Pramuka di Inggris akan menghapuskan aturan bersumpah kepada Tuhan bagi setiap siswa ingin menjadi anggota organisasi itu.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Selasa (4/12), di masa mendatang pelajar lelaki dan perempuan ateis dibolehkan menjadi anggota Pramuka tanpa perlu mengucapkan sumpah kepada Tuhan.

Aturan baru ini mengubah tradisi Pramuka didirikan Robert Baden-Powell sejak 1908. Selama seabad lebih, bersumpah kepada Tuhan dan Ratu adalah syarat utama dari tradisi Pramuka. Sumpah harus mereka ucapkan itu berbunyi: "Saya bersumpah akan melakukan yang terbaik demi Tuhan dan Ratu untuk menolong sesama dan menjunjung Hukum Pramuka."

Setiap siswa beragama Islam, Kristen, Hindu, atau Sikh diharuskan mengucapkan sumpah kepada Tuhan sesuai keyakinan agama mereka. Pemimpin Pramuka di Inggris kemarin mengatakan keputusan itu diambil demi menghargai keberagaman keyakinan dan bermanfaat bagi banyak pihak.

Belakangan ini aturan sumpah itu mendapat tekanan dari kelompok sekuler. Masyarakat Sekuler Nasional telah menggagas petisi menentang aturan Pramuka itu setelah kejadian seorang siswa ateis dilarang masuk Pramuka dua bulan lalu. "Dengan mengubah aturan sumpah itu maka Pramuka akan sesuai tuntutan zaman. Lebih dari dua pertiga generasi muda Inggris kini tidak beragama," ujar Terry Sanderson dari Masyarakat Sekuler Nasional.

George Pratt, pelajar 11 tahun asal Radstock, Somerset, Oktober lalu, dilarang masuk Pramuka di sekolahnya karena dia ateis. Dia menolak bersumpah atas nama Tuhan dan Ratu Inggris. George menyebut keputusan itu tidak adil. "Saya kecewa tak bisa mengikuti kegiatan pramuka lagi karena saya tidak percaya kepada Tuhan."

Namun sebelum aturan itu berlaku jumlah anggota Pramuka masih terus bertambah. Dua belas tahun lalu anggota Pramuka di Inggris berjumlah 450 ribu. Kini meningkat 17 persen menjadi 525 ribu.

http://www.merdeka.com/dunia/pramuka...ada-tuhan.html

demi sesuai tuntutan zaman