Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

protesheroAvatar border
TS
proteshero
Tukang Bubur Naik Haji The Series Layak Tonton atau tidak !!!


Awalnya saya pikir sinetron Tukang Bubur The Series akan sebagus versi Ust. Yusuf Mansyur. Mungkin pada awalnya, namun ternyata jauh dari perkiraan bahkan cenderung menyimpang dari nilai-nilai yang sebenarnya ingin disampaikan. Memang, Tukang Bubur versi Ustz. Yusuf Mansyur hanya sekali tayang dan ceritanya langsung habis, berbeda dengan Tukang Bubur The Series yang nota bene kejar tayang. Meski sama-sama mengangkat kisah kehidupan H. Sulam si Tukang Bubur yang dengan kesabarannya bisa sukses, Tukang Bubur The Series lebih bertele-tele. Ceritanya berkembang tidak karuan, bahkan konflik antara H. Sulam dan H. Muhidin yang berkepanjangan akan memberikan pelajaran yang tidak baik kepada para penonton. Bagaimana tidak, niat H. Muhidin untuk mencelakakan H. Sulam maupun sifat dengkinya seharusnya tidak terlalu dibesar-besarkan, terlebih dengan kata-kata pantas yang sering dikeluarkan. Bahkan H. Sulam yang mestinya menjadi contoh malah ikut mengeluarkan kata-kata menghina semisal mengatakan bahwa mang Ojo adalah “bapaknya beruk”. Belum lagi ketimpangan ketika kita menyaksikan orang-orang yang mendapatkan bimbingan agama baik tidak mampu menyelesaikan masalah masing-masing. Misalnya permasalahan keluarga H. Sulam dengan fitnah H. Muhidin dan istri. Ikhtiar mereka terkesan minim dan cenderung pasrah, dan di samping itu tidak ada kemauan keras baik dari Ustz. Zakaria, Robby maupun masyarakat untuk ikut membantu menyelesaikannya. Kemudian permasalahan Robby dengan Rumana yang seharusnya bisa diselesaikan dengan mudah mengingat Robby merupakan seorang yang cerdas, malah terlalu didramatisir. Di sini diceritakan pula bagaimana masyarakat yang mudah terprovokasi, tidak pintar dan tidak cerdas cara memilah antara kebenaran dengan fitnah.

Sekarang kita memasuki wilayah syariat. Mungkin Anda ingat bagaimana ketika Rere dan Robby berada dalam satu ruangan dan meminta seseorang untuk menemani mereka karena berduaan dengan lawan jenis dilarang agama? Lalu bagaimana dengan keadaan ketika Robby membonceng Rere? Bukankah ini saling bertentangan antara satu adegan dengan yang lain?

Meski film ini menyampaikan pesan moral agama, namun alangkah sayangnya banyak adegan ketika Atikah tidak berpakaian dan berprilaku dengan sepantasnya. Atikah digambarkan dengan dandanan menor, mengumbar aurat dan kegenitan perempuan.

Munculnya cerita baru dengan kehadiran Kardun semakin menambah “ketidaklayakan untuk ditontonnya sinetron ini”. Kardun ditampilkan sebagai sosok yang melecehkan perempuan dan memberi kesan seolah-olah berpoligami merupakan sebuah kesalahan!

Sinetron ini kini menduduki rating pertama di jam tayang prima dimana ditonton jutaan orang diseluruh Indonesia. Apakah para kru, pemain maupun pihak televisi tidak sadar bahwa sinetron ini tengah mengajarkan sesuatu yang tidak pantas?

Saya hanya berharap tulisan ini membantu pembaca untuk sadar memilah tayangan yang baik terutama untuk anak-anak, dan sekaligus menjadi pemicu agar tetap kritis terhadap tayangan-tayangan di televisi terlebih kita akan segera memasuki bulan Ramadhan.

SUMBER
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 23 suara
LANJUTKAN ATAU SUDAHI SAJA
LANJUTKAN DONG
26%
SUDAHI SAJA LAH
57%
BELUM PERNAH NONTON GAN
17%
0
6.6K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan