- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
si “Macan” kembali


TS
mr.hancock
si “Macan” kembali
posting ini diambil dari forum kompasiana
Masih ingat siapa yang menyerang pasangan Jokowi-Ahok ketika masa kampanye Pilgub DKI lalu? Salah satunya adalan akun anonim twitter @triomacan2000. Diindikasikan akun ini bukan milik perorangan tapi sebuah tim beranggotakan beberapa orang yang sekaligus menjadi admin. Sebelumnya akun anonim ini sangat populer dengan twit-twit politik. Berbagai tokoh nasional tidak luput jadi sasarannya. Isu-isu panas dilemparkan ke publik. Tapi popularitasnya mendadak runtuh setelah menyerang Jokowi-Ahok dan mengagung-agungkan AU Ketum partai terbesar saat ini. Terlebih setelah beberapa pihak melaporkannya ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik. Akun itu ditutup, mungkin untuk menghindari pelacakan.
Setelah beberapa bulan menghilang ternyata admin TM2000 kembali lagi. Bahkan kita tidak sadar sudah 2 bulan mereka berada di tengah-tengah kita. Kali ini dengan membuat akun di Kompasiana. Mereka bergabung di Kompasiana pada tanggal 16 Oktober 2012 dan telah memposting artikel sebanyak 24 buah. Gayanya tidak berubah, tetap melempar isu-isu panas seputar tokoh-tokoh nasional dan mengangkat AU
abraham-samad-sang-banci-kpk
mahfud-md-sang-ambisius
inilah-dosa-dosa-dahlan-iskan
anas-dikudeta-demokrat-hancur-lebur
kepemimpinan-anas-diuji-oleh-bocah-bernama-ruhut-sitompul
penghancuran-anas-agenda-amerika-serikat
Lalu dari mana kita bisa meyakini kalau ini ulah TM2000? Bisa saja kan Kompasianer pada umumnya membuat artikel seperti itu? Memang bisa saja Kompasianer membuat artikel politik seperti itu, tapi kalau diteliti lebih seksama sangat kecil kemungkinannya. Bayangkan saja hanya dalam waktu 2 bulan mereka telah memposting 25 artikel. Artikel itu tidak sembarangan, menyerang tokoh-tokoh dengan data yang luar biasa banyaknya. Data yang diungkapkan-pun bukan hanya diambil dari berita yang sedang hangat, tapi data puluhan tahun yang lalu yang sulit untuk didapatkan. Banyak juga data yang tidak akan kita dapatkan di berita-berita karena memang tidak pernah dimuat. Mana mungkin Kompasianer melakukannya, ini adalah pekerjaan orang profesional. Butuh waktu dan ketekunan ekstra. Dan tidak cukup dilakukan satu orang, melainkan pekerjaan tim. Kalau Kompasianer, menulis artikel itu hanya sekedar hobi bukan profesi, karena Kompasianer tidak mendapat imbalan apa-pun. Untuk apa setiap hari duduk depan komputer mengacak-acak data begitu banyak tokoh nasional selanjutnya diposting untuk menjelek-jelekan mereka.
Anehnya lagi walau mereka telah memposting begitu banyak artikel dan mendapat banyak komentar, mereka tidak begitu menanggapi komentar-komentar tersebut. Saya perhatikan dari 25 artikel tanggapan mereka hanya 9, sangat berbeda dari lazimnya Kompasianer. Kompasianer umumnya sangat senang menanggapi komentar yang masuk di artikelnya. Di sini semakin jelas kalau tujuan mereka bukan diskusi tapi sekedar melempar isu dengan maksud` tertentu.
Yang lebih meyakinkan lagi kalau ini TM2000, adalah pembelaaanya terhadap AU. Walau ada sedikit serangan terhadap AU itu serangan yang lemah sekali. Artinya Mereka sudah yakin pembaca akan bisa mematahkan serangan itu dengan sendirinya. Sedangkan penonjolan akan kehebatan AU sangat dominan. Lihat artikel terbarunya yang diterbitkan kemarin yang berjudul “Siapakah Putera Mahkota SBY Sebenarnya?” Sangat vulgar mengangkat AU. AU digambarkan sebagai sosok muda Islam dan santun yang mendapat dukungan luas masyarakat untuk menjadi Capres 2014.
Ciri berikutnya. Secara tidak sadar kebisaan TM2000 waktu memposting kultwit di Twitter dibawa saat memposting artikel di Kompasiana. Ciri yang saya maksud adalah memulai postingan dengan kata-kata unik. Dulu di Twitter dia bilang “eng ing eng” kalau di Kompasiana dia bilang “Salam Republik Wayangku tercinta”, selalu begitu di setiap postingannya. Begitu juga kalimat di profilnya “Berani ngomong benar, bukan berani ngomong salah” sangat identik dengan kalimat di profil TM2000 dulu.
Lalu apa tujuan TM2000 membela AU mati-matian dan menyerang begitu banyak tokoh nasional? Seperti analisa-analisa sebelumnya tentang TM2000 yang kita baca diberbagai media online dan artikel, mereka ini tentu dekat dengan AU atau paling tidak mereka adalah orang-orang bayaran. Misi mereka adalah mengamankan pencalonan AU sebagai Capres dari partai terbesar saat ini. Sedang sampai sekarang partai tersebut belum menentukan Capresnya. Terlebih seperti pengakuannya sendiri pada artikel terakhir bahwa SBY kurang suka dengan AU. TM2000 ingin membersihkan nama AU sekaligus merusak tokoh-tokoh yang berpotensi merebut posisi Capres dari tangan AU. Lihatlah tokoh-tokoh yang diserangnya seperti Mahfud MD, Gita Wiryawan dan Dahlan Iskan. Menurut survei mereka adalah calon-calon presiden alternatif potensial. Lebih-lebih Dahlan Iskan yang sangat dekat dengan SBY, ini tentunya sangat bahaya bagi AU. Hal yang sama juga berlaku untuk Hatta Rajasa yang begitu dekat dengan SBY.
Selain masalah Capres TM2000 juga menyerang tokoh-tokoh intern partai yang berseberangan dengan AU, contohnya adalah Ruhut Sitompul dan Marzuki Ali. Keluarga SBY yang berpotensi menyaingi AU juga diserang seperti Ani Yudhoyono, Edie Baskoro Yudhoyono, dan Agus Harimurti Yudhoyono. Untuk Abraham Samad dan Ali Masykur Musa, mungkin mereka diserang dengan maksud merusak imej KPK dan BPK. Karena begitu derasnya arus yang mendesak KPK agar AU dijadikan tersangka kasus Hambalang, begitu juga BPK di desak agar jangan tanggung-tanggung mengeluarkan hasil audit investigasi. Sedangkan Andi Malarangeng mungkin diserang dengan maksud dijadikan bemper kasus Hambalang, sehingga AU aman.
Intinya semua yang dianggap merugikan AU akan diserang. Termasuk tokoh kampus, pengamat politik, lembaga survei atau media massa. Tidak tanggung-tanggung isu sara-pun menjadi salah satu andalannya, kebetulan AU adalah alumni HMI. Karena dinilai sering memberitakan AU terlibat korupsi Hambalang, Kompas/kompas.com dicap sebagai media pro Amerika, pro kapitalisme sekaligus anti Islam. Tapi ini tidak mengejutkan, memang sudah kebiasaannya. Dulu ketika menyerang Jokowi-Ahok TM2000 juga mengobarkan isu sara.
Lalu kenapa tidak menyerang Jokowi-Ahok lagi? Jawabannya gampang: sudah tidak ada kepentingan denga Jokowi-Ahok. Dulu Jokowi-Ahok diserang karena bukan merupakan Cagub-Cawagub yang diusung partai AU. Kalau Cagub yang diusung partainya AU sampai kalah tentunya ini sangat memalukan bagi AU, sekaligus sebagai catatan kegagalan AU. Inilah yang dihindari hingga TM2000 menyerang pasangan Jokowi-Ahok habis-habisan. Tentunya untuk membunuh karakter keduanya, hingga tidak dipilih oleh masyarakat DKI. Walau akhirnya upaya pembunuhan karakter itu tidak berhasil. Jokowi-Ahok tetap menang pada pilkada DKI. Karena sudah menang, tidak ada gunanya lagi diserang. Nasi sudah menjadi bubur.
Lalu siapa titisan TM2000 yang saya katakan muncul di Kompasiana? Mereka tidak lain adalah orang-orang yang menamakan dirinya Pradhabasu Bhayangkara, yang selanjutnya saya sebut PB. Kalau PB membaca artikel saya ini dan mau membantah dugaan saya, saya tantang dia untuk membuat artikel-artikel yang menyerang AU. Kalau dia berani berarti saya yang salah menganalisa, dan saya harus kembali ulang dari nol berusaha menganalisa siapa sebenarnya PB ini. Jangan beralasan tidak ada kesalahan AU yang bisa diekspos. Tokoh yang relatif terkenal bersih seperti Manfud MD, Dahlan Iskan, dan Abraham Samad dapat anda jelek-jelekkan, lalu apa susahnya menyerang seorang AU.
Tapi kalau PB tidak mau menyerang AU, berarti analisa saya benar. Mereka sebenarnya adalah “gerombolan macan” yang sempat mau membunuh karakter Jokowi-Ahok ketika pilkada DKI. Sekarang mereka mau membunuh karakter tokoh-tokoh yang berpotensi jadi Capres 2014 atau apapun dan siapapun yang menghalangi AU jadi Capres 2014.
Tapi saya yakin PB tidak akan sudi membaca artikel ini. Jangankan membaca artikel orang lain, menanggapi komentar yang masuk di artikelnya saja dia ogah. Dia terlalu sibuk mengerjakan artikel orderan yang diterimanya untuk mengangkat AU setinggi langit. Dia juga terlalu asik mondar mandir mencari data kesalahan orang-orang yang merugikan AU.
Selanjutnya saya berharap Kompasianer jangan ada lagi yang percaya omong kosongnya apalagi ikut menyebarkan artikel fitnahnya. Mereka sangat ahli mencampur aduk kebenaran dengan kebohongan. Satu kebenaran mereka campur dengan seribu kebohongan. Anehnya hasil campuran itu nampak seolah-olah benar bukan fitnah. Begitu meyakinkan, sehingga banyak orang percaya dengan bualannya. Melihat dari jumlah pembaca artikelnya ada gejala PB ini akan mengulang suksesnya di Twitter ketika bernama TM2000.
Kalaupun PB bukan “gerombolan macan”, saya tetap yakin PB ini satu spesies dengan “Macan” itu. Bukan Kompasianer pada umumnya, melainkan orang profesional yang terorganisir dengan baik untuk membuat artikel yang berisi isu-isu tertentu dengan maksud-maksud tertentu juga. Bukan sekedar hobi atau iseng seperti kita-kita, yang tidak mengharap imbalan.
posting ini untuk mengingatkan agan-agan agar tidak mudah menyerap berita
#INDAHNYA BERBAGI#
Spoiler for "“Macan” Penyerang Jokowi Ternyata di Sini":
Masih ingat siapa yang menyerang pasangan Jokowi-Ahok ketika masa kampanye Pilgub DKI lalu? Salah satunya adalan akun anonim twitter @triomacan2000. Diindikasikan akun ini bukan milik perorangan tapi sebuah tim beranggotakan beberapa orang yang sekaligus menjadi admin. Sebelumnya akun anonim ini sangat populer dengan twit-twit politik. Berbagai tokoh nasional tidak luput jadi sasarannya. Isu-isu panas dilemparkan ke publik. Tapi popularitasnya mendadak runtuh setelah menyerang Jokowi-Ahok dan mengagung-agungkan AU Ketum partai terbesar saat ini. Terlebih setelah beberapa pihak melaporkannya ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik. Akun itu ditutup, mungkin untuk menghindari pelacakan.
Setelah beberapa bulan menghilang ternyata admin TM2000 kembali lagi. Bahkan kita tidak sadar sudah 2 bulan mereka berada di tengah-tengah kita. Kali ini dengan membuat akun di Kompasiana. Mereka bergabung di Kompasiana pada tanggal 16 Oktober 2012 dan telah memposting artikel sebanyak 24 buah. Gayanya tidak berubah, tetap melempar isu-isu panas seputar tokoh-tokoh nasional dan mengangkat AU
Spoiler for "judul2 artikelnya":
abraham-samad-sang-banci-kpk
mahfud-md-sang-ambisius
inilah-dosa-dosa-dahlan-iskan
anas-dikudeta-demokrat-hancur-lebur
kepemimpinan-anas-diuji-oleh-bocah-bernama-ruhut-sitompul
penghancuran-anas-agenda-amerika-serikat
Lalu dari mana kita bisa meyakini kalau ini ulah TM2000? Bisa saja kan Kompasianer pada umumnya membuat artikel seperti itu? Memang bisa saja Kompasianer membuat artikel politik seperti itu, tapi kalau diteliti lebih seksama sangat kecil kemungkinannya. Bayangkan saja hanya dalam waktu 2 bulan mereka telah memposting 25 artikel. Artikel itu tidak sembarangan, menyerang tokoh-tokoh dengan data yang luar biasa banyaknya. Data yang diungkapkan-pun bukan hanya diambil dari berita yang sedang hangat, tapi data puluhan tahun yang lalu yang sulit untuk didapatkan. Banyak juga data yang tidak akan kita dapatkan di berita-berita karena memang tidak pernah dimuat. Mana mungkin Kompasianer melakukannya, ini adalah pekerjaan orang profesional. Butuh waktu dan ketekunan ekstra. Dan tidak cukup dilakukan satu orang, melainkan pekerjaan tim. Kalau Kompasianer, menulis artikel itu hanya sekedar hobi bukan profesi, karena Kompasianer tidak mendapat imbalan apa-pun. Untuk apa setiap hari duduk depan komputer mengacak-acak data begitu banyak tokoh nasional selanjutnya diposting untuk menjelek-jelekan mereka.
Anehnya lagi walau mereka telah memposting begitu banyak artikel dan mendapat banyak komentar, mereka tidak begitu menanggapi komentar-komentar tersebut. Saya perhatikan dari 25 artikel tanggapan mereka hanya 9, sangat berbeda dari lazimnya Kompasianer. Kompasianer umumnya sangat senang menanggapi komentar yang masuk di artikelnya. Di sini semakin jelas kalau tujuan mereka bukan diskusi tapi sekedar melempar isu dengan maksud` tertentu.
Yang lebih meyakinkan lagi kalau ini TM2000, adalah pembelaaanya terhadap AU. Walau ada sedikit serangan terhadap AU itu serangan yang lemah sekali. Artinya Mereka sudah yakin pembaca akan bisa mematahkan serangan itu dengan sendirinya. Sedangkan penonjolan akan kehebatan AU sangat dominan. Lihat artikel terbarunya yang diterbitkan kemarin yang berjudul “Siapakah Putera Mahkota SBY Sebenarnya?” Sangat vulgar mengangkat AU. AU digambarkan sebagai sosok muda Islam dan santun yang mendapat dukungan luas masyarakat untuk menjadi Capres 2014.
Ciri berikutnya. Secara tidak sadar kebisaan TM2000 waktu memposting kultwit di Twitter dibawa saat memposting artikel di Kompasiana. Ciri yang saya maksud adalah memulai postingan dengan kata-kata unik. Dulu di Twitter dia bilang “eng ing eng” kalau di Kompasiana dia bilang “Salam Republik Wayangku tercinta”, selalu begitu di setiap postingannya. Begitu juga kalimat di profilnya “Berani ngomong benar, bukan berani ngomong salah” sangat identik dengan kalimat di profil TM2000 dulu.
Lalu apa tujuan TM2000 membela AU mati-matian dan menyerang begitu banyak tokoh nasional? Seperti analisa-analisa sebelumnya tentang TM2000 yang kita baca diberbagai media online dan artikel, mereka ini tentu dekat dengan AU atau paling tidak mereka adalah orang-orang bayaran. Misi mereka adalah mengamankan pencalonan AU sebagai Capres dari partai terbesar saat ini. Sedang sampai sekarang partai tersebut belum menentukan Capresnya. Terlebih seperti pengakuannya sendiri pada artikel terakhir bahwa SBY kurang suka dengan AU. TM2000 ingin membersihkan nama AU sekaligus merusak tokoh-tokoh yang berpotensi merebut posisi Capres dari tangan AU. Lihatlah tokoh-tokoh yang diserangnya seperti Mahfud MD, Gita Wiryawan dan Dahlan Iskan. Menurut survei mereka adalah calon-calon presiden alternatif potensial. Lebih-lebih Dahlan Iskan yang sangat dekat dengan SBY, ini tentunya sangat bahaya bagi AU. Hal yang sama juga berlaku untuk Hatta Rajasa yang begitu dekat dengan SBY.
Selain masalah Capres TM2000 juga menyerang tokoh-tokoh intern partai yang berseberangan dengan AU, contohnya adalah Ruhut Sitompul dan Marzuki Ali. Keluarga SBY yang berpotensi menyaingi AU juga diserang seperti Ani Yudhoyono, Edie Baskoro Yudhoyono, dan Agus Harimurti Yudhoyono. Untuk Abraham Samad dan Ali Masykur Musa, mungkin mereka diserang dengan maksud merusak imej KPK dan BPK. Karena begitu derasnya arus yang mendesak KPK agar AU dijadikan tersangka kasus Hambalang, begitu juga BPK di desak agar jangan tanggung-tanggung mengeluarkan hasil audit investigasi. Sedangkan Andi Malarangeng mungkin diserang dengan maksud dijadikan bemper kasus Hambalang, sehingga AU aman.
Intinya semua yang dianggap merugikan AU akan diserang. Termasuk tokoh kampus, pengamat politik, lembaga survei atau media massa. Tidak tanggung-tanggung isu sara-pun menjadi salah satu andalannya, kebetulan AU adalah alumni HMI. Karena dinilai sering memberitakan AU terlibat korupsi Hambalang, Kompas/kompas.com dicap sebagai media pro Amerika, pro kapitalisme sekaligus anti Islam. Tapi ini tidak mengejutkan, memang sudah kebiasaannya. Dulu ketika menyerang Jokowi-Ahok TM2000 juga mengobarkan isu sara.
Lalu kenapa tidak menyerang Jokowi-Ahok lagi? Jawabannya gampang: sudah tidak ada kepentingan denga Jokowi-Ahok. Dulu Jokowi-Ahok diserang karena bukan merupakan Cagub-Cawagub yang diusung partai AU. Kalau Cagub yang diusung partainya AU sampai kalah tentunya ini sangat memalukan bagi AU, sekaligus sebagai catatan kegagalan AU. Inilah yang dihindari hingga TM2000 menyerang pasangan Jokowi-Ahok habis-habisan. Tentunya untuk membunuh karakter keduanya, hingga tidak dipilih oleh masyarakat DKI. Walau akhirnya upaya pembunuhan karakter itu tidak berhasil. Jokowi-Ahok tetap menang pada pilkada DKI. Karena sudah menang, tidak ada gunanya lagi diserang. Nasi sudah menjadi bubur.
Lalu siapa titisan TM2000 yang saya katakan muncul di Kompasiana? Mereka tidak lain adalah orang-orang yang menamakan dirinya Pradhabasu Bhayangkara, yang selanjutnya saya sebut PB. Kalau PB membaca artikel saya ini dan mau membantah dugaan saya, saya tantang dia untuk membuat artikel-artikel yang menyerang AU. Kalau dia berani berarti saya yang salah menganalisa, dan saya harus kembali ulang dari nol berusaha menganalisa siapa sebenarnya PB ini. Jangan beralasan tidak ada kesalahan AU yang bisa diekspos. Tokoh yang relatif terkenal bersih seperti Manfud MD, Dahlan Iskan, dan Abraham Samad dapat anda jelek-jelekkan, lalu apa susahnya menyerang seorang AU.
Tapi kalau PB tidak mau menyerang AU, berarti analisa saya benar. Mereka sebenarnya adalah “gerombolan macan” yang sempat mau membunuh karakter Jokowi-Ahok ketika pilkada DKI. Sekarang mereka mau membunuh karakter tokoh-tokoh yang berpotensi jadi Capres 2014 atau apapun dan siapapun yang menghalangi AU jadi Capres 2014.
Tapi saya yakin PB tidak akan sudi membaca artikel ini. Jangankan membaca artikel orang lain, menanggapi komentar yang masuk di artikelnya saja dia ogah. Dia terlalu sibuk mengerjakan artikel orderan yang diterimanya untuk mengangkat AU setinggi langit. Dia juga terlalu asik mondar mandir mencari data kesalahan orang-orang yang merugikan AU.
Selanjutnya saya berharap Kompasianer jangan ada lagi yang percaya omong kosongnya apalagi ikut menyebarkan artikel fitnahnya. Mereka sangat ahli mencampur aduk kebenaran dengan kebohongan. Satu kebenaran mereka campur dengan seribu kebohongan. Anehnya hasil campuran itu nampak seolah-olah benar bukan fitnah. Begitu meyakinkan, sehingga banyak orang percaya dengan bualannya. Melihat dari jumlah pembaca artikelnya ada gejala PB ini akan mengulang suksesnya di Twitter ketika bernama TM2000.
Kalaupun PB bukan “gerombolan macan”, saya tetap yakin PB ini satu spesies dengan “Macan” itu. Bukan Kompasianer pada umumnya, melainkan orang profesional yang terorganisir dengan baik untuk membuat artikel yang berisi isu-isu tertentu dengan maksud-maksud tertentu juga. Bukan sekedar hobi atau iseng seperti kita-kita, yang tidak mengharap imbalan.
posting ini untuk mengingatkan agan-agan agar tidak mudah menyerap berita
#INDAHNYA BERBAGI#
0
2.7K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan