(Vibiznews – Economy) – Pada akhir perdagangan sore tadi rupiah tampak kembali alami tekanan jual terhadap dolar AS (05/12). Meskipun IHSG bergerak naik, tekanan pada mata uang dalam negeri masih terjadi di tengah data neraca perdagangan yang defisit. Sementara itu realisasi anggaran pemerintah yang belum maksimal juga dorong turunnya mata uang lokal.

Mata uang rupiah pada Rabu sore terdepresiasi ke posisi Rp9.600 per dolar AS. Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Rabu sore bergerak melemah nilainya sebesar 12 poin menjadi Rp9.600 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.588 per dolar AS.

Realisasi anggaran per 14 November 2012 tercatat Rp51,559 triliun dari pagu Rp190,1 triliun, jauh dibawah 2,23 persen dari produk domestik bruto (PDB) sebagaimana yang diharapkan. Anggaran pemerintah yang belum maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ini memberikan tekanan pada pergerakan rupiah.

Pergerakan nilai tukar rupiah yang lesu juga akibat masih dibayangi oleh penanganan jurang fiskal AS. Fokus pasar kembali pada masalah jurang fiskal karena kian dekatnya tenggat waktu jelang akhir tahun 2012, kondisi itu membuat investor uang mencari aset 'safe haven'.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu tercatat mata uang rupiah tidak bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp9.605 per dolar AS

http://indonesiainvestmentinstitute.com/