- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mari Menduniakan Kuliner Indonesia


TS
Aditya Megantar
Mari Menduniakan Kuliner Indonesia
“We are what we eat” menjadi istilah yang sangat jamak terdengar. Meskipun demikian, istilah tersebut justru memiliki makna yang dalam. Seorang Sosiolog makanan bernama Lupton (1996) pernah mengatakan bahwa makanan dan kebiasaan makan itu bukan hanya sekedar kegiatan untuk memenuhi rasa lapar atau untuk memberikan energi pada tubuh semata, akan tetapi makanan dan kebiasaan makan itu justru mampu mengungkapkan identitas seseorang. Selain itu, makanan tidak hanya hasil dari sebuah kebudayaan akan tetapi sebenarnya dia masuk menjadi bagian dari budaya tersebut.
Oleh karena itu, berbicara tentang makanan sebenarnya tidak bisa hanya berhenti pada kelezatan, cara memasak, atau bahan-bahan yang digunakan. Namun, sebaiknya pembicaraan tersebut harus lebih mendalam hingga menyentuh sejarah, tradisi, dan budaya sebuah bangsa. Sehingga makanan bisa menjadi semacam identitas bagi sebuah negara atau bangsa dan kemudian melalui makanan kita bisa mempromosikan atau mengenalkan budaya dari negara tersebut. Selama ini, makanan menjadi ‘ice breaker’ yang paling efektif ketika berbicara di ruang internasional. Karena itulah penting untuk mengerti lebih dalam tentang makanan.

Negara-negara lain sudah mengambil bagian, Jepang dan Korea misalnya. Mereka sangat sadar bahwa makanan mereka memiliki akar tradisi dan budaya yang mendalam, oleh karena itu mereka kemudian mencoba untuk menggali dan mempreservasinya. Di Jepang, akan sangat mudah untuk menemukan literature atau tayangan tentang sejarah dan budaya dibalik sebuah makanan. Wasabi misalnya, sebuah acara berjudul “Begin Japanalogy” dari NHK bercerita tentang bagaimana wasabi kemudian digunakan dalam makanan sebagai anti bakteri dari ikan-ikan mentah yang digunakan pada sushi atau sasimi. Atau bagaiamana orang Korea membuat film yang bercerita tentang tradisi membuat Kimchi. Secara langsung maupun tidak langsung hal-hal tersebut mampu menjadi ambassador untuk mengenalkan budaya negara mereka.

Indonesia sebagai Negara besar dan memiliki khasanah kuliner yang sangat banyak, seharusnya mampu melakukan hal yang sama. Sampai saat ini, buku-buku yang terpampang di rak-rak toko buku cenderung hanya mengungkap resep dan bagaimana lezatnya makanan Indonesia, namun masih sedikit yang membahas dari sisi sejarah, tradisi, dan budaya. Padahal hal tersebut sebenarnya sangat penting untuk mengenalkan Indonesia pada khalayak yang lebih luas.

Melalui pendokumentasian khasanah kuliner Indonesia, diharapkan para pemuda atau orang-orang Indonesia yang berada di luar negeri mampu bercerita tentang budaya Indonesia dengan makanan sebagai jendelanya. Di dalam pergaulan internasional, makanan memang bisamenjadi pembuka pembicaraan yang efektif. Sehingga dengan mengerti sejarah, tradisi, dan budaya dibalik makanan tersebut, kita tidak hanya mengungkapkan betapa enaknya sebuah makanan akan tetapi juga hal-hal yang jauh mendalam tentang Indonesia.

Jangan sampai terjadi negara lain yang justru mengklaim dan mempromosikan makanan yang seharusnya menjadi milik Indonesia. Seperti yang terjadi di London di mana rak-rak di toko groceries justru menjual ‘Malaysian Beef Rendang’. Sebagai sebuah negara yang terbangun dari banyak tradisi dan budaya, kita harus mampu menjelaskan bahwa tidak ada satu hal yang mampu merepresentasikan Indonesia, justru keragaman itulah yang menjadi identitas bangsa kita.Melalui makanan kita bisa bercerita bagaimana dinamisnya masyarakat Indonesia itu.
Usulan untuk solusi masalah tersebut:
1. Buku atau tulisan-tulisan
Buku ini diproyeksikanakan berbentuk seperti buku resep namun berbeda dari yang ada saat ini. Sebelum menyentuh tentang resep makanannya, akan diceritakan terlebih dahulu tentang sejarah, asal usul,tradisi, dan budaya terkait makanan tersebut. Salah satu buku yang bisa menjadi referensi adalah “History of Tempeh” yang ditulis oleh Shurtleff dan Aoyagi. Buku tersebut mengupas secara mendalam tentang sejarah tempe dan perkembangannya lalu kemudian dibagian akhirnya diberikan resep-resep tentang tempe.
Tema untuk buku atau tulisan ini bisa disesuaikan tergantung dari kesepakatan. Sebagai alternative:
a. Peninggalan kuliner Kerajaan-Kerajaan di Indonesia.
b. Membahas kuliner dari daerah ke daerah.
c. Membahas dari satu jenis makanan lalu ditelusuri akar dan perkembangannya, sebagai contoh, sate atau soto.
2. Film Dokumenter
Samahalnya dengan rencana pembuatan buku yang telah disebutkan, documenter ini juga akan membahas soal sejarah, asal usul, tradisi dan budaya dari sebuah makanan lalu kemudian bagian akhirnya diberikan resep dan cara pembuatannya. Salah satu acara yang bias menjadi panduan adalah “Begin Japanology” dari NHK.
Tujuannya
1. Menjadi sumber referensi bagi penyuka kuliner Indonesia
2. Memperkaya pengetahuan terkait khasanah kuliner Indonesia
3. Menjadi bahan promosi kebudayaan Indonesia
4. Menjadi rujukan sejarah bagi para peneliti kuliner Indonesia
Keuntungannya
1. Memperkuat “image brand” sebagai pendukung pelestarian kuliner tradisional Indonesia
2. Menjadi bagian dari upaya nasinonal untuk mempromosikan Indonesia.
3. Ikut berpartisipasi untuk menyediakan sumber tangible terkait dengan sejarah, tradisi, dan budaya kuliner Indonesia
bagaimana kaskuser sekalian? sudah saatnya bukan? mari bersama-sama menduniakan khasanah kuliner Indonesia agar tak ada lagi pencurian oleh negara lain.
Oleh karena itu, berbicara tentang makanan sebenarnya tidak bisa hanya berhenti pada kelezatan, cara memasak, atau bahan-bahan yang digunakan. Namun, sebaiknya pembicaraan tersebut harus lebih mendalam hingga menyentuh sejarah, tradisi, dan budaya sebuah bangsa. Sehingga makanan bisa menjadi semacam identitas bagi sebuah negara atau bangsa dan kemudian melalui makanan kita bisa mempromosikan atau mengenalkan budaya dari negara tersebut. Selama ini, makanan menjadi ‘ice breaker’ yang paling efektif ketika berbicara di ruang internasional. Karena itulah penting untuk mengerti lebih dalam tentang makanan.

Negara-negara lain sudah mengambil bagian, Jepang dan Korea misalnya. Mereka sangat sadar bahwa makanan mereka memiliki akar tradisi dan budaya yang mendalam, oleh karena itu mereka kemudian mencoba untuk menggali dan mempreservasinya. Di Jepang, akan sangat mudah untuk menemukan literature atau tayangan tentang sejarah dan budaya dibalik sebuah makanan. Wasabi misalnya, sebuah acara berjudul “Begin Japanalogy” dari NHK bercerita tentang bagaimana wasabi kemudian digunakan dalam makanan sebagai anti bakteri dari ikan-ikan mentah yang digunakan pada sushi atau sasimi. Atau bagaiamana orang Korea membuat film yang bercerita tentang tradisi membuat Kimchi. Secara langsung maupun tidak langsung hal-hal tersebut mampu menjadi ambassador untuk mengenalkan budaya negara mereka.

Indonesia sebagai Negara besar dan memiliki khasanah kuliner yang sangat banyak, seharusnya mampu melakukan hal yang sama. Sampai saat ini, buku-buku yang terpampang di rak-rak toko buku cenderung hanya mengungkap resep dan bagaimana lezatnya makanan Indonesia, namun masih sedikit yang membahas dari sisi sejarah, tradisi, dan budaya. Padahal hal tersebut sebenarnya sangat penting untuk mengenalkan Indonesia pada khalayak yang lebih luas.

Melalui pendokumentasian khasanah kuliner Indonesia, diharapkan para pemuda atau orang-orang Indonesia yang berada di luar negeri mampu bercerita tentang budaya Indonesia dengan makanan sebagai jendelanya. Di dalam pergaulan internasional, makanan memang bisamenjadi pembuka pembicaraan yang efektif. Sehingga dengan mengerti sejarah, tradisi, dan budaya dibalik makanan tersebut, kita tidak hanya mengungkapkan betapa enaknya sebuah makanan akan tetapi juga hal-hal yang jauh mendalam tentang Indonesia.
Jangan sampai terjadi negara lain yang justru mengklaim dan mempromosikan makanan yang seharusnya menjadi milik Indonesia. Seperti yang terjadi di London di mana rak-rak di toko groceries justru menjual ‘Malaysian Beef Rendang’. Sebagai sebuah negara yang terbangun dari banyak tradisi dan budaya, kita harus mampu menjelaskan bahwa tidak ada satu hal yang mampu merepresentasikan Indonesia, justru keragaman itulah yang menjadi identitas bangsa kita.Melalui makanan kita bisa bercerita bagaimana dinamisnya masyarakat Indonesia itu.
Usulan untuk solusi masalah tersebut:
1. Buku atau tulisan-tulisan
Buku ini diproyeksikanakan berbentuk seperti buku resep namun berbeda dari yang ada saat ini. Sebelum menyentuh tentang resep makanannya, akan diceritakan terlebih dahulu tentang sejarah, asal usul,tradisi, dan budaya terkait makanan tersebut. Salah satu buku yang bisa menjadi referensi adalah “History of Tempeh” yang ditulis oleh Shurtleff dan Aoyagi. Buku tersebut mengupas secara mendalam tentang sejarah tempe dan perkembangannya lalu kemudian dibagian akhirnya diberikan resep-resep tentang tempe.
Tema untuk buku atau tulisan ini bisa disesuaikan tergantung dari kesepakatan. Sebagai alternative:
a. Peninggalan kuliner Kerajaan-Kerajaan di Indonesia.
b. Membahas kuliner dari daerah ke daerah.
c. Membahas dari satu jenis makanan lalu ditelusuri akar dan perkembangannya, sebagai contoh, sate atau soto.
2. Film Dokumenter
Samahalnya dengan rencana pembuatan buku yang telah disebutkan, documenter ini juga akan membahas soal sejarah, asal usul, tradisi dan budaya dari sebuah makanan lalu kemudian bagian akhirnya diberikan resep dan cara pembuatannya. Salah satu acara yang bias menjadi panduan adalah “Begin Japanology” dari NHK.
Tujuannya
1. Menjadi sumber referensi bagi penyuka kuliner Indonesia
2. Memperkaya pengetahuan terkait khasanah kuliner Indonesia
3. Menjadi bahan promosi kebudayaan Indonesia
4. Menjadi rujukan sejarah bagi para peneliti kuliner Indonesia
Keuntungannya
1. Memperkuat “image brand” sebagai pendukung pelestarian kuliner tradisional Indonesia
2. Menjadi bagian dari upaya nasinonal untuk mempromosikan Indonesia.
3. Ikut berpartisipasi untuk menyediakan sumber tangible terkait dengan sejarah, tradisi, dan budaya kuliner Indonesia
bagaimana kaskuser sekalian? sudah saatnya bukan? mari bersama-sama menduniakan khasanah kuliner Indonesia agar tak ada lagi pencurian oleh negara lain.
0
1.6K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan