Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Pahlawan31Avatar border
TS
Pahlawan31
Rokok dan Kepopuleran di kelangan remaja
REMAJA, TEMBAKAU DAN ROKOK

Remaja merupakan masa yang paling rawan akan pengaruh dari lingkungan. Pergaulan amat mempengaruhi seseorang begitupula halnya dengan kebiasaan merokok. Pengaruh teman dan kelompok akan sangat kuat bagi seorang remaja untuk memutuskan merokok atau tidak. Untuk dapat diterima oleh kelompok atau teman seseorang akan berusaha mengikuti kebiasaan dari kelompok atau teman tersebut. Remaja akan berusaha untuk diterima dilingkungannya. Hal ini juga dapat disebabkan rasa percaya diri yang rendah sehingga cenderung mengadopsi kebiasaan yang berlaku seperti kebiasaan merokok. Tanpa mereka sadari bahwa sebetulnya menular untuk merokok merupakan pintu masuk dari jenis adiksi.
Data statistik menunjukkan bahwa perokok remaja saat ini berkisar diangka 3,5 juta yang berarti >15% jumlah remaja saat ini. Kebanyakan perokok dan pengguna tembakau dewasa mulai melakukan kebiasaan tersebut sebelum mereka dewasa. Diantara para remaja yang merokok tersebut, hampir 25% merokok pertama kali sebelum berusia 10 tahun.
Tembakau/kebiasaan merokok menjadi prioritas kesehatan utama karena, hal ini dikarenakan tembakau adalah penyebab kematian satu dari sepuluh orang dewasa (sekitar 5 juta kematian per tahun). Jumlah ini lebih besar dari jumlah keseluruhan korban perang dunia pertama ditambah perang Korea dan ditambah perang Vietnam. Alasan kedua adalah merokok merupakan penyebab paling penting dari kesakitan yang dapat “dicegah” dan kematian “dini” dinegara maju maupun berkembang. Sedangkan alasan lainnya adalah tembakau merupakan faktor risiko berbagai kanker, terutama kanker paru-paru, dan risiko penyakit jantung, stroke, emfisema, gangguan saluran pernafasan, dll. Kebiasaan mengunyah tembakau juga meningkatkan risiko terkena kanker bibir, lidah dan mulut.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memprediksi baqhwa penggunaan tembakau akan membunuh >3 juta orang/tahun diseluruh dunia. Angka ini akan meningkat menjadi 10 juta kematian/tahun menjelang tahun 2020.
Banyak faktor yang berperanan dalam peningkatan jumlah perokok remaja, diantaranya adalah Iklan industri rokok yang menggambarkan bahwa perokok adalah seorang individu yang sukses dan memiliki gaya hidup glamor, atau bahkan melambangkan kejantanan; mudahnya akses untuk mendapatkan rokok dan tembakau; harga produk tembakau yang relatif rendah; tekanan dari teman sebaya memainkan peranan penting; adanya anggota keluarga atau bahkan orang tua yang juga merokok; khusus untuk remaja putri merokok belakangan ini menjadi trend karena dianggap bisa menurunkan nafsu makan sehingga dapat membantu program diet mereka, anggapan ini benar-benar menyesatkan dan tidak benar.

Sejarah Tembakau
Tembakau telah dikenal sejak 6000 tahun sebelum masehi. Para pakar yakin bahwa tumbuhan tembakau telah tumbuh di Amerika. Pakar juga yakin bahwa penduduk asli Amerika telah menggunakan tembakau sejak 1 tahun sebelum masehi, termasuk mengunyah dan merokok tembakau. Pada tahun 1492 M, Columbus menemukan tembakau sebagai “daun kering” yang diberikan sebagai hadiah. Pada tahun 1492 ini juga Rodrigo de Jerez dan Luis de Torres mengenal rokok dari orang kuba. Pada tahun 1497, Robert Pane yang mendampingi Columbus pada perjalanannya yang kedua menulis tentang penggunaan tembakau di Eropa dalam tulisannya “De Insularium Ribitus." Pada 1498 Columbus berkunjung ke Trinidad dan Tobago, dan menemukan penggunaan tembakau menggunakan pipa. Pada tahun 1499 Amerigo vespucci mengamati penggunaan tembakau kunyah pada orang Indian
Tembakau (Nicotiana spp., L.) adalah genus tanaman yang berdaun lebar yang berasal dari daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung.

Perokok Akif dan Pasif
Orang yang merokok jelas merupakan perokok aktif, sedangkan yang dimaksud dengan perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok tetapi secara tidak sengaja ikut menghirup/menghisap asap rokok disekitar perokok. Perokok pasif lebih berisiko daripada perokok aktif. Hal ini disebabkan karena perokok pasif menerima/menghisap rokok dari aliran utama (“mainstream smoke”/asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok) dan asap aliran sisi (“sidestream smoke” /asap yang keluar dari ujung rokok yang dibakar). Asap aliran sisi ini mengandung 2 kali lebih banyak nikotin, 3 kali lebih tar, 5 kali lebih banyak karbonmonoksida.
Perokok pasif akan mengalami sakit dan pedih mata, bersin dan batuk-batuk, sakit kerongkongan, sakit kepala, masalah pernafasan termasuk radang paru-paru dan bronkhitis, meningkatkan risiko kanker paru dan penyakit jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa merokok memberikan efek negatif kepada :
• Istri perokok :
Berisiko mengidap kanker paru lebih tinggi dibandingkan dengan istri bukan perokok.
• Bayi dan anak-anak :
Asap rokok dapat menghambat pertumbuhan janin dalam rahim ibu, anak-anak perokok lebih sering terserang penyakit paru - paru, batuk-batuk, influensa dan sakit tenggorokan. Mereka juga sering jatuh sakit.
• Orang yang sedang mengidap penyakit jantung dan asma :
Orang yang mengidap penyakit jantung lebih mudah mendapat serangan jantung ditempat yang penuh dengan asap rokok
Orang yang mengidap penyakit asma mengalami kesulitan bernafas bila terpajan asap rokok.
• Rekan-rekan kerja :
Mereka yang bekerja dengan perokok untuk jangka waktu yang lama dapat mengalami kerusakan paru-paru.

Kandungan rokok/tembakau
Asap tembakau mengandung kurang lebih 4000 komponen. Beberapa diantaranya bersifat racun, beberapa lainnya dapat merubah sifat sel-sel tubuh menjadi ganas, setidaknya ada 43 zat dalam tembakau yang sudah diketahui dapat menyebabkan kanker.
3 zat berikut ini adalah yang paling lazim kita dengar, yaitu: nikotin, tar dan karbon monoksida.
Dalam tiap batang rokok, saat perokok menghirup nikotin ke dalam paru-paru mereka maka nikotin akan terserap ke dalam darah. Dalam 8 detik, nikotin telah berada di otak dan mengubah cara kerja otak. Hal ini berlaku begitu cepat karena nikotin bentuknya mirip dengan bahan kimia alami otak yaitu asetilkolin. Asetilkolin adalah salah satu neurotransmiter yang membawa pesan-pesan antara sel otak. Nikotin akan berikatan dengan reseptor asetilkolin di otak, yang akhirnya akan membawa perubahan bagi tubuh dan otak. Nikotin akan meningkatkan denyut jantung dan frekuensi nafas dan menyebabkan lebih banyak glukosa dilepaskan ke dalam darah. Mungkin hal inilah yang menyebabkan para perokok merasa lebih segar bila merokok. Namun ternyata dampak jangka panjangnya akan terjadi kerja jantung yang lebih berat, pengapuran pembuluh darah jantung, meningkatnya risiko penggumpalan darah dalam pembuluh darah serta dapat terjadi gangguan irama jantung.
Nikotin juga melekat pada neuron (sel otak) yang melepaskan neurotransmiter bernama dopamin. Nikotin akan menstimulasi neuron untuk melepaskan dopamin dalam jumlah yang besar. Dopamin akan menstimulasi sirkuit “kenikmatan” di otak, suatu dtruktur otak yang disebut sistem limbik. Sistem limbik ini berhubungan dengan rasa lapar/nafsu makan, proses belajar, memori, dan perasaan senang. Secara normal, rasa senag timbul bersamaan dengan makan, rasa tenang, dan bila bersama dengan orang yang kita cintai. Namun nikotin telah mengubah rasa “senang” ini pada perokok, menjadi “senang” hanya bila merokok.
Dalam 40 menit, setengah efek dari nikotin akan menghilang. Perokok akan merasa butuh untuk segera menghidupkan batang rokok berikutnya, karena tanpa merokok perokok akan merasa gelisah dan depresi. Dan lama kelamaan otak akan belajar untuk “ketagihan” sehingga dibutuhkan lebih banyak batang rokok untuk menimbulkan kualitas rasa “senang” yang sama.
Gas karbonmonoksida kita kenal sebagai asap yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor. Karbon monoksida dalam tubuh akan mengurangi kemampuan darah untuk menyerap oksigen dari paru-paru. Hal ini terjadi karena sel darah merah sebagai pengangkut oksigen lebih mudah berikatan dengan karbon monoksida dibanding dengan oksigen. Lebih banyak menghisap rokok, lebih banyak karbon monoksida terserap dalam peredaran darah.
Tembakau yang dibakar akan mengeluarkan tar dan zat beracun alinnya. Mereka akan menempel pada sepanjang saluran nafas perokok dan pada saat yang sama akan mengurangi kekenyalan alveolus (kantung udara dalam paru-paru). Hal ini akan menyebabkan hanya sejumlah kecil udara yang dapat dihirup dan sedikit oksigen yang terserap ke dalam peredarandarah.

sumber

LANJUTAN DIBAWAH
0
4.7K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan