- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Penembakan Brutal, Kepala Sekolah SD Sandy Hook Ikut Jadi Korban Tewas
TS
danjenzhielda
Penembakan Brutal, Kepala Sekolah SD Sandy Hook Ikut Jadi Korban Tewas
Spoiler for Penembakan Brutal, Kepala Sekolah SD Sandy Hook Ikut Jadi Korban Tewas:
Quote:
Connecticut - Sebanyak 6 orang dewasa yang tewas dalam penembakan brutal di SD Sandy Hook, Connecticut, Amerika Serikat (AS) merupakan guru dan staf. Salah satu korban tewas ternyata adalah sang Kepala Sekolah SD Sandy Hook, Dawn Hochsprung yang dengan berani mendekati pelaku.
Hochsprung yang merupakan ibu dari 2 anak ini menjadi Kepala Sekolah SD Sandy Hook sejak tahun 2010 lalu. Saksi mata yang berada bersama-sama dengan Hochsprung sebelum penembakan terjadi adalah seorang terapis yang bekerja di SD Sandy Hook, Diane Day. Day mengungkapkan detik-detik saat penembakan terjadi, seperti dilansir The Boston Globe, Sabtu (15/12/2012).
Menurut Day, dirinya sedang mengikuti rapat bersama Hochsprung dan seorang psikolog SD Sandy Hook, Mary Sherlach, ketika suara tembakan terdengar pertama pada Jumat (14/12), sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Dituturkan Day, Hochsprung dan Sherlach langsung berlari mendekati sumber suara tembakan tersebut.
"Mereka tidak berpikir dua kali dan langsung segera mendekati dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Awalnya kami mendengar teriakan anak-anak, dan kemudian suasana menjadi hening dan yang bisa Anda dengar hanyalah suara tembakan," tutur Day.
Tewasnya Hochsprung dalam insiden tragis yang juga menewaskan 20 anak-anak tersebut dibenarkan oleh Wakil Inspektur Pengawasan Sekolah di Danbury, William Glass. Kepada media setempat, The Stamford Advocate, Glass menceritakan kenangannya soal Hochsprung semasa hidup.
"Dia memiliki kecerdasan luar biasa dan selalu bisa berinteraksi dengan baik dengan anak-anak," tuturnya.
Sedangkan seorang mantan sekretaris Asosiasi Guru-Orangtua Murid (PTA) pada SD Sandy Hook, Kristin Larson, menuturkan karakter Hochsprung yang gemar bermain dengan anak-anak dan selalu tertawa riang. Bahkan, bulan lalu, Hochsprung diketahui sempat berpakaian ala putri kerajaan dalam rangka Sandy Hook Book Fairy demi menginspirasi anak-anak kelas 1 agar gemar membaca.
"Dia selalu antusias, selalu tersenyum, selalu mengikuti permainan apapun. Ketika saya melihatnya di tahun ajaran baru, dia memeluk semua orang," tutur Larson melalui telepon.
"Dia benar-benar seorang pendidik. Dia ingin anak-anak berhasil di sekolah, tapi dia juga ingin anak-anak bersenang-senang di sekolah," imbuhnya dengan suara bergetar.
Kesan serupa juga diutarakan salah satu orangtua murid, Lynn Wasik. Bahkan Wasik mengaku dirinya sering melihat Hochsprung sengaja berjongkok saat berbicara dengan murid-muridnya, agar dia bisa menatap langsung ke mata anak-anak tersebut.
"Dia sangat dekat dengan anak-anak," ucap Wasik.
Hochsprung yang berusia 47 tahun ini merupakan istri George Hochsprung dan memiliki 2 orang anak perempuan serta 3 anak tiri yang juga perempuan. Sebelum menjadi kepala sekolah, Hochsprung pernah bekerja sebagai salah satu administrator di sekolah publik selama 12 tahun.
Hochsprung yang merupakan ibu dari 2 anak ini menjadi Kepala Sekolah SD Sandy Hook sejak tahun 2010 lalu. Saksi mata yang berada bersama-sama dengan Hochsprung sebelum penembakan terjadi adalah seorang terapis yang bekerja di SD Sandy Hook, Diane Day. Day mengungkapkan detik-detik saat penembakan terjadi, seperti dilansir The Boston Globe, Sabtu (15/12/2012).
Menurut Day, dirinya sedang mengikuti rapat bersama Hochsprung dan seorang psikolog SD Sandy Hook, Mary Sherlach, ketika suara tembakan terdengar pertama pada Jumat (14/12), sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Dituturkan Day, Hochsprung dan Sherlach langsung berlari mendekati sumber suara tembakan tersebut.
"Mereka tidak berpikir dua kali dan langsung segera mendekati dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Awalnya kami mendengar teriakan anak-anak, dan kemudian suasana menjadi hening dan yang bisa Anda dengar hanyalah suara tembakan," tutur Day.
Tewasnya Hochsprung dalam insiden tragis yang juga menewaskan 20 anak-anak tersebut dibenarkan oleh Wakil Inspektur Pengawasan Sekolah di Danbury, William Glass. Kepada media setempat, The Stamford Advocate, Glass menceritakan kenangannya soal Hochsprung semasa hidup.
"Dia memiliki kecerdasan luar biasa dan selalu bisa berinteraksi dengan baik dengan anak-anak," tuturnya.
Sedangkan seorang mantan sekretaris Asosiasi Guru-Orangtua Murid (PTA) pada SD Sandy Hook, Kristin Larson, menuturkan karakter Hochsprung yang gemar bermain dengan anak-anak dan selalu tertawa riang. Bahkan, bulan lalu, Hochsprung diketahui sempat berpakaian ala putri kerajaan dalam rangka Sandy Hook Book Fairy demi menginspirasi anak-anak kelas 1 agar gemar membaca.
"Dia selalu antusias, selalu tersenyum, selalu mengikuti permainan apapun. Ketika saya melihatnya di tahun ajaran baru, dia memeluk semua orang," tutur Larson melalui telepon.
"Dia benar-benar seorang pendidik. Dia ingin anak-anak berhasil di sekolah, tapi dia juga ingin anak-anak bersenang-senang di sekolah," imbuhnya dengan suara bergetar.
Kesan serupa juga diutarakan salah satu orangtua murid, Lynn Wasik. Bahkan Wasik mengaku dirinya sering melihat Hochsprung sengaja berjongkok saat berbicara dengan murid-muridnya, agar dia bisa menatap langsung ke mata anak-anak tersebut.
"Dia sangat dekat dengan anak-anak," ucap Wasik.
Hochsprung yang berusia 47 tahun ini merupakan istri George Hochsprung dan memiliki 2 orang anak perempuan serta 3 anak tiri yang juga perempuan. Sebelum menjadi kepala sekolah, Hochsprung pernah bekerja sebagai salah satu administrator di sekolah publik selama 12 tahun.
turut berduka gan
0
1.2K
Kutip
5
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan