Sebenarnya bila kita mau sedikit berpikir, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi membengkaknya subsidi BBM. Pemerintah sendiri sebetulnya sudah mengatakan bahwa subsidi BBM itu perlu tetapi hanya saja subsidi BBM lebih banyak tidak tepat sasaran karena lebih banyak dinikmati oleh golongan mampu yang seharusnya tidak menggunakan BBM bersubsidi.

Oleh karena itu pemerintah kemudian menganjurkan agar mobil-mobil pribadi, pemerintah, kendaraan dan mesin-mesin industri dan perkebunan untuk beralih dari menggunakan BBM bersubsidi (Premium) ke Pertamax yang memiliki nilai oktan lebih tinggi dan tidak disubsidi. Menurut saya hal ini tidaklah efektif karena yang diperlukan adalah peraturan yang tegas dan tidak semua mobil cocok dengan bahan bakar Pertamax yang memiliki kadar oktan tinggi.

Yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah menghilangkan subsidi BBM untuk mobil-mobil pribadi, pemerintah, kendaraan dan mesin-mesin industri dan perkebunan. Artinya kendaraan-kendaraan di atas tetap diperbolehkan mengkonsumsi BBM ber-oktan rendah (Premium) tetapi dengan harga tanpa non-subsidi. angkutan umum saja yang mendapatkan subsidi BBM.

Sebaiknya BBM bersubsidi 100% dihilangkan, trus gimana nasib angkutan umum? nah untuk angkutan umum plat kuning / hitam ( bus, pick up, tangki,mobil box, pabrik/industri, dll) akan mendapatkan seperti BLT yang nantinya dirembes ke pemerintah. Dengan mekanisme yang diatur sedemikan rupa, Yang pasti data2 penerima BLT BBM harus di list sesuai dengan haknya.
SPBU akan menjual BBM jenis apapun untuk smua kendaraan dengan harga normal tanpa subsidi.
Bayangkan berapa Triliun anggaran negara yang bisa diselamatkan
biarkan orang2 kaya ini mandiri tanpa subsidi. Apakan kita setuju wahai orang2 yang merasa kaya?

semoga cara ini adil untuk smua..