dodolicopAvatar border
TS
dodolicop
Diego Mendieta : Aku Mau Mati, Tapi Jangan Di Indonesia



SOLO, MediaSepakbola. com- Dunia sepakbola khususnya Indonesia kembali berkabung. Kali ini, striker Persis Solo versi PT LI DU ISL asal Paraguay, Diego Mendieta menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit dr Moewardi, Solo, Senin (3/12) pukul 23.30 WIB. Mendieta meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sa
kit tersebut.

Almarhum Mendieta, dalam masa perawatannya terhitung tiga kali berpindah rumah sakit. Yang pertama awal bulan November lalu saat masuk RSI Yarsis Solo, Diego didiagnosis menderita Tifus dan dirawat hingga sepekan. Sempat keluar rumah sakit, empat hari kemudian ia kembali dibawa ke rumah sakit lantaran kondisinya yang kembali melemah. Kali ini Diego dirawat diRS PKU Muhammadiyah Solo.
Namun sayang, setelah menjalani perawatan di rumah sakit PKU Muhamadiyah Solo selama lima hari, pihak rumah sakit belum juga menemukan penyakit yang diderita Diego Mendieta hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Daerah dr Moewardi, Solo.

Selama beberapa hari dirawat, Diego kembali masuk ruang ICU, dan tepat 2,5 jam kemudian mantan pemain Persitara Jakarta Utara ini meninggal dunia. “Tadi saya dapat kabar jam 10 malam dia (Diego Mendieta) masuk ICU. Dan sekitar pukul setengah duabelas Diego meninggal dunia,”ujar salah seorang rekan Diego di Persis, Andri Siswanto.

Nasib Diego ketika sakitnya sangat memprihatinkan. Gaji ia selama beberapa bulan belum dibayarkan oleh pihak manajemen klub, hingga ketika dalam keadaan sakit, dirinya sangat berharap pelunasan gaji tersebut dilakukan untuk biaya berobat.
Bahkan beberapa waktu lalu, karena keprihatinan atas nasib Diego, supporter Pasoepati melakukan penggalangan dana untuk sang pemain. Dana yang terkumpul telah diserahkan kepada rekan Diego yang selama ini menjaganya di rumah sakit karena tidak ada satupun sanak keluarganya yang berada di Indonesia.

Dalam dalam keadaan sakit, Diego berkata bahwa dirinya berharap bisa pulang ke tanah airnya, Paraguay dan menjalani perawatan disana. "Saya rindu,dan ingin bertemu dengan mama.Terima Kasih atas perjuangan Pasoepati yang menjadi sahabat-ku sampai saat ini." Ungkapnya sambil meneteskan air mata.

Bahkan ketika masa kritisnya, ia sangat ingin pulang ke negaranya. “ Aku mau mati tapi di rumah. Jangan di Indonesia” bisik Diego Mendieta di saat-saat akhir.
Kisah perjuangan Diego Mendieta menuntut haknya sebagai pemain hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya, menjadi potret suram sepakbola Indonesia. Ketidak pedulian manajemen klub terhadap nasib pemain dan APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) yang acuh terhadap nasib para pemain yang kehilangan haknya akan menjadi catatan tersendiri betapa kelamnya sepakbola Indonesia saat ini

emoticon-Berduka (S)emoticon-Berduka (S)emoticon-Berduka (S)

sumber: https://www.facebook.com/photo.php?f...&type=1&ref=nf
Diubah oleh dodoli_cop 04-12-2012 04:06
0
9.9K
163
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan