- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jacking System untuk Underpass Cibubur


TS
RedShien
Jacking System untuk Underpass Cibubur
Pembangunan underpass Cibubur menggunakan teknik jacking system

jacking system, yaitu memasukan box beton ke dalam lorong melintasi bawah tanah jalan tol Jagorawi
Teknik ini dianggap lebih murah dibandingkan membangun flyover atau jembatan layang.
Diliat berita nya.. di bawah
ada 2 berita

jacking system, yaitu memasukan box beton ke dalam lorong melintasi bawah tanah jalan tol Jagorawi
Teknik ini dianggap lebih murah dibandingkan membangun flyover atau jembatan layang.
Diliat berita nya.. di bawah
ada 2 berita
Spoiler for Berita 1:
Jakarta - Pembangunan underpass Cibubur menggunakan teknik jacking system, yaitu memasukan box beton ke dalam lorong melintasi bawah tanah jalan tol Jagorawi. Teknik ini dianggap lebih murah dibandingkan membangun flyover atau jembatan layang.
"Sistem ini sederhana, tekniknya sederhana, jarang dilakukan Indonesia, yang sudah itu di Dukuh Atas itu pun masih semi jacking. Ini sebagai pelajaran juga buat kita, banyak mahasiswa teknik sipil ke lapangan, buat gambaran," kata Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional IV Kementerian PU Masrianto kepada detikFinance, Rabu (9/1/2013)
Masrianto mengatakan penggunaan teknik ini sempat berdampak pada efek gelombang di ruas jalan tol Jagorawi sekitar Cibubur. Efek gelombang pada jalan tol disebabkan karena box beton yang dimasukan ke lorong bawah tol, mengangkat lapisan jalan sehingga menimbulkan kemacetan di tol Cibubur.
"Ini memang sebetulnya teknologi sederhana, dan baru yang jarang ada di Indonesia, mestinya tak menggelembung, itu tipis mungkin tidak priksi tanah dan boks kurang lici, dampaknya permukaan aspal di tol jadi naik," katanya.
Ia menambahkan teknik menggunakan jacking system menjadi khasanah baru dalam dunia konstruksi di Indonesia. Underpass Cibubur menjadi contoh pembangunan underpass yang memakai teknik ini.
"Jadi jalan yang naik permukaannya, konsekuensi dari sistem jacking, sebab kalau pakai flyover lebih mahal biayanya," katanya.
Seperti diketahui proyek pembangunan underpass Cibubur direncanakan dengan panjang 1.199 meter, yang terdiri dari 93 meter Box Underpass di bawah jalan Tol Jagorawi dan Jalan Akses Masuk dan Keluar sepanjang 1.106 meter.
Rencana pembangunan dilaksanakan tiga Tahap yang dimulai pada 2011 hingga 2013 dengan sumber dana APBN. Paket pekerjaan pada tahun ini sebagian besar untuk pembangunan Box Underpass dan sebagian jalan akses masuk dan akses keluar Underpass.
Pada Tahun Anggaran 2012 pekerjaan yang cukup penting dilaksanakan adalah membangun Box page 1/2 underpass dengan jacking system untuk 10 segmen. Pembangunan underpass Cibubur diharapkan di masa yang akan datang dapat mengurangi kemacetan di sekitar Cibubur terutama di Jalan Trans Yogi (Alternatif Cibubur).
"Penyelesaikan underpass Cibubur masih setahun lagi, akhir tahun 2013 lah selesai," katanya.
[url]http://finance.detik..com/read/2013/01/09/175340/2137628/4/teknik-konstruksi-underpass-cibubur-pertama-kali-dilakukan-di-indonesia[/url]
"Sistem ini sederhana, tekniknya sederhana, jarang dilakukan Indonesia, yang sudah itu di Dukuh Atas itu pun masih semi jacking. Ini sebagai pelajaran juga buat kita, banyak mahasiswa teknik sipil ke lapangan, buat gambaran," kata Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional IV Kementerian PU Masrianto kepada detikFinance, Rabu (9/1/2013)
Masrianto mengatakan penggunaan teknik ini sempat berdampak pada efek gelombang di ruas jalan tol Jagorawi sekitar Cibubur. Efek gelombang pada jalan tol disebabkan karena box beton yang dimasukan ke lorong bawah tol, mengangkat lapisan jalan sehingga menimbulkan kemacetan di tol Cibubur.
"Ini memang sebetulnya teknologi sederhana, dan baru yang jarang ada di Indonesia, mestinya tak menggelembung, itu tipis mungkin tidak priksi tanah dan boks kurang lici, dampaknya permukaan aspal di tol jadi naik," katanya.
Ia menambahkan teknik menggunakan jacking system menjadi khasanah baru dalam dunia konstruksi di Indonesia. Underpass Cibubur menjadi contoh pembangunan underpass yang memakai teknik ini.
"Jadi jalan yang naik permukaannya, konsekuensi dari sistem jacking, sebab kalau pakai flyover lebih mahal biayanya," katanya.
Seperti diketahui proyek pembangunan underpass Cibubur direncanakan dengan panjang 1.199 meter, yang terdiri dari 93 meter Box Underpass di bawah jalan Tol Jagorawi dan Jalan Akses Masuk dan Keluar sepanjang 1.106 meter.
Rencana pembangunan dilaksanakan tiga Tahap yang dimulai pada 2011 hingga 2013 dengan sumber dana APBN. Paket pekerjaan pada tahun ini sebagian besar untuk pembangunan Box Underpass dan sebagian jalan akses masuk dan akses keluar Underpass.
Pada Tahun Anggaran 2012 pekerjaan yang cukup penting dilaksanakan adalah membangun Box page 1/2 underpass dengan jacking system untuk 10 segmen. Pembangunan underpass Cibubur diharapkan di masa yang akan datang dapat mengurangi kemacetan di sekitar Cibubur terutama di Jalan Trans Yogi (Alternatif Cibubur).
"Penyelesaikan underpass Cibubur masih setahun lagi, akhir tahun 2013 lah selesai," katanya.
[url]http://finance.detik..com/read/2013/01/09/175340/2137628/4/teknik-konstruksi-underpass-cibubur-pertama-kali-dilakukan-di-indonesia[/url]
Spoiler for Berita 2:
Jakarta - Proyek underpass di Tol Cibubur berimbas pada kerusakan jalan di jalur tol arah Bogor. Kemacetan pun tak terhindarkan.
Pantauan detikcom, pukul 21.30 WIB, Rabu (9/1/2013), kepadatan terasa mulai KM 7. Sebelum itu, kemacetan juga sudah terlihat sejak tol di sekitar TMII.
Penyebab macet adalah jalan bergelombang yang ditimbulkan akibat proyek underpass tol Cibubur. Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional IV Kementerian PU Masrianto memastikan jalan gelombang itu ada karena jacking system. Kerusakan jalan baru bisa diperbaiki akhir bulan Januari 2013.
"Ini konsekuensi dari penggunaan jacking system dalam pembuatan underpass Cibubur," kata Masrianto.
Naiknya permukaan tanah pada jalan tol Jagorawi di bagian tersebut membuat pihak Jasa Marga selaku pengelola tol memasang rambu-rambu lalu lintas agar pengguna tol memperlambat kendaraannya. Hasilnya kemacetan di lintasan setelah pintu tol ke arah Bogor tersebut tak bisa dihindari.
"Nantinya kenaikan aspal itu akan dipotong. Kenaikan permukaan aspal ini efek dari dorongan beton di bawahnya, itu salah satu risiko teknik membangun underpass dengan jacking system. Jadi untuk menghilangkan itu aspal akan dipotong. Kita target Januari ini selesai. Kalau sudah selesai maka atapnya kita ratakan akhir Januari selesai," katanya.
[url]http://news.detik..com/read/2013/01/09/214731/2137836/10/macet-akibat-jalan-bergelombang-di-tol-cibubur-makin-parah?9922032[/url]
Pantauan detikcom, pukul 21.30 WIB, Rabu (9/1/2013), kepadatan terasa mulai KM 7. Sebelum itu, kemacetan juga sudah terlihat sejak tol di sekitar TMII.
Penyebab macet adalah jalan bergelombang yang ditimbulkan akibat proyek underpass tol Cibubur. Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional IV Kementerian PU Masrianto memastikan jalan gelombang itu ada karena jacking system. Kerusakan jalan baru bisa diperbaiki akhir bulan Januari 2013.
"Ini konsekuensi dari penggunaan jacking system dalam pembuatan underpass Cibubur," kata Masrianto.
Naiknya permukaan tanah pada jalan tol Jagorawi di bagian tersebut membuat pihak Jasa Marga selaku pengelola tol memasang rambu-rambu lalu lintas agar pengguna tol memperlambat kendaraannya. Hasilnya kemacetan di lintasan setelah pintu tol ke arah Bogor tersebut tak bisa dihindari.
"Nantinya kenaikan aspal itu akan dipotong. Kenaikan permukaan aspal ini efek dari dorongan beton di bawahnya, itu salah satu risiko teknik membangun underpass dengan jacking system. Jadi untuk menghilangkan itu aspal akan dipotong. Kita target Januari ini selesai. Kalau sudah selesai maka atapnya kita ratakan akhir Januari selesai," katanya.
[url]http://news.detik..com/read/2013/01/09/214731/2137836/10/macet-akibat-jalan-bergelombang-di-tol-cibubur-makin-parah?9922032[/url]
0
4.4K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan