- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
50 Persen Makanan di Dunia Terbuang Percuma


TS
deptcolect
50 Persen Makanan di Dunia Terbuang Percuma
Quote:

Jumlah makanan yang terbuang ini sangat ironis jika dibandingkan dengan kelaparan yang melanda anak-anak di region Sahel, Afrika.
Quote:
Di saat satu miliar orang kelaparan di seluruh dunia, laporan terbaru yang dirilis oleh Institute of Mechanical Engineers (IME), London, Inggris, menyebut 30 hingga 50 persen makanan di jagat terbuang percuma.
Dalam laporan berjudul "Global food, waste not, want not" disebutkan beberapa alasan makanan terbuang percuma di negara-negara berkembang. Antara lain tidak efisiennya metode panen, penyimpanan yang buruk, dan sistem transportasi yang tidak memadai.
Secara keseluruhan, ini terjadi di negara-negara berkembang karena tidak mendukungnya infrastruktur. Dampaknya adalah setengah dari pangan yang diproduksi tidak sampai ke perut masyarakat.
Sedangkan di Eropa dan AS, makanan terbuang percuma karena perilaku penjual dan pembeli. "Penjualan secara berlebih dan promo diskon harga membuat pembeli membeli lebih dari yang sebenarnya mereka butuhkan dan tidak menghargai makanan," ujar Sonia Gandiaga sebagai peneliti lingkungan yang merilis laporan ini, Kamis (10/1).
Jumlah makanan yang terbuang ini sangat ironis jika dibandingkan dengan kelaparan yang melanda anak-anak di region Sahel, Afrika. Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, menyebut, pada Desember 2011, 1,1 juta anak kelaparan di Sahel dan butuh bantuan khusus.
Kelaparan menyebabkan dampak yang sama hancurnya dengan bencana alam. Kekurangan makanan ini juga yang bertanggung jawab atas kematian lebih dari sepertiga anak di negara-negara berkembang. Kelaparan menumpulkan kecerdasan, menurunkan produktivitas, dan melanggengkan kemiskinan.
Ditambahkan oleh IME, untuk mengantisipasi tambahan tiga miliar ledakan penduduk di masa mendatang, generasi saat ini harus mengurangi kebiasaan membuang makanan. "Kita berpotensi menyediakan 60 hingga 100 persen makanan lebih banyak dengan mengeleminasi (makanan) yang dibuang," ujar Gandiaga.
Dalam laporan berjudul "Global food, waste not, want not" disebutkan beberapa alasan makanan terbuang percuma di negara-negara berkembang. Antara lain tidak efisiennya metode panen, penyimpanan yang buruk, dan sistem transportasi yang tidak memadai.
Secara keseluruhan, ini terjadi di negara-negara berkembang karena tidak mendukungnya infrastruktur. Dampaknya adalah setengah dari pangan yang diproduksi tidak sampai ke perut masyarakat.
Sedangkan di Eropa dan AS, makanan terbuang percuma karena perilaku penjual dan pembeli. "Penjualan secara berlebih dan promo diskon harga membuat pembeli membeli lebih dari yang sebenarnya mereka butuhkan dan tidak menghargai makanan," ujar Sonia Gandiaga sebagai peneliti lingkungan yang merilis laporan ini, Kamis (10/1).
Jumlah makanan yang terbuang ini sangat ironis jika dibandingkan dengan kelaparan yang melanda anak-anak di region Sahel, Afrika. Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, menyebut, pada Desember 2011, 1,1 juta anak kelaparan di Sahel dan butuh bantuan khusus.
Kelaparan menyebabkan dampak yang sama hancurnya dengan bencana alam. Kekurangan makanan ini juga yang bertanggung jawab atas kematian lebih dari sepertiga anak di negara-negara berkembang. Kelaparan menumpulkan kecerdasan, menurunkan produktivitas, dan melanggengkan kemiskinan.
Ditambahkan oleh IME, untuk mengantisipasi tambahan tiga miliar ledakan penduduk di masa mendatang, generasi saat ini harus mengurangi kebiasaan membuang makanan. "Kita berpotensi menyediakan 60 hingga 100 persen makanan lebih banyak dengan mengeleminasi (makanan) yang dibuang," ujar Gandiaga.
Quote:
1,3 Miliar Ton Lebih Makanan Terbuang Setiap Tahun
Quote:
Sebanyak sepertiga makanan yang diproduksi di dunia setiap tahun --sebanyak 1,3 miliar ton-- hilang atau terbuang, kata Organisasi Pertanian dan Pangan PBB (FAO), Rabu (11/5).
"Mengingat ketersediaan terbatas sumber daya alam, lebih efektif untuk mengurangi hilangnya makanan daripada meningkatkan produksi pangan guna memberi makan penduduk dunia yang bertambah," kata FAO di dalam satu laporan yang dikutip AFP.
FAO menyatakan jumlah makanan yang hilang atau terbuang setiap tahun sama dengan lebih dari separuh panen sereal tahunan dunia. Padahal sebanyak 925 juta orang di seluruh dunia masih menderita kelaparan.
Menurut laporan tersebut, masalah di dunia berkembang terutama adalah hilangnya pangan --misalnya, melalui gagal panen dan prasarana yang buruk. Di berbagai negara industri, masalah itu lebih berupa "pengecer dan pelanggan membuat bahan makanan yang benar-benar layak dimakan ke tempat sampah".
Laporan tersebut mendapati pelanggan di Eropa dan Amerika Utara menyia-nyiakan antara 95 dan 115 kilogram makanan setiap tahun.
Laporan itu menyatakan di industri pengecer, terjadi "penekanan yang berlebihan dalam hal penampilan". "Survei menunjukkan bahwa pelanggan bersedia membeli produk yang tak memenuhi standar selama itu aman dan terasa nikmat," katanya.
"Pelanggan di negara kaya biasanya terdorong untuk membeli lebih banyak makanan dibandingkan dengan yang mereka perlukan," katanya. Laporan tersebut memberi contoh makanan siap-makan yang berlebihan yang diproduksi oleh industri pangan dan bufet harga pas di berbagai restoran.
Data itu dimuat di dalam laporan yang disiapkan oleh FAO dari Institute for Food and Biotechnology for "Save Food!", Swedia --konferensi yang akan diselenggarakan di Jerman pada penghujung Mei.
"Mengingat ketersediaan terbatas sumber daya alam, lebih efektif untuk mengurangi hilangnya makanan daripada meningkatkan produksi pangan guna memberi makan penduduk dunia yang bertambah," kata FAO di dalam satu laporan yang dikutip AFP.
FAO menyatakan jumlah makanan yang hilang atau terbuang setiap tahun sama dengan lebih dari separuh panen sereal tahunan dunia. Padahal sebanyak 925 juta orang di seluruh dunia masih menderita kelaparan.
Menurut laporan tersebut, masalah di dunia berkembang terutama adalah hilangnya pangan --misalnya, melalui gagal panen dan prasarana yang buruk. Di berbagai negara industri, masalah itu lebih berupa "pengecer dan pelanggan membuat bahan makanan yang benar-benar layak dimakan ke tempat sampah".
Laporan tersebut mendapati pelanggan di Eropa dan Amerika Utara menyia-nyiakan antara 95 dan 115 kilogram makanan setiap tahun.
Laporan itu menyatakan di industri pengecer, terjadi "penekanan yang berlebihan dalam hal penampilan". "Survei menunjukkan bahwa pelanggan bersedia membeli produk yang tak memenuhi standar selama itu aman dan terasa nikmat," katanya.
"Pelanggan di negara kaya biasanya terdorong untuk membeli lebih banyak makanan dibandingkan dengan yang mereka perlukan," katanya. Laporan tersebut memberi contoh makanan siap-makan yang berlebihan yang diproduksi oleh industri pangan dan bufet harga pas di berbagai restoran.
Data itu dimuat di dalam laporan yang disiapkan oleh FAO dari Institute for Food and Biotechnology for "Save Food!", Swedia --konferensi yang akan diselenggarakan di Jerman pada penghujung Mei.

1,3 Miliar ton makanan terbuang sia sia.Sementara ada 1,1 juta anak di afrika yang kelaparan

0
2.9K
Kutip
29
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan