Di Negeri Belanda yang dingin, mandi bukanlah hal yang dianggap penting bagi masyarakatnya. ketika itu banyak orang Belanda, terutama laki-laki, yang takut air. Mereka biasanya enggan mandi. Nah, kebiasaan itu mereka bawa sampai ke Indonesia. Pada waktu itu Indonesia masih menjadi jajahan Belanda.

Rupanya orang-orang Belanda ketika itu belum mengerti betul pentingnya mandi bagi kesehatan. Pada tahun 1804, ada seorang dokter bernama Keuchenius yang mengeluarkan pendapat bahwa mandi tidak perlu. Bahkan, tidak baik untuk kesehatan. Pada saat itu ilmu kedokteran masih amat sederhana. Belum ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa kebersihan berpengaruh pada kesehatan.

Untuk menjaga kebersihan, pernah dikeluarkan peraturan khusus bagi pada serdadu kompeni. Mereka diwajibkan mandi minimal setiap delapan atau sepuluh hari sekali. Ternyata peraturan itu tidak dipatuhi. Bahkan para serdadu yang anti mandi mengeluarkan peraturan balasan. Serdadu-serdadu kompeni tidak boleh dipaksa mandi seminggu sekali.
Baru pada abad 21 masyarakat Belanda dan Eropa pada umumnya sudah lebih sering mandi. Meskipun paling banyak sehari sekali.

Jangan dibayangkan kamar mandi mereka sama dengan kamar mandi di rumah kita sekarang! Lalu dimana biasanya para serdadu itu mandi ?? Ada memang beberapa orang pejabat dan orang kaya yg sdh punya kamar mandi sendiri, namun pada umunya mereka mandi di kali.
Kamar mandi pada masa itu adalah pasebanyg terdapat di atas kali. Paseban merupakam rumah kecil yg dibawahnya terdapat kerangkeng berterali kayu. Orang yg akan mandi turun ke kali melalui tangga dalam kerangkeng itu. Karena biasanya paseban terletak di pinggir jalan, orang yang sedang mandi itu bisa diintip orang lewat .Tapi untungnya suasana saat itu masih sepi, jadi mandi di paseban minim risiko.

Pada waktu itu hampir seluruh penduduk memanfaatkan air kali untuk mandi. Di Jakarta yang saat itu bernama Batavia,orang-orang mandi dengan air kali Ciliwung. Mulai dari rakyat jelata sampai gubernur jenderal. Jangan bayangkan air di Ciliwung di jaman itu kotor. Walaupun airnya berwarna cokelat karena tercampur lumpur, Kali Ciliwung pada masa itu masih bebas polusi.

Sekian trit dari Ane, klo berkenan kasih ato tanpa harus ditimpuk

Parah nih Agan

Weleh, Ane dukung kesombongan Ente