

TS
adhemy
Menjejakkan Kaki di Aceh Baru
Langsung aje gan...Ane mau share aja semoga dapet
dari yang udah ISO..
Saat Ane Mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda beberapa waktu lalu
, semua terlihat berbeda. Tak tampak lagi bangunan porak-poranda sisa tsunami yang Ane lihat di TV tahun 2006.
ga ada lagi kesan daerah perang dan mobil-mobil PBB berseliweran di jalan. Kini jalan raya dari bandara menuju kota dihiasi pepohonan rindang menghijau.
Dengan mobil sewaan, Ane langsung meluncur ke warung dekat Taman Makam Pahlawan. Maklum, dari pagi Ane baru sempat makan sepotong donat dalam pesawat. Rasa lapar Ane langsung terpuaskan ketika menyantap sepiring nasi ditambah kari kambing yang panas mengepul. Juga segelas es ketimun yang selain segar, juga berfungsi menurunkan naiknya tekanan darah akibat daging kambing.

Museum Tsunami Aceh yang baru saja dibuka.
Sambil makan, ingatan Ane melayang kembali ke tahun 2006-2008, masa-masa saat di Aceh untuk program rehabitasi pascatsunami. Dan Ane ingat, banyak jendela mobil ditempeli stiker “Hana angkot beude” yang berarti ga ada senjata dalam kendaraan ini. Jalanan tampak gersang karena banyak pohon mati terhempas gelombang tsunami. Betapa Aceh kini sudah berbeda.

Kari Kambing yang tengah dimasak di wajan raksasa.
Puas menyantap kari kambing, di salah satu makanan favorit orang Aceh, Ane melanjutkan perjalanan ke PLTD Apung I, sebuah kapal pembangkit listrik yang dulu ditambatkan di Pelabuhan Ulee Lheue guna menyuplai listrik ke Banda Aceh. Terjangan tsunami menghempaskan kapal berbobot 2600 ton ini sejauh 3 kilometer dari bibir pantai.

Kapal PLTD Apung I yang dihempaskan tsunami ke daratan.
Bila pada 2006 masih terlihat banyak bangkai mobil dan reruntuhan rumah di bawah lambung kapal, kini area sekitar kapal telah dibangun menjadi situs peringatan tsunami,
dengan akses bagi pengunjung memasuki kapal. Gratis kok untuk masuk di salah satu objek wisata andalan Banda Aceh ini, namun ada kotak untuk menampung sumbangan pengunjung.
Ane pergi ke Masjid Raya Baiturrahman di pusat kota. Masjid ini dulu juga menjadi saksi bisu tsunami, sekaligus keajaiban. Agan ingat potongan video yang menggambarkan orang-orang menaiki atap dan pepohonan di sekitar masjid ketika menyelamatkan diri? Tetapi air laut hanya sampai ke tangga masjid (tidak masuk ke dalam) meski bangunan di sekelilingnya terendam.

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh
Di sebelah Masjid Baiturrahman ada Pasar Atjeh yang ramai dengan aneka ragam barang. Salah satu cenderamata yang sering dibeli di pasar ini adalah perhiasan emas. Emas Aceh memang dianggap lebih bagus daripada emas dari daerah lain.
Selama berlibur di Aceh Ane mengunjungi Museum Aceh, Kerkhoff (kuburan tentara Belanda yang jadi bukti kegigihan rakya Aceh melawan penjajah), serta rumah Cut Nyak Dhien. Rumah asli pejuang wanita ini dibakar Belanda, tetapi kemudian dibangun lagi di atas fondasi asli.
Aceh yang Ane lihat sekarang sudah bergeliat. “Mungkin inilah disebut Aceh baru,” kata Kamal, pengemudi mobil sewaan yang mengantar Ane keliling kota.

tolong
buat TS

TS GA NGAREPIN
SEMOGA THREAD ANE DAPET BERMANFAAT BUAT KITA SEMUA
AND SEMOGA THREAD INI JADI
AMIEN..


Saat Ane Mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda beberapa waktu lalu



Dengan mobil sewaan, Ane langsung meluncur ke warung dekat Taman Makam Pahlawan. Maklum, dari pagi Ane baru sempat makan sepotong donat dalam pesawat. Rasa lapar Ane langsung terpuaskan ketika menyantap sepiring nasi ditambah kari kambing yang panas mengepul. Juga segelas es ketimun yang selain segar, juga berfungsi menurunkan naiknya tekanan darah akibat daging kambing.


Museum Tsunami Aceh yang baru saja dibuka.

Sambil makan, ingatan Ane melayang kembali ke tahun 2006-2008, masa-masa saat di Aceh untuk program rehabitasi pascatsunami. Dan Ane ingat, banyak jendela mobil ditempeli stiker “Hana angkot beude” yang berarti ga ada senjata dalam kendaraan ini. Jalanan tampak gersang karena banyak pohon mati terhempas gelombang tsunami. Betapa Aceh kini sudah berbeda.

Kari Kambing yang tengah dimasak di wajan raksasa.

Puas menyantap kari kambing, di salah satu makanan favorit orang Aceh, Ane melanjutkan perjalanan ke PLTD Apung I, sebuah kapal pembangkit listrik yang dulu ditambatkan di Pelabuhan Ulee Lheue guna menyuplai listrik ke Banda Aceh. Terjangan tsunami menghempaskan kapal berbobot 2600 ton ini sejauh 3 kilometer dari bibir pantai.


Kapal PLTD Apung I yang dihempaskan tsunami ke daratan.
Bila pada 2006 masih terlihat banyak bangkai mobil dan reruntuhan rumah di bawah lambung kapal, kini area sekitar kapal telah dibangun menjadi situs peringatan tsunami,

Ane pergi ke Masjid Raya Baiturrahman di pusat kota. Masjid ini dulu juga menjadi saksi bisu tsunami, sekaligus keajaiban. Agan ingat potongan video yang menggambarkan orang-orang menaiki atap dan pepohonan di sekitar masjid ketika menyelamatkan diri? Tetapi air laut hanya sampai ke tangga masjid (tidak masuk ke dalam) meski bangunan di sekelilingnya terendam.


Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh
Di sebelah Masjid Baiturrahman ada Pasar Atjeh yang ramai dengan aneka ragam barang. Salah satu cenderamata yang sering dibeli di pasar ini adalah perhiasan emas. Emas Aceh memang dianggap lebih bagus daripada emas dari daerah lain.

Selama berlibur di Aceh Ane mengunjungi Museum Aceh, Kerkhoff (kuburan tentara Belanda yang jadi bukti kegigihan rakya Aceh melawan penjajah), serta rumah Cut Nyak Dhien. Rumah asli pejuang wanita ini dibakar Belanda, tetapi kemudian dibangun lagi di atas fondasi asli.

Aceh yang Ane lihat sekarang sudah bergeliat. “Mungkin inilah disebut Aceh baru,” kata Kamal, pengemudi mobil sewaan yang mengantar Ane keliling kota.


tolong




TS GA NGAREPIN

SEMOGA THREAD ANE DAPET BERMANFAAT BUAT KITA SEMUA
AND SEMOGA THREAD INI JADI


Diubah oleh adhemy 31-12-2012 00:08






Mr. DAY dan 4 lainnya memberi reputasi
5
4.7K
55


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan