- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dolly Tetap Hidup Meski Banyak Aturan


TS
Khoontol
Dolly Tetap Hidup Meski Banyak Aturan
Sabtu, 8 Desember 2012: 22:13:27


iluscrutnya
Quote:
Sebut saja namanya, Irwan. Lelaki 45 tahun itu pengelola salah satu wisma di lokalisasi Dolly.
Hampir 25 tahun hidup Irwan dihabiskan di gang lokalisasi yang konon terbesar di Asia Tenggara itu. Sejak awal, Irwan mengaku mengalami berbagai macam isu yang mendera Dolly. Mulai dari pembatasan PSK, baru-baru ini masalah CCTV, terus yang paling sering adalah isu penutupan Dolly.
"Semuanya tidak pernah terjadi. Bukan satu dua tahun ini berbagai isu itu mendera. Sepanjang saya di sini, bahkan sejak saya kecil, isu itu hanya sebatas isu,” ujar Irwan, Sabtu (8/12/2012).
Baginya, Dolly bukan hanya sebatas bisnis esek-esek belaka. Menurut Irwan, kehidupan warga di sekitar lokalisasi juga hidup karena aktivitas bisnis penjaja sahwat ini. “Bukan hanya kami dan PSK yang beri makan. Ada parkir, penjual makanan, laundry, gadai sampai toko emas,”ungkap Irwan.
Karena itu, Irwan sama sekali tidak khawatir dengan upaya pemerintah mempersempit ruang gerak pelaku bisnis prostitusi di sana. Pasalnya, berapapun jumlah aturan yang membatasi, pengunjung Dolly tidak akan berkurang signifikan. Apalagi pada momen-momen tertentu seperti tahun baru dan usai libur panjang bulan Ramadan.
“Setiap saat selalu ada pengunjung baru. Ada juga yang lama masih sering main-main ke sini. Kan mereka tidak selalu main gituan. Tidak sedikit yang main ke sini untuk sekedar minum, karaoke dan butuh teman ngobrol saja. Dibatasi seperti apa, Dolly tetap hidup,” ujarnya dengan nada yakin.
Seharusnya, menurut dia, seharusnya pihak terkait jangan hanya berusaha keras agar Dolly bisa tutup dengan segala cara. Ada banyak ribuan orang yang menggantungkan hidup di kawasan merah itu. Irwan menegaskan, kalau pemerintah serius menutup, artinya harus memiliki dana besar untuk mengentaskan para PSK dan masyarakat di sana.
Terkait aturan baru yang akan diimplementasikan di Dolly, Irwan tetap tidak akan mempengaruhi kehidupan di sana. Dia mencontohkan, identitas pengunjung di Dolly harus dicatat dalam data base. Hal ini menurutnya tidak akan terlalu mempengaruhi karena kebanyakan pengunjung Dolly bukan warga Surabaya.
“Aturan ini hampir mirip dengan rencana pemasangan CCTV dulu. Intinya kan sama-sama berusaha mempermalukan pengunjung agar tidak datang lagi. Tapi, semuanya (aturan) itu kok hanya isu dan rencana-rencana saja,” tandas lelaki perpawakan kekar ini.
Di sisi lain, dia mengakui berbagai aturan itu akan semakin mempersempit bisnisnya. Terlebih, persaingan antar wisma juga semakin ketat. Aturan pembatasan PSK juga membuat pengelola memutar otak agar stok PSK tetap ada.
Untuk masalah edukasi seks, Irwan menganggap alasan pemerintah terlalu mengada-ada. Di wisma yang dikelolanya, pengunjung wajib menggunakan pelindung. Selain itu, dia juga mewanti-wanti agar anak buahnya tidak melanggar aturan penggunaan kondom. “Kami sediakan kondom gratis agar terhindar dari resiko tertular penyakit,” katanya.
Setiap bulan, dia juga selalu memerintahkan anak buahnya yang berjumlah sebelas orang itu untuk memeriksakan kesehatan genitalnya. Beberapa wisma malah menjalin kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya yang disebabkan karena hubungan seksual.
crut
Komentarrrrr :
Ternyata nggak segampang
seperti
Membuat aturan di atas kertas


Gang Dolly - Surabaya
Ternyata nggak segampang
seperti
Membuat aturan di atas kertas


Gang Dolly - Surabaya
0
3.4K
Kutip
30
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan