- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gan,gimana menurut agan agan tentang cerpen ini?


TS
duajuni09
Gan,gimana menurut agan agan tentang cerpen ini?
Quote:
Rumah tak berkunci
“Kenapa?”
Pertanyaan itu bergantung di langit malam kota yang bising. Semua berjalan begitu cepat seperti di kejar waktu. Cahaya-cahaya yang berkelebat semakin menyesakkan kedua anak cucu adam yang duduk bersisian di halte bis yang ramai itu. Tak ada yang sama setelah tiga tahun kepergian Sirius ke luar negeri. Tak ada yang sama lagi ketika Vyn memutuskan untuk membalik lembar hidupnya tanpa Sirius. Tak ada yang sama, kecuali perasaan rindu yang sama-sama tertahan memenuhi perasaan, fikiran, dan tubuh keduanya. Rindu itu membuat rasa dingin yang ngilu mendekap keduanya. Sesak.
Vyn memandang wajah lelaki di sampingnya yang tampak lebih tirus, menanti jawaban yang apapun itu pasti akan tetap melukai hatinya.
Sirius menghela nafas panjang nan berat. Ia lelah, sangat lelah. Tapi ia harus segera mengakhiri perjalanannya. Laki-laki pemilik mata teduh itu berbalik menatap lekat-lekat wajah gadis di sampingnya. Ia mencari apa yang telah di tinggalkannya dulu.
Ia masih mengingat bagaimana gadis lugu itu menyatakan perasaan padanya 8 tahun lalu di halte ini. Ketika hujan rintik-rintik menjelang senja. Dengan keyakinan penuh dan rasa percaya diri yang tinggi, Vyn mengatakan bahwa menyukai dirinya, seperti tokoh-tokoh kartun dalam komik yang dulu sering dibacanya. Munafik jika ada laki-laki yang berkata Vyn tidak menarik. Vyn gadis pintar yang lucu. Matanya seperti mata boneka. Sirius juga menyukai Vyn. Dan hubungan keduanya berjalan dengan sangat aneh.
“Dia pacarmu?” Tanya teman-teman Sirius ketika melihat kedekatan di antara Sirius dan Vyn. Sirius tertawa mendengar pertanyaan itu.
“Bukan. Kami tidak pacaran. Kalian tau dia bukan perempuan dewasa seperti tipeku.” Jawab Sirius sambil terus menatap Vyn yang pergi menjauh setelah menghantarkan kotak bekal berisi roti bakar kesukaannya.
“Kalian terlihat begitu dekat.”
Sirius tersenyum mengingat kedekatannya dengan Vyn. Pulang pergi ke kampus mereka sering bersama. Vyn selalu mencemaskannya ketika sakit. Membawakan bekal untuknya. Mengingatkannya makan dan beristirahat. Sangat perhatian, membuat jiwa kelaki-lakiannya tersanjung.
“Kenapa kau lakukan ini?” Tanya Sirius pada suatu hari ketika berjalan pulang bersama dengan Vyn.
“Karena aku menyukaimu dan mencintaimu” Jawab Vyn tanpa keraguan. Sirius menghentikan langkahnya di ikuti Vyn yang menatapnya bingung. Seharusnya dia yang bingung, kenapa Vyn bisa seperti itu, selalu memberi.
“Tapi kita tidak, eng.. maksudku aku menganggap hubungan kita seperti layaknya sebuah persahabatan.”
Raut wajah Vyn terlihat murung, ia tertunduk. Tapi hanya sebentar, wajah matahari terbit itu lalu kembali seperti semula. Vyn tersenyum dan menggangguk.
“Tak apa. Aku akan tetap menyukai dan mencintaimu. Apa kau keberatan?”
Sirius sontak tertawa dan menggeleng.
“Bukan itu. Bagaimana nanti jika aku mencintai wanita lain?”
Vyn hanya tersenyum. Ya, hanya tersenyum dan menarik lengan Sirius kembali berjalan pulang. Setelah itu hubungan mereka berjalan aneh kembali seperti semula. Tak ada ikatan. Sirius tak pernah meminta, namun Vyn selalu memberi. Walau ketika Sirius menjalin hubungan dengan wanita lain, Vyn tetap memberi.
Munafik jika Vyn tak merasa sakit dan cemburu. Dia telah memilih mencintai Sirius dengan caranya sendiri. Sahabatnya menganggap Vyn wanita yang bodoh, mau menyerahkan diri sepenuhnya pada laki-laki yang tak pernah memberikan kepastian. Vyn yang mau, Vyn yang bodoh. Atau Sirius yang bodoh tak menyadari ada wanita yang begitu mencintainya, yang telah menyerahkan diri seutuhnya untuk dirinya. Atau mungkin kisah mereka yang konyol. Tapi sialnya kebodohan dan kekonyolan itu telah menjebak mereka ke dalam kisah abu-abu tanpa kejelasan.
Sampai mereka menyadari kebodohan mereka masing-masing.

4 tahun mereka bersama. Sirius memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya keluar negeri. Ia adalah seorang laki-laki berambisi yang memiliki mimpi yang tinggi. Hal itu yang membuatnya memilih untuk tidak pernah serius dengan wanita. Untuk apa? Dia adalah seorang lelaki, dia bisa memilih siapa dan kapan, itu haknya. Dia juga memiliki magnet yang besar untuk menarik wanita yang di inginkannya. Ia berfikir rugi ketika mengikat diri.
Setelah itu, Sirius memulai hidup baru di negara baru. Menjadi mahasiswa baru yang biasa, menjalani hari-hari seperti biasa. Memilih wanita yang ia sukai, dan meninggalkannya ketika ia jenuh. Ia meyakinkan diri sedang mencari. Meyakini keragu-raguannya. Ia merasa lelah. Hingga ia menyadari kebodohannya sendiri.
Sirius kembali mengehela nafas mengingat itu, kali ini lebih berat karena di sesaki rindu. Rindu menatap mata boneka wanita yang sedang menunggu jawaban darinya.
“Kenapa?” Vyn kembali menanyakan alasannya kembali. Pertanyaan yang diburu penyesalan dan di sesaki kerinduan.
“Karena aku mencintaimu. Kau telah menjadi rumah bagiku, yang amat ku rindukan ketika kepergianku. Satu-satunya tempat yang ku miliki untuk kembali.” Jawab Sirius tanpa keraguan, seyakin Vyn waktu mengungkapkan perasaannya. Vyn menghela nafas berat mendengar jawaban itu. Ia terdiam cukup lama lalu melirik jam tangan yang melingkar manis di tangannya. Ia berusaha setenang mungkin menjinakkan emosi yang bercampur di hatinya.
“Tapi kau terlambat. Pesta pernikahanku selesai 1 jam 12 menit yang lalu. Selama ini aku menunggumu, beberapa detik sebelum pernikahanku pun, aku masih menunggumu. Tapi aku sadar, kenapa aku harus menunggu laki-laki yang tak yakin atas perasaannya sendiri sedangkan ada laki-laki lain yang penuh keyakinan meminangku. Aku tak mungkin menyia-nyiakannya seperti kau menyia-nyiakanku.”
Sirius sejenak terpana mendengar pernyataan Vyn. Dugaannya salah, dia fikir rumah yang di tinggalkannya tak berkunci akan aman-aman saja. Sirius tertunduk meremas rambutnya sendiri menyadari kebodohannya. Lantas kemana dia akan pulang sekarang?

Keduanya lalu terdiam. Merasakan keraiman malam kota yang khas. Memandang cahaya kendaraan yang berkelebat di wajah mereka. Mereka tak tau lagi apa yang harus dilakukan dan dibicarakan. Meski rindu yang mendekap keduanya masih menjalarkan rasa ngilu yang sangat.
***
dengan senang hati menerima kritikan^^
Diubah oleh duajuni09 30-12-2012 18:57
0
988
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan