Boleh jadi gagasan ini akan membuat polemik di masyarakat. Komisi D DPRD Surabaya akan merancang raperda tentang pemberian nama untuk bayi yang baru lahir.

Jika terwujud jelas perda ini akan jadi perdebatan mengingat selama ini untuk memberi nama bayi adalah domain orang tua masing masing. Tapi dengan adanya perda ini, nama bayi akan diintervensi Pemkot Surabaya.

Produk hukum ini rencananya akan dimasukkan sebagai raperda inisiatif anggota DPRD. Artinya, raperda bukan pemkot yang mengajukan. Tetapi DPRD dengan hak yang dimilikinya memang mempunyai kewenangan untuk mengajukan raperda.

“Kita punya angan-angan seperti itu. Kita sedang matangkan untuk mengusulkan raperda inisitif tentang nama anak ini,” kata Baktiono, Ketua Komisi D.

Dengan guyon ia mengatakan komisinya sudah membahas dua raperda tentang nama, yakni raperda nama jalan dan nama rumah sakit Bhakti Dharma Husada (BDH). Namun khusus nama anak, ia menegaskan pihaknya bukan guyonan.

Menurut dia, raperda ini penting bagi Surabaya sebagai “tetenger” setiap anak yang asli kelahiran Kota Pahlawan ini. Politisi FPDIP ini menjelaskan setiap anak asli Surabaya penting memiliki nama yang menjadi ciri khas Surabaya. Hal ini sebagai pengenal bahwa anak tersebut memang asli lahir di ibu kota Jawa Timur ini. “Sehingga di manapun anak ini, melihat namanya akan langsung diketahui bahwa dia adalah anak Surabaya,” jabar Baktiono.

Nama apa yang menjadi ciri khas Surabaya? Anggota dewan tiga periode ini mengatakan masih akan dibahas. “Nanti akan kita cari. Konsepnya nama-nama akan dibagi per dapil (daerah pemilihan) atau per kecamatan,” jawab dia. Dengan cara itu, tambah Baktiono, akan akan langsung diketahui dari kecamatan mana ia berasal.

Eddie Budi Prabowo, Wakil Ketua Komisi D menimpali konsep raperda inisiatif tentang nama anak ini bukan hal aneh. Ia membantah jika dengan raperda ini pemkot-DPRD akan cawe-cawe dalam memberikan nama anak. Eddie menegaskan kewenangan memberikan nama tetap menjadi hak prerogatif orang tua masing-masing.

“Namun kita usulkan untuk memberikan nama tambahan agar menjadi pengenal bahwa anak itu adalah asli kelahiran Surabaya,” ujarnya.

Bagaimana jika anak itu pindah domisili ke luar kota? Mantan ketua DPD Partai Golkar Surabaya ini mengutarakan nama anak tidak akan mempengaruhi proses pindah alamat atau domisili. “Yang jelas, pindah di manapun, orang akan langsung bisa mengetahui bahwa dia asli kelahiran Surabaya hanya dengan mengetahui namanya,” jawab Eddie.