- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rumah Kentang, Bukan Film Kuliner


TS
kusukanetwork
Rumah Kentang, Bukan Film Kuliner
Biasanya di film horor Indonesia orang mati akan menjadi pocongkkk, suster ngesot, atau kuntilanak. Bagaimana bila kali ini orang mati penasaran ternyata berubah menjadi SUP KENTANG?
Konyol tapi itu memang cerita mistis atau yang biasa disebut urband legend di salah satu rumah di ibukota. Dalam Rumah Kentang, sutradara Jose Purnomo mencoba menghadirkan kengerian hantu sup kentang ke layar bioskop. Untuk lebih meyakinkan, syuting dilakukan di rumah kentang itu sendiri.
Cerita
Alkisah Farah (Shandy Aulia) yang sedang kuliah di Australia harus pulang ke Indonesia karena mendengar kabar ibunya yang meninggal dunia. Karena kesulitan biaya akhirnya dia harus pindah ke rumah ibunya yang lama bersama adiknya Rika (Tasya Kamila).
Sebelumnya mereka tinggal di rumah sewaan. Tapi rumah tersebut terlalu mahal dengan kondisi keuangan saat ini. Padahal baru ketahuan bahwa mereka memiliki sebuah rumah. Selama ini rumah tersebut disewa-sewakan karena tak kunjung laku dijual. Saya yakin Anda tahu sebebnya. Karena itu adalah RUMAH KENTANG.
Eng ing eng .
Apa daya, kengerian harus dialami Farah dan Rika sejak malam pertama mereka menginjakkan kaki di sana. Kejadian mistis kerap terjadi. Terang saja, karena mereka tidak sendirian di rumah itu. Ada hantu berwujud anak kecil yang menempati dapur belakang rumah.
Lalu apa yang dilakukan Farah? Apalagi setelah Rika terbaring koma karena gangguan hantu anak kecil tadi. Farah pun melakukan ritual untuk membuka mata batin. Dia sekarang bisa melihat makhluk halus. Jenius!
Bukan HORKEP (Horor Bokep)
Saya harus angkat topi pada usaha Jose Purnomo untuk melawan arus. Akhir-akhir ini film horor apa sih yang tidak beraroma mesum? Jose telah berjasa mengembalikan martabat film horor, yaitu menakut-nakuti penonton. Sebuah prestasi yang lumrah dicapai film horor rezim Suzanna. Harus diingat bahwa Jose adalah orang di balik kesuksesan Jelangkung (2001) dan Angkerbatu (2007). Namun dia sempat terjerumus ke lembah film horkep dengan Pulau Hantu yang mencapai 3 seri. Jose Purnomo telah bertobat pemirsa!
Sinematografi dan visualisasi yang ditawarkan juga sangat bagus. Perhatikan bahwa hampir semua adegan dilakukan di rumah kentang. Formula yang senada juga diterapkan dalam The Raid. Dengan latar tempat yang terbatas, kita masih dapat ketegangannya.
Kurang Maksimal
Meskipun hadir dengan segala keunggulannya, saya masih bertanya-tanya kenapa Rumah Kentang terasa kurang maksimal? Kita bisa melihat upaya Jose Purnomo mengolah sinematografi dan rasa dari horor. Ternyata saya tahu apa sebabnya.
Entah kurang pendalaman atau apa, saya merasa aktingnya di sini hambar. Padahal dialah pemeran utamanya. Sementara itu Tasya Kamila yang memulai debut di film ini justru tampil lebih meyakinkan. Serius, Anda tidak akan melihat wajahnya seekspresif foto di atas selama 102 menit film berjalan.
Dan tersangka kedua adalah Riheam Junianti. Sebagai penulis naskah, dia adalah sosok yang paling bertanggung jawab atas dangkalnya naskah. Rekam jejaknya pun tidak begitu bagus di mata saya. Ini adalah orang yang sama yang menulis naskah apa Artinya Cinta (2005), film yang dibintangi juga oleh Shandy Aulia.
Kesimpulan saya, Shandi dan Riheam adalah komposisi buruk. Bahkan Jose Purnomo pun tidak bisa menutupinya.
Rawan Adegan Komedi?
Dengan premis utama sebuah rumah yang mengeluarkan bau sup kentang di malam hari, saya melihat rawannya film ini untuk menjadi film komedi. Untung saja Jose bukan KK Dheraj atau Nayato. Anda tidak akan melihat pocongkkk yang sedang merebus kentang di belakang rumah yang kepergok Olga yang berperan sebagai hansip.
Penampilan Rina Nose dan Izur Mochtar sebagai keluarga rempong yang berminat membeli rumah tidak serta-merta menjadikan film ini berbelok ke arah komedi. Penonton serasa dibuat rehat sejenak dengan kehadiran mereka. Setelah itu horo kembali digas pol sampai notok njedok.
Satu yang paling rawan untuk di-pleset-kan menjadi adegan komedi adalah ketika hantu muncul saat Farah buang air besar. Hantu itu sangat kejam. Bayangkan dia MEMATIKAN LAMPUNYA! Farah harus berjuang seorang diri untuk cebok dalam kegelapan. Atau bayangkan Farah yang ketakutan lari keluar kamar mandi sambil keciprit. Menggelikan, tapi itu hanya dalam imajinasi terliar saya.
Kentang oh Kentang
Siapa yang sangka kentang bisa menjadi sesuatu yang menakutkan. Hal ini membantah bahwa pocongkkk dan kuntilanak harus muncul untuk membuat suasana horor. Coba saja lihat poster di bawah ini.
Tidak ada make up seram, taring, darah, atau kain kafan. Cukup foto kentang berserakan sebagai poster film horor. Saya rasa ini jenius.
Untung bukan kentang dalam tampilan seperti ini
Atau ini
nampaknya penonton akan sulit diyakinkan bahwa film yang akan mereka tonton adalah film horor.
kusukasuka.com
Konyol tapi itu memang cerita mistis atau yang biasa disebut urband legend di salah satu rumah di ibukota. Dalam Rumah Kentang, sutradara Jose Purnomo mencoba menghadirkan kengerian hantu sup kentang ke layar bioskop. Untuk lebih meyakinkan, syuting dilakukan di rumah kentang itu sendiri.
Spoiler for kentang:
Cerita
Alkisah Farah (Shandy Aulia) yang sedang kuliah di Australia harus pulang ke Indonesia karena mendengar kabar ibunya yang meninggal dunia. Karena kesulitan biaya akhirnya dia harus pindah ke rumah ibunya yang lama bersama adiknya Rika (Tasya Kamila).
Sebelumnya mereka tinggal di rumah sewaan. Tapi rumah tersebut terlalu mahal dengan kondisi keuangan saat ini. Padahal baru ketahuan bahwa mereka memiliki sebuah rumah. Selama ini rumah tersebut disewa-sewakan karena tak kunjung laku dijual. Saya yakin Anda tahu sebebnya. Karena itu adalah RUMAH KENTANG.
Spoiler for cerita:
Eng ing eng .
Apa daya, kengerian harus dialami Farah dan Rika sejak malam pertama mereka menginjakkan kaki di sana. Kejadian mistis kerap terjadi. Terang saja, karena mereka tidak sendirian di rumah itu. Ada hantu berwujud anak kecil yang menempati dapur belakang rumah.
Spoiler for dapurdurjana:
Lalu apa yang dilakukan Farah? Apalagi setelah Rika terbaring koma karena gangguan hantu anak kecil tadi. Farah pun melakukan ritual untuk membuka mata batin. Dia sekarang bisa melihat makhluk halus. Jenius!
Spoiler for apaan tuh ?:
Bukan HORKEP (Horor Bokep)
Saya harus angkat topi pada usaha Jose Purnomo untuk melawan arus. Akhir-akhir ini film horor apa sih yang tidak beraroma mesum? Jose telah berjasa mengembalikan martabat film horor, yaitu menakut-nakuti penonton. Sebuah prestasi yang lumrah dicapai film horor rezim Suzanna. Harus diingat bahwa Jose adalah orang di balik kesuksesan Jelangkung (2001) dan Angkerbatu (2007). Namun dia sempat terjerumus ke lembah film horkep dengan Pulau Hantu yang mencapai 3 seri. Jose Purnomo telah bertobat pemirsa!
Sinematografi dan visualisasi yang ditawarkan juga sangat bagus. Perhatikan bahwa hampir semua adegan dilakukan di rumah kentang. Formula yang senada juga diterapkan dalam The Raid. Dengan latar tempat yang terbatas, kita masih dapat ketegangannya.
Kurang Maksimal
Meskipun hadir dengan segala keunggulannya, saya masih bertanya-tanya kenapa Rumah Kentang terasa kurang maksimal? Kita bisa melihat upaya Jose Purnomo mengolah sinematografi dan rasa dari horor. Ternyata saya tahu apa sebabnya.
Spoiler for cantik:
Entah kurang pendalaman atau apa, saya merasa aktingnya di sini hambar. Padahal dialah pemeran utamanya. Sementara itu Tasya Kamila yang memulai debut di film ini justru tampil lebih meyakinkan. Serius, Anda tidak akan melihat wajahnya seekspresif foto di atas selama 102 menit film berjalan.
Dan tersangka kedua adalah Riheam Junianti. Sebagai penulis naskah, dia adalah sosok yang paling bertanggung jawab atas dangkalnya naskah. Rekam jejaknya pun tidak begitu bagus di mata saya. Ini adalah orang yang sama yang menulis naskah apa Artinya Cinta (2005), film yang dibintangi juga oleh Shandy Aulia.
Kesimpulan saya, Shandi dan Riheam adalah komposisi buruk. Bahkan Jose Purnomo pun tidak bisa menutupinya.
Rawan Adegan Komedi?
Dengan premis utama sebuah rumah yang mengeluarkan bau sup kentang di malam hari, saya melihat rawannya film ini untuk menjadi film komedi. Untung saja Jose bukan KK Dheraj atau Nayato. Anda tidak akan melihat pocongkkk yang sedang merebus kentang di belakang rumah yang kepergok Olga yang berperan sebagai hansip.
Penampilan Rina Nose dan Izur Mochtar sebagai keluarga rempong yang berminat membeli rumah tidak serta-merta menjadikan film ini berbelok ke arah komedi. Penonton serasa dibuat rehat sejenak dengan kehadiran mereka. Setelah itu horo kembali digas pol sampai notok njedok.
Satu yang paling rawan untuk di-pleset-kan menjadi adegan komedi adalah ketika hantu muncul saat Farah buang air besar. Hantu itu sangat kejam. Bayangkan dia MEMATIKAN LAMPUNYA! Farah harus berjuang seorang diri untuk cebok dalam kegelapan. Atau bayangkan Farah yang ketakutan lari keluar kamar mandi sambil keciprit. Menggelikan, tapi itu hanya dalam imajinasi terliar saya.
Kentang oh Kentang
Siapa yang sangka kentang bisa menjadi sesuatu yang menakutkan. Hal ini membantah bahwa pocongkkk dan kuntilanak harus muncul untuk membuat suasana horor. Coba saja lihat poster di bawah ini.
Spoiler for poster:
Tidak ada make up seram, taring, darah, atau kain kafan. Cukup foto kentang berserakan sebagai poster film horor. Saya rasa ini jenius.
Untung bukan kentang dalam tampilan seperti ini
Spoiler for kentang:
Atau ini
Spoiler for kentang:
nampaknya penonton akan sulit diyakinkan bahwa film yang akan mereka tonton adalah film horor.
kusukasuka.com
0
3.7K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan