ini ada 1,5 juta sampai 2 juta anak yang bersekolah di rumah . Jumlah yang cukup besar tersebut merupakan data resmi jumlah sisiwa yang mengikuti kurikulum untuk bersekolah di rumah, karena para orang tua ingin agar sistem pendidikan mempunyai konsep dan visi yang jelas.
Di negeri kita konsep sekolah rumah sudah diterapkan lama oleh sebagian kecil masyarakat kita. Tengok saja di pondok-pondok pesantren para Kiai secara khusus telah mendidik anak-anaknya sendiri karena merasa lebih mengena dan puas bisa mengajarkan ilmu pada putra sendiri daripada sekadar mempercayakan pada orang lain.
Tokoh-tokoh terkenal seperti KH Agus Salim, Ki Hajar Dewantoro atau Buya Hamka juga mengembangkan cara belajar dengan sistem persekolahan di rumah ini. Metode ini dijalankan bukan sekedar agar anak didik lulus ujian kemudian mendapatkan ijazah, namun agar lebih mencintai dan punya semangat yang tinggi dalam mengembangkan ilmu yang dipelajari.
Bagi keluarga-keluarga yang telah menerapkan konsep ini, pendidikan yang mereka jalani adalah pendidikan yang penuh pemikiran, permainan bebas dan eksplorasi. Ini melepaskan kekakuan kalimat yang sering diucapkan guru di kelas seperti “Kalian seharusnya..”, “Kalian sebaiknya..” atau “Anak-anak, Pelajaran kita hari ini adalah..”. Kenapa demikian? Karena Homeschooling pada dasarnya merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada masalah sikap dan pendekatan belajar yang lebih mandiri. Di Homeschooling pembelajar bisa memilih materi pelajaran apa yang mau dikaji tiap harinya sesuai dengan minatnya. Sederhananya sekolah-rumah menempatkan wewenang di tangan si pembelajar.
Salah satu contoh menarik adalah cerita yang dimuat di Kompas (13/3/2005) mengenai Wanti wowor (39) ibu empat anak yang berhasil mendidik dua anaknya Fini dan Fini sejak kecil belajar di rumah sampai akhirnya Fini melanjutkan sekolah desain mode di Esmond Jakarta, sedangkan Fina diterima di Universitas Indonesia program Internasional. Kelebihan yang ada pada mereka dibandingkan dengan mahasiswa yang sebelumnya telah terbiasa mengikuti sekolah formal-konvensional adalah kemandirian yang besar dalam belajar, kedisplinan yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan dan juga lebih berani mengemukan pendapat dan berdebat.
0
1.6K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan