UncloudedEyesAvatar border
TS
UncloudedEyes
The Elevator | Part 1 [cerita horror]
Ditulis Oleh : UncloudedEyes
Tanggal : 23/12/2012

Dan aku selalu tertawa mendengar semua cerita omong kosong itu. Ya, mana ada lift membawa orang-orang di dalamnya menghilang entah kemana dan tak pernah kembali lagi, dari ceritanya sih aku pernah dengar mereka dibawa ke dunia lain. Dasar otak bocah terlalu percaya dengan cerita bodoh seperti itu.

Teman-teman sekantorku masih saja membahas beberapa orang yang menghilang akhir minggu lalu. Kalian tahu, aku bosan mendengarnya. Bisa jadi mereka resign tanpa alasan dan mengganti nomor handphonenya sehingga berkesan menghilang. Atau mungkin dia kecelakaan dan lupa ingatan, hahaha prediksi yang bodoh dariku. Yang jelas aku tetap tidak percaya dengan semua omongan gila itu.

“Hai Cath, sekarang sudah jam pulang, apa kau overtime lagi?” tepuk Martha di pundakku yang membuyarkan konsentrasiku di layar komputer,
“sepertinya begitu, beberapa tugasku belum selesai, lebih baik kau pulang dulua, nanti aku bisa pulang naik taksi, terima kasih tumpangannya tadi pagi” senyumku lembut,
“ok lah, semoga pekerjaanmu cepat selesai” ucap Martha sambil berlalu.

Ya, tugas menumpuk karena 3 hari lalu aku sempat terkena flu dan demam yang menyebabkan aku harus absen kerja, juga beberapa file yang hampir saja aku kehilangan alurnya. Namun akhirnya masih bisa kutelusuri.

Pukul 21.05, kuputuskan untuk berkemas dan segera turun dari lantai 11 ini. Aku menghela nafas, akhirnya 70% dari tugasku bisa terkerjakan, tinggal 30% nya saja yang besok siang harus ku selesaikan. Jaket coklat kesayanganku ditambah syal corak putih hitam menambah hangat malam dingin ini, apalagi AC di ruangan tadi yang membuat permukaan kulitku menggigil.

Masih ada segelintir orang di kantor, beberapa staff dan back office masih overtime, mungkin membahas rencana pendataan aktifitas buat besok. Ah, bukan bagianku, yang jelas aku tumpukan tugasku tadi sudah hampir selesai.

Kutekan tombol turun di dinding sebelah lift, menunggu untuk beberapa menit sampai lift bertengger di lantai 11. Pintunya terbuka, kulangkahkan kaki masuk ke kotak besi ini. Seorang diri di lift ini adalah hal wajar seperti biasanya turun dan terus turun sampai ke lantai G.




10, 9, 8, 7, 6, 5, 4
“ting” berhenti di lantai 4, saat pintu lift terbuka serasa udara dingin ikut masuk, gelap, tak terlihat seorangpun di luar sana, kutekan kembali tombol close. Toh siapa juga yang ingin turun di lantai 4.
3, 2, M, G
“ting” nah saat nya kali ini kulangkahkan kaki keluar dan menunggu taksi di lobby.

***

Masih terlalu pagi aku bangun, boss sialan kenapa harus ada meeting mendadak dan memanggilku untuk datang di pukul 6.15. Aku bersiap untuk mandi dan langsung berangkat ke kantor. Pukul 6.07 aku sudah sampai di lobby dan segera berlari menuju lift, kutekan angka 11.

G, M, 2, 3, 5

sebentar, bukankan semalam lift sempat berhenti di lantai 4?, seharusnya tidak ada lantai 4 di gedung ini, ah mungkin semalam aku hanya salah lihat.

6, 7, 8, 9, 10,

Satu lantai lagi aku sampai di kantor, ku rapikan rambut yg tadi sempat acak-acakan karena berlarian.

“ting” pintu lift terbuka, masih sangat sepi dan wajar karena masih jauh dari jam kerja, kulihat ke arah resepsionis, eits maaf sepertinya aku salah lantai ini bukan kantorku, kutekan kembali lift, kutunggu namun tak kunjung terbuka. Kulihat sekeliling tertera papan kecil bertuliskan “4th” itu artinya aku ada di lantai 4 yg seharusnya tidak ada di gedung ini, aneh.

Kubuka handphoneku bermaksud menghubungi boss untuk memberitahunya mungkin aku sedikit telat untuk hadiri meeting, sial ternyata pulsaku habis, pintu lift pun tak kunjung terbuka.

Angin berhembus dari arah belakang, tercium sedikit aroma tidak sedap, tapi sepertinya aku tidak asing dengan aroma ini, kalau tidak salah ini bau gas, kutengok belakangku dan ledakan besarpun terjadi, api membakar tubuhku, panasnya sungguh kuar biasa dan aku pun tak bisa melihat apa-apa lagi, semua menjadi gelap.

***

Aku terkejut, mata terbuka dan tubuhku penuh keringat dingin, ternyata aku masih di kasur kamar kesayanganku, semuanya sungguh terasa nyata. Kubuka handphone dan melihat ada 1 panggilan tak terjawab dan 1 pesan masuk, ternyata dari boss.

Boss
Selasa, 12.08.2004 05.30
Hi Cath, hari ini ada meeting mendadak, kuharap kau segera datang sebelum pukul 06.15


6.15? Apa artinya ini, dengan langkah takut aku mematuhi perintah boss, segera mandi dan berdandan lalu siap berangkat ke kantor.

G, M, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10,

Kurapikan rambutku, bersiap melangkah keluar setelah sampai di lantai 11.

“ting” pintu lift terbuka dan keadaan memang masih sepi, kepalaku melongok keluar dan melihat sekeliling, syukurlah lantai ini benar kantorku Lt. 11 – PT. Exima Arthanuansa. Di resepsionis pun sudah ada nona penjaganya.

Aku segera melangkah ke ruangan, menaruh jacket dan tas LV hitam kesayanganku. Sepertinya masih cukup waktu untuk ke toilet dan membenahi make up ku yang sedikit luntur akibat keringat.

Selesai sudah aku berdandan, keluar dari toilet dan inilah yang membuatku bingung, saat kubuka pintu toilet diluar sangatlah gelap, jarak pandang pun hanya bisa melihat sekitar 1,5 meter kedepan. Untung saja di dalam kantong make up ku ada korek api yang biasa aku gunakan merokok, di dasar korek nya ada lampu LED yg berfungsi sebagai senter.



Tidak seberapa terang, semua akses pintu terkunci, lift juga mati, pintu utama juga terkunci, di resepsionis pun tak ada nona penjaganya, setidaknya aku tau cara membuka pintu utama, kutekan satu tombol bertuliskan “left door”, haha bodohnya aku, listrik kan sedang padam pastilah tetap tidak bisa terbuka. Ini map kantorku di lantai 11 :



Sekarang aku berada diantara lift, hanya satu pintu yang tak pernah terkunci, pintu tembusan dari pantry ke jalan utama, ya sebaiknya aku lewat sana. Berjalan sendirian di kegelapan, namun yang ku herankan kemana perginya orang-orang tak ada satupun terlihat di dalam kantor, atau mereka sengaja mengerjaiku seperti ini. Awas kau boss, lelucon yang tidak lucu sama sekali.

Ketukan sepatuku di lantai menggema kemana-mana seakan berada di ruangan kosong yang tak pernah berisi, akhirnya sebelum masuk ke pintu pantry ada seseorang juga disana.

“Hi tuan, kenapa semua lampunya padam?” tanyaku sambil mempercepat langkah mendekatinya, dia berjalan mendekatiku, langkahnya sempoyongan, semakin mendekat semakin jelas karena sorot dari lampu senter yang ku genggam,

“Kyaaaaaaa!!!” aku teriak sekencangnya dan berbelok lari kembali menuju toilet, kalian tau apa yang aku lihat? Pria berlumur darah itu sangat menjijikan, tak ada sisa kepalanya selain dari rahang bawah ke lehernya, rahang atas hingga kepala bagian atasnya tak ada sisa lagi, darah terus mengucur dari belahan sisa rahang bawahnya itu.

“Cath, ada apa, kenapa kau tiba-tiba teriak seperti itu?”
“Martha?, kenapa kau ada disini?”
“Harusnya aku yang bertanya kenapa kau berteriak begitu kencang di toilet dan membuat kaget orang-orang, kau lihat? Di depan pintu mereka semua memperhatikanmu, aku yang mendengarmu berteriak langsung berlari menuju toilet”
“ehm..” aku kebingungan,
“kudengar dari resepsionis hari ini kau datang sangat awal, ada apa?” uluran tangannya membantuku berdiri yang sedari tadi jongkok di bawah washtafel.
“nanti aku ceritakan kepadamu, lebih baik kau suruh mereka semua pergi dan jangan mengerumuniku” pintaku pelan kepada Martha,

Setelah semua pergi dan aku kembali berjalan dengan gadis cantik berambut lurus ini menuju keruangan semuanya terasa normal tak terlihat tanda-tanda janggal di sekelilingku. Ku sempatkan bertanya kepada resepsionis dan dia bilang daritadi keadaan normal-normal saja, tak ada listrik padam dan sebagainya. Rasanya aku mendapati mimpi buruk lagi.

“Jadi, apa alasanmu datang begitu pagi?” tanya Martha sambil menyodorkan segelas air putih,
“Aku dapat pesan singkat dari boss untuk datang lebih awal karena ada meeting pukul 6.15,”
“meeting? Hi Cath, tidak ada jadwal meeting hari ini, bahkan boss pun belum datang.” Martha mengerutkan kulit dahinya.
“tapi aku bisa buktikan ada pesan dari dia” kubongkar tasku dan mengambil handphone di dalamnya, saat kubuka kotak masuk kudapati ternyata tak ada sms ataupun panggilan masuk tadi pagi. Aneh, aku semakin bingung.
“Mana? Mungkin kau mengigau”
“Martha, sepertinya ada yang aneh, ada yang sengaja mengundangku kemari”
***
UPDATE

Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Diubah oleh UncloudedEyes 28-12-2012 10:52
0
22.3K
229
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan