- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Felix Baumgartner terjun bebas melawati lapisan Atmosfer Bumi


TS
nahkvel
Felix Baumgartner terjun bebas melawati lapisan Atmosfer Bumi
wow!!!


Quote:
KOMPAS.com Felix Baumgartner, skydiver asal Austria, berhasil mengukir sejarah. Lewat misi penerjunan bernama Red Bull Stratos yang dilaksanakan pada Minggu (14/10/2012), Baumgartner berhasil mencetak tiga rekor sekaligus.
Baumgartner berhasil terjun dari ketinggian 39,044 km. Setelah naik dengan kapsul dan balon udara, ia berhasil terjun menembus kecepatan suara. Penerjunan berjalan selama 9 menit 3 detik. Selama 4 menit 20 detik merupakan gerak jatuh bebas berkecepatan 1.342 km/jam atau 1,24 kali kecepatan suara.
Dengan kesuksesan penerjunan itu, Baumgartner menjadi manusia pertama yang bergerak menembus kecepatan suara tanpa kendaraan sekaligus rekor kecepatan gerak tertinggi. Baumgartner juga meraih rekor skydiver yang pernah terjun dari titik tertinggi.
Baumgartner bukanlah anak bawang dalam dunia skydiving. Berusia 43 tahun, ia telah menekuni skydiving sejak umur 16 tahun. Pria yang lahir di Salzburg, Austria, pada tahun 1969 itu mengasah keahlian terjun di kemiliteran Austria.
Pada tahun 1990, ia sedikit mengubah haluan. Dari skydiving tradisional, ia beralih ke base jumping. Base jumping adalah penerjunan dari objek diam, seperti gedung, jembatan, antena, dan relief alam seperti bukit.
Sebelum rekor kali ini, Baumgartner telah mengukir sejumlah prestasi. Tahun 1999, ia mencetak rekor sebagai manusia yang terjun dengan parasut dari titik tertinggi. Saat itu, ia terjun dari Menara Petronas di Kuala Lumpur. Tahun 2007, ia juga terjun dari menara Taipei 101, menara tertinggi di dunia.
Penerjunan selanjutnya adalah mencetak rekor sebaliknya. Baumgartner terjun dari titik terendah, yakni lengan dari patung Kristus di Rio de Janeiro. Baumgartner, kata Stefan Aufschnaiter, adalah "penerjun paling gila di dunia". Menurutnya, ketinggian minimal untuk terjun adalah 50-60 meter.
Prestasi lainnya, Baumgartner menjadi manusia pertama yang terbang mengarungi Selat Inggris pada tahun 2003. Ia melompat dari pesawat di atas wilayah Dover dan terbang dengan sayap berbahan fiber karbon kemudian mendarat pada jarak 35 km dari semula di cap Blanc-Nez di dekat Calais 14 menit kemudian.
Keberhasilan penerjunan kali ini adalah buah dari kerja keras persiapan selama 7 tahun. Misi Baumgartner disponsori oleh Red Bull, perusahaan minuman berenergi. Deretan dokter dan kalangan skydiver, termasuk Joe Kittinger dari US Air Force, pencetak rekor penerjunan tertinggi sebelumnya, terlibat.
Baumgartner mengatakan, ia termotivasi untuk melihat apa yang bisa dicapai oleh tubuh manusia. Ia juga ingin melihat apa yang tak bisa dilihat oleh orang lain, berada dalam keadaan sendiri di ketinggian langit.
"Ini hal yang luar biasa. Ketika Anda berada di ketinggian di dalam baju khusus yang dijaga tekanannya, satu-satunya yang bisa didengar adalah diri sendiri yang bernapas dan Anda bisa melihat lengkungan Bumi, langit yang berwarna hitam," ungkapnya seperti dikutip BBC, Senin (15/10/2012).
"Ini momen yang janggal sebab Anda tak pernah melihat langit berwarna hitam. Saat itu, Anda tahu bahwa Anda telah mencapai sesuatu yang besar," tambah Baumgartner.
Satu kalimat bermakna yang juga diungkapkan Baumgartner ialah "kadang kita harus berada di tempat yang sangat tinggi untuk melihat betapa kecilnya diri kita".
Baumgartner berhasil terjun dari ketinggian 39,044 km. Setelah naik dengan kapsul dan balon udara, ia berhasil terjun menembus kecepatan suara. Penerjunan berjalan selama 9 menit 3 detik. Selama 4 menit 20 detik merupakan gerak jatuh bebas berkecepatan 1.342 km/jam atau 1,24 kali kecepatan suara.
Dengan kesuksesan penerjunan itu, Baumgartner menjadi manusia pertama yang bergerak menembus kecepatan suara tanpa kendaraan sekaligus rekor kecepatan gerak tertinggi. Baumgartner juga meraih rekor skydiver yang pernah terjun dari titik tertinggi.
Baumgartner bukanlah anak bawang dalam dunia skydiving. Berusia 43 tahun, ia telah menekuni skydiving sejak umur 16 tahun. Pria yang lahir di Salzburg, Austria, pada tahun 1969 itu mengasah keahlian terjun di kemiliteran Austria.
Pada tahun 1990, ia sedikit mengubah haluan. Dari skydiving tradisional, ia beralih ke base jumping. Base jumping adalah penerjunan dari objek diam, seperti gedung, jembatan, antena, dan relief alam seperti bukit.
Sebelum rekor kali ini, Baumgartner telah mengukir sejumlah prestasi. Tahun 1999, ia mencetak rekor sebagai manusia yang terjun dengan parasut dari titik tertinggi. Saat itu, ia terjun dari Menara Petronas di Kuala Lumpur. Tahun 2007, ia juga terjun dari menara Taipei 101, menara tertinggi di dunia.
Penerjunan selanjutnya adalah mencetak rekor sebaliknya. Baumgartner terjun dari titik terendah, yakni lengan dari patung Kristus di Rio de Janeiro. Baumgartner, kata Stefan Aufschnaiter, adalah "penerjun paling gila di dunia". Menurutnya, ketinggian minimal untuk terjun adalah 50-60 meter.
Prestasi lainnya, Baumgartner menjadi manusia pertama yang terbang mengarungi Selat Inggris pada tahun 2003. Ia melompat dari pesawat di atas wilayah Dover dan terbang dengan sayap berbahan fiber karbon kemudian mendarat pada jarak 35 km dari semula di cap Blanc-Nez di dekat Calais 14 menit kemudian.
Keberhasilan penerjunan kali ini adalah buah dari kerja keras persiapan selama 7 tahun. Misi Baumgartner disponsori oleh Red Bull, perusahaan minuman berenergi. Deretan dokter dan kalangan skydiver, termasuk Joe Kittinger dari US Air Force, pencetak rekor penerjunan tertinggi sebelumnya, terlibat.
Baumgartner mengatakan, ia termotivasi untuk melihat apa yang bisa dicapai oleh tubuh manusia. Ia juga ingin melihat apa yang tak bisa dilihat oleh orang lain, berada dalam keadaan sendiri di ketinggian langit.
"Ini hal yang luar biasa. Ketika Anda berada di ketinggian di dalam baju khusus yang dijaga tekanannya, satu-satunya yang bisa didengar adalah diri sendiri yang bernapas dan Anda bisa melihat lengkungan Bumi, langit yang berwarna hitam," ungkapnya seperti dikutip BBC, Senin (15/10/2012).
"Ini momen yang janggal sebab Anda tak pernah melihat langit berwarna hitam. Saat itu, Anda tahu bahwa Anda telah mencapai sesuatu yang besar," tambah Baumgartner.
Satu kalimat bermakna yang juga diungkapkan Baumgartner ialah "kadang kita harus berada di tempat yang sangat tinggi untuk melihat betapa kecilnya diri kita".
CEK VIDEONYA GAN :

INI JUGA :

Drama 9 Menit, Terjun Melampaui Kecepatan Suara
Spoiler for Drama 9 Menit:
NEW MEXICO, KOMPAS.com Setelah sempat ditunda dua kali, misi skydiver asal Austria, Felix Baumgartner, untuk memecahkan rekor skydiving dari titik tertinggi akhirnya sukses. Minggu (14/10/2012) waktu Amerika Serikat, pria itu berhasil terjun dan mendarat dengan selamat.
Felix Baumgartner merencanakan misi setidaknya sejak 5 tahun lalu. Dengan keberhasilannya kali ini, dia memecahkan tiga rekor sekaligus. Pertama, menjadi penerjun pertama yang bisa terjun melebihi kecepatan suara dan tanpa bantuan apa pun.
Baumgartner juga berhasil memecahkan rekor sebagai penerjun dengan titik terjun tertinggi. Laporan terakhir AP, Minggu, ketinggian yang berhasil dicapai 39,044 km. Pada rekor sebelumnya, kolonel US Air Force, Joe Kittinger, terjun dari ketinggian 31,2 km.
Penerjunan Baumgartner tak lepas dari drama. Setelah perencanaan penerjunan sempat ditunda karena faktor angin yang kurang mendukung, proses penerjunan pun menjadi detik-detik menegangkan.
Minggu sekitar pukul 22.30 WIB, Baumgartner memulai misi dengan naik menuju ketinggian terjun. Ia naik bersama kapsul yang telah diatur tekanannya, yang diangkat dengan balon helium. Serangkaian peralatan seperti GPS, pembaca kecepatan, pelindung pemanas, dan kamera tersemat di pakaian khususnya.
Satu jam setelah terangkat naik, Baumgartner sampai pada ketinggian 19,2 km di atas permukaan laut. Kittinger yang juga menjadi anggota tim persiapan penerjunan ini mengatakan, "Semua dalam keadaan lampu hijau. Baik-baik saja."
Ada masalah yang sempat dihadapi saat penerjunan. Diwartakan BBC, Baumgartner seharusnya mulai terjun dalam posisi segitiga dengan kepala di bawah. Namun, video yang merekam penerjunan menunjukkan posisi terjun sempat tak tepat.
Akibatnya, tubuh Baumgartner sempat tampak berputar-putar. Jika ini berlanjut, kerusakan pada mata, otak, dan sistem kardiovaskular tak terhindari. Untunglah, dengan pengalaman 2.500 skydiving, Baumgartner berhasil menstabilkan posisinya.
Sebelum drama itu pun misi sempat akan dibatalkan. Bagian pelindung yang berfungsi memanaskan gagal bekerja. Akibatnya, ketika Baumgartner mengembuskan napas, pelindung ini berkabut.
"Ini sangat serius, Joe," kata Baumgartner kepada Kittinger seperti dikutip BBC, Minggu. Meskipun demikian, kendala yang dihadapi bisa diselesaikan. Kittinger meyakinkan Baumgartner bahwa malaikat akan menjaganya.
Detik-detik menegangkan berakhir ketika proses penerjunan akhirnya lancar. Baumgartner terjun lebih cepat dari perkiraan, yakni selama 9 menit 3 detik. Sekitar 4 menit 44 detik dari penerjunan merupakan gerakan jatuh bebas, sementara setelahnya adalah penerjunan dengan parasut.
Sesaat setelah pendaratan di gurun wilayah New Mexico, ia mengangkat tangan sebagai tanda kemenangan. Kolega, ibu, dan pengendali misi pun menyambut riang keberhasilan itu. Baumgartner pun segera diangkut dengan helikopter untuk merayakan kemenangan.
Dengan keberhasilan ini, sejumlah risiko telah ditaklukkan Baumgartner. Jika saat keluar dari kapsul pakaian khusus rusak, Baumgartner berisiko mengalami gejala ebullism alias darah mendidih. Terkait dengan posisi penerjunan, ia berisiko mengalami kerusakan organ.
Satu kalimat bermakna yang diungkapkan Baumgartner ialah, "Kadang kita harus berada di tempat yang sangat tinggi untuk melihat betapa kecilnya diri kita."
Secara kebetulan, keberhasilan Baumgartner menjadi manusia pertama yang terjun melampaui kecepatan suara tanpa alat bantu ini bertepatan dengan peringatan 65 tahun tes pilot Amerika Serikat, Chuck Yeager, yang berhasil terbang dengan pesawat melebihi kecepatan suara.
Felix Baumgartner merencanakan misi setidaknya sejak 5 tahun lalu. Dengan keberhasilannya kali ini, dia memecahkan tiga rekor sekaligus. Pertama, menjadi penerjun pertama yang bisa terjun melebihi kecepatan suara dan tanpa bantuan apa pun.
Baumgartner juga berhasil memecahkan rekor sebagai penerjun dengan titik terjun tertinggi. Laporan terakhir AP, Minggu, ketinggian yang berhasil dicapai 39,044 km. Pada rekor sebelumnya, kolonel US Air Force, Joe Kittinger, terjun dari ketinggian 31,2 km.
Penerjunan Baumgartner tak lepas dari drama. Setelah perencanaan penerjunan sempat ditunda karena faktor angin yang kurang mendukung, proses penerjunan pun menjadi detik-detik menegangkan.
Minggu sekitar pukul 22.30 WIB, Baumgartner memulai misi dengan naik menuju ketinggian terjun. Ia naik bersama kapsul yang telah diatur tekanannya, yang diangkat dengan balon helium. Serangkaian peralatan seperti GPS, pembaca kecepatan, pelindung pemanas, dan kamera tersemat di pakaian khususnya.
Satu jam setelah terangkat naik, Baumgartner sampai pada ketinggian 19,2 km di atas permukaan laut. Kittinger yang juga menjadi anggota tim persiapan penerjunan ini mengatakan, "Semua dalam keadaan lampu hijau. Baik-baik saja."
Ada masalah yang sempat dihadapi saat penerjunan. Diwartakan BBC, Baumgartner seharusnya mulai terjun dalam posisi segitiga dengan kepala di bawah. Namun, video yang merekam penerjunan menunjukkan posisi terjun sempat tak tepat.
Akibatnya, tubuh Baumgartner sempat tampak berputar-putar. Jika ini berlanjut, kerusakan pada mata, otak, dan sistem kardiovaskular tak terhindari. Untunglah, dengan pengalaman 2.500 skydiving, Baumgartner berhasil menstabilkan posisinya.
Sebelum drama itu pun misi sempat akan dibatalkan. Bagian pelindung yang berfungsi memanaskan gagal bekerja. Akibatnya, ketika Baumgartner mengembuskan napas, pelindung ini berkabut.
"Ini sangat serius, Joe," kata Baumgartner kepada Kittinger seperti dikutip BBC, Minggu. Meskipun demikian, kendala yang dihadapi bisa diselesaikan. Kittinger meyakinkan Baumgartner bahwa malaikat akan menjaganya.
Detik-detik menegangkan berakhir ketika proses penerjunan akhirnya lancar. Baumgartner terjun lebih cepat dari perkiraan, yakni selama 9 menit 3 detik. Sekitar 4 menit 44 detik dari penerjunan merupakan gerakan jatuh bebas, sementara setelahnya adalah penerjunan dengan parasut.
Sesaat setelah pendaratan di gurun wilayah New Mexico, ia mengangkat tangan sebagai tanda kemenangan. Kolega, ibu, dan pengendali misi pun menyambut riang keberhasilan itu. Baumgartner pun segera diangkut dengan helikopter untuk merayakan kemenangan.
Dengan keberhasilan ini, sejumlah risiko telah ditaklukkan Baumgartner. Jika saat keluar dari kapsul pakaian khusus rusak, Baumgartner berisiko mengalami gejala ebullism alias darah mendidih. Terkait dengan posisi penerjunan, ia berisiko mengalami kerusakan organ.
Satu kalimat bermakna yang diungkapkan Baumgartner ialah, "Kadang kita harus berada di tempat yang sangat tinggi untuk melihat betapa kecilnya diri kita."
Secara kebetulan, keberhasilan Baumgartner menjadi manusia pertama yang terjun melampaui kecepatan suara tanpa alat bantu ini bertepatan dengan peringatan 65 tahun tes pilot Amerika Serikat, Chuck Yeager, yang berhasil terbang dengan pesawat melebihi kecepatan suara.
Just Share






0
2.9K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan