Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

daen09Avatar border
TS
daen09
Yang Salah Bukan Kurikulum, Tapi Tujuan Pendidikan Itu Sendiri
Belajar Bukan Mengisi Tapi Mengeluarkan Potensi

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes (id.shvoong.com). Dengan kata lain belajar bisa diibaratkan proses memasukkan air dalam gelas, dan dievaluasi dengan cara menumpahkan air tersebut kedalam sebuah tulisan sehingga dapat diketahui berapa jumlah air yang dimasukkan kedalam gelas tersebut. Konsep ini tidak memperdulikan kapasitas penerimaan seorang siswa apakah bisa menampung seluruhnya, separo, ataupun tidak sama sekali dibuktikan dengan proses penilaian dengan cara melakukan evaluasi secara merata sehingga akan terjadi ketimpangan pemerolehan ilmu dengan parameter angka ataupun huruf. Hal ini yang akan terjadi jika perspektif tujuan suatu pembelajaran adalah untuk memberikan atau mengisi ilmu terhadap siswa.

Hal yang sangat kontras jika prespektif tujuan pembelajaran adalah mengeluarkan potensi peserta didik, evaluasi akan dilakukan berdasarkan seberapa jauh peserta didik mengembangkan potensinya. Parameter yang menunjukkan perkembangan potensi diri antara lain kemampuan dasar (tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap), etos kerja (ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan), dan kepribadian (http://id.wikipedia.org/wiki/Potensi_diri). Beberapa contoh evaluasi untuk mengetahui potensi diri peserta didik antara lain bisa dilihat daftar hadir waktu kuliah, melakukan test secara lisan, serta memberikan tugas sesuai dengan batas kemampuan peserta didik. Sehingga angka atau huruf yang keluar akan menunjukkan seberapa jauh peserta didik berkembang bukan seberapa ilmu yang sudah ditampung di kepalanya.

Dampak perbedaan prespektif tujuan pembelajaran sangat berpengaruh pada pemahaman diri dari peserta didik. Jika hasil evaluasi untuk menunjukkan seberapa jauh peserta didik mengembangkan potensi maka dalam diri peserta didik akan termotivasi untuk semakin mengembangkan dirinya sendiri untuk mencapai katagori “A” atau “100”. Jika hasil evaluasi untuk menunjukkan seberapa jauh peserta didik menerima maka dalam diri peserta didik haya ada dua kalimat “saya itu pintar” dan “saya itu bodoh”, maka yang akan terjadi adalah pembunuhan potensi-potensi peserta didik yang dianggap “bodoh”, sedangkan potensi itu masih terpendam dan harus dikembangkan.(surabaya, 060113, office EPC)



itu tulisan ane, buat tugas bahasa indonesia.heheheh...sekalian berpendapat buat guru,dosen,siswa, dan mahasiswa..........inilah kita yang sebenarnya.
maafgan, newbie haya mencoba berpendapat dengan persoalan bangsa.
Diubah oleh daen09 08-01-2013 05:49
0
1.9K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan