13 Memorable Match Sepak Bola Indonesia Dengan Tim Luar [Serba 13]
TS
i7nand
13 Memorable Match Sepak Bola Indonesia Dengan Tim Luar [Serba 13]
Assalam...
Langsung saja ya ane ulas . cekibroot....
Once upon a time Seiring dengan adanya semangat kebangsaan pada dasawarsa 20-an, Ir.Soeratin Sosrosoegondo mendirikan Persatuan sepakbola seluruh Indonesia atau yang kita kenal dengan PSSI in something a place, yang tujuan utamanya adalah untuk mewadahi kegiatan sepakbola di Nusantara dan sebagai suatu alat perjuangan bangsa di masa penjajahan.
Sejak saat itu PSSI mulai dikhawatirkan oleh pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Maka sebagai bentuk untuk menandingi PSSI nya pak Soeratin, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Nederlandsh Indische Voetbal Unie (NIVU) tahun 1936. Menjelang Piala Dunia di Prancis tahun 1938, dibuatlah perjanjian kedua belah pihak untuk mengirim perwakilan. Dikarenakan tidak menghendaki bendera yang dipakai tim maka Ir.Soeratin membatalkan secara sepihak kesepakatan, tapi NIVU tetap mengirim perwakilannya dengan bendera Hindia Belanda.Dan tim tersebut adalah perwakilan Asia pertama sepanjang sejarah Piala Dunia, yang kemudian menjadi bagian dari cikal bakal timnas Indonesia dimasa depan.
Timnas Hindia Belanda
Sayangnya pada saat penampilan pertama di babak penyisihan pialadunia, 5 Juni 1938, timnas tak berkutik dihadapan Hongaria (Tim yang akhirnya menjadi runer-up). Di Stadion Auguste Delaune, Reims disaksikan sekitar 9.000 penonton timnas kita harus mengakui keunggulan Hongaria dengan skor meyakinkan 6-0, dan memaksa timnas angkat koper lebih awal. Pengalaman yang bagus sebenarnya buat sebuah tim yang baru terlahir..
Jejak perjalanan Timnas Indonesia pun dimulai, sebagai tim yang disegani dikawasan Asia. Diawali dengan kemampuan Timnas merah-putih menembus semi final Asian games 1954 di Manila, walaupun harus mengakui keunggulan timnas Taiwan kala itu dengan skor 4-2. Kemudian pada Olimpiade Melbourne 1956, Indonesia mengirimkan tim sepak bola. Catatan manis mulai ditorehkan, timnas garuda mampu menembus babak perempat final. Di perempat final timnas garuda sudah harus melakukan duel class of titans dengan favorit juara, timnas Uni Soviet. Sempat menahan imbang 0-0 di match pertama, tapi dimatch ke 2 yang merupakan ulangan, timnas kita dipermak dengan skor 4-0.
Sejak saat itu Timnas Indonesia beserta klub-klub dibawah naungan PSSI menyandang predikat “Macan Asia”, sebuah masa keemasan yang menjadi sejarah masa lalu diera 60-80an. Bahkan dulu kompetisi Galatama kita ditiru formatnya oleh kompetisi J-Legaue Jepang, dari masalah manajeman sampai kompetisi Jepang benar-benar belajar dari PSSI. Bayangkan untuk tim Asian All-Star 1966-70, timnas menyumbang empat pemain seperti Soetjipto Soentoro, Jacob Sihasale, Iswadi Idris dan Abdul Kadir. Jepang dan Korsel yang saat ini menjadi langganan Piala dunia pun saat itu tak ada apa-apanya dibandingkan timnas kita. Apalagi yang namanya Thailand, Singapura bahkan Malaysia mereka bukan level buat timnas kita. Sepakbola kita sudah terbiasa bertanding dalam sebuah turnamen maupun ujicoba dengan tim-tim elite dunia. Meskipun sekarang keadaanya benar-benar terbalik dari masa itu, dimana timnas kita sekarang “tertinggal langkah” oleh tim seperti Thailand, Singapura dan Malaysia. Bahkan jangan samakan dengan Jepang maupun Korsel untuk saat ini.
Dan berikut 13 pertandingan sepakbola Indonesia menghadapi timnas luar maupun klub elite dunia dari era galatama, perserikatan sampai sekarang yang menurut saya dapat dijadikan sebuah memorable match.
Quote:
1 Vs Dynamo Moscow (USSR/Rusia)-1970
Spoiler for VS DynamoMoscow:
PSSI 1970
Untuk list pertama saya sengaja memilih match ini, saat timnas Garuda menghadapi Dynamo Moscow 14 Juni 1970. Saat itu Dynamo Moscow membawa kiper legendaris dan terbaik dunia Lev Yashin. Pada pertandingan tersebut timnas kita dipaksa menyerah dengan skor tipis 0-1. Dalam match itu sebenarnya Indonesia mendapatkan beberapa peluang emas melalui trio Soetjipto Soentoro, Iswadi Idris dan Jacob Sihasale tapi seperti yang kita ketahui bahwa penjaga utama pertahanan Dynamo Moscow saat itu adalah sosok legendaris Lev Yashin.
2 Vs Feyenord Rotterdam (Belanda)-1965
Spoiler for Vs Feyenord Rotterdam (Belanda):
Feyenord 1965
Ini adalah tur pertama timnas kita keluar negeri, Pada 9 Juni 1965 timnas garuda bertandang ke Rotterdam Belanda untuk menghadapi Feyenord yang saat itu dikapteni oleh Guus Hidink. Walaupun sempat unggul cepat dimenit kedua babak pertama melalui sang kapten Soetjipto Soentoro, sampai babak pertama berakhir, dibabak kedua feyenord dapat membalik keadaan menjadi 6-1. Yang saat itu kabarnya memang sengaja untuk kemengan Feyenord karena adanya faktor politik dan wasit.
3 Vs Sv Werder Bremen (Jerman)-1965
Spoiler for Vs Sv Werder Bremen (Jerman):
PSSI 1965 Germany
Ini adalah tur kedua timnas kita, dan untuk kali ini tim Garuda bertandang ke Jerman Barat menghadapi juara bertahan saat itu, Werder Bremen. Walaupun timnas kita bisa mencetak banyak goal, timnas kita tetap harus mengakui keunggulan tim tuan rumah dengan skor 6-5. Dalam match ini Soetjipto Soentoro berhasil mencetak hatrick pada menit 30, 41 dan 58, yang membuat dia bersama rekannya Max Timisela mendapat pujian dan tawaran bermain di werder Bremen oleh sang pelatih Gunther Brocker yang notabene selain melatih Bremen dia adalah kepala pelatih timnas Jerman Barat saat itu. Namun saat itu ditolak dengan alasan bahwa mereka akan lebih senang bermain untuk negara mereka sendiri dan untuk persiapan menghadapi Asean Games 1966.
4 Vs Santos Fc (Brazil)-1975
Spoiler for Vs Santos Fc (Brazil):
Pertandingan yang dihadiri sekitar 80.000 penonton saat itu, yang mempertemukan timnas Garuda dengan Santos Fc yang diperkuat legenda sepak bola, Pele. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Santos. Goal Indonesia dicetak oleh Risdianto pada menit 30 dan 71. Sedangkan 3 goal balasan Santos dicetak oleh Jedes, Edu dan Pele dari titik putih. Sayang pertandingan ini tidak ada dokumentasi resminya dalam bentuk foto.
5 Vs Ajax Amsterdam (Belanda)-1975
Spoiler for Vs Ajax Amsterdam (Belanda):
Ajax Amsterdam 1975
Pertandingan ini adalah salah satu match dari turnamen segitiga Timnas Indonesia Tamtama, Ajax dan Manchester United tahun 1975. Pada pertandingan ini Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Ajax 4-1, yang akhirnya menjadi juara turnamen ini.
Selain partisipasi dalam match di turnamen ini, saat itu Ajax juga melakukan beberapa uji coba dengan klub-klub PSSI. Yang pertama adalah tim gabungan PSSI wilayah 1 (Juara antar regional PSSI 1974) , stadion Teladan (Sabtu, 4 Juni 1975). Dimana saat itu tim PSSI wilayah 1 berhasil unggul dengan skor meyakinkan 4-2.
* Setelah match tersebut, dalam beberapa kesempatan Bapak kita yang terhormat Djohar Arifin Husin (saat belu jadi Ketum PSSI) mengatakan bahwa tim PSSI wilayah satu yang mengalahkan Ajax adalah PSMS Medan karena sebagian besar tim bermaterikan pemain PSMS Medan.
Pertandingan berikutnya, Senin 9 Juni 1975 stadion Utama Senayan, Jakarta. Ajax menjajal kekuatan Persija Jakarta. Persija mampu menahan imbang 1-1 melalui goal striker andalan timnas saat itu, Risdianto menit 21’ yang kemudian dibalas oleh Jhony Rep, tiga menit berselang.
Dan untuk pertandingan terakhir Ajax menyambangi Stadion Gelora 10 November Surabaya (Rabu, 11 Juni 1975), untuk menghadapi Persebaya Surabaya. Pertandingan sendiri berakhir untuk kemenangan Ajax dengan skor 3-2. Padapertandingan ini gol-gol Persebaya dicetak oleh Jacob Sihasale dan Rudi Bahalwan, sedangkan Gol dari Ajax dicetak oleh Ruud Geels (2 gol) dan Rene Notten.