JAKARTA - Malaysia kembali menyulut keributan dengan Indonesia. Kali ini, Mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin menuding Presiden ketiga Indonesia, B.J Habibie sebagai pengkhianat bangsa. Tudingan ini ditujukan karena pada masa pemerintahan Habibie, Indonesia terpaksa harus kehilangan Timor Timur (Timur Leste).

Tulisan mengenai tudingan terhadap Habibie tersebut telah menyebar ke dunia maya melalui salah satu media di Malaysia. Tulisan tersebut juga dimuat di salah satu surat kabar di Malaysia. Dalam tulisanya, Maidin menuding jika Habibie dilengserkan dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia karena lebih berpihak ke Barat untuk melepas Timor Timur.

Tudingan itu berawal saat Habibie menyampaikan  pidato akademik di Dewan Pro Canselor Universiti Selangor (Unisel) Shah Alam Selangor atas undangan Partai Keadilan Rakyat (PKR). PKR sendiri merupakan partai oposisi yang dipimpin mantan deputi perdana menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa hanya mengatakan jika Indonesia jangan terlalu terpancing dengan provokasi yang muncul, terutama dari Malaysia. Pasalnya, bukan baru pertama kali ini Malaysia membuat ulah dengan Indonesia.

"Kita berpandngan sama kita tidak terima pandangan seperti itu. Tapi kita cari cara yang paling baik dan tepat untuk menyampaikan pandangan dari Indonesia," kata Marty di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (11/12/2012).

Namun Marty mengakui jika pernyataan atau tuduhan tersebut sangat tidak tepat dan terkesan melecehkan bangsa Indonesia. Marty sendiri mengaku belum membaca sendiri artikel tersebut.

"Saya belum baca artikel itu dan saya tidak tertarik untuk membacanya. Bahwa ada tulisan seperti itu jelas kita tidak menerimanya dan tidak berpandangan seperti itu, saya anggap ini pandangan pribadi yang bersangkutan. Dan sangat tidak bisa diterima," paparnya.

Sumber