Kaskus

Hobby

PseudowilisAvatar border
TS
Pseudowilis
OSING PENERUS BLAMBANGAN
ada beberapa data yg menguatkan wong osing adalah pewaris blambangan.....

wong osing adalah sisa wong blambangan bisa dilihat dari perjalanan sejarah ;

1. sinuhun tawang alun yang mendirikan kerajaan di daerah hutan Sudiamara atau macan putih.daerah tsb berada di wilayah kec kabat.sampai sekarang penduduknya masih penutur bahasa osing.

2. Pemberontakan Rempeg jogopati terkonsentrasi di daerah bayu,songgon.(songgon terletak di kec songgon.dan sampai sekarang masih penutur aktif osing)

3. Pemberontakan wong Agung Willis di banyuwangi.

4. Sayu Wiwit yang di tugaskan Rempeg Jogopati menghadang belanda di jember,sampai sekarang menyisakan sebagian masyarakat daerah jember masih menggunakan bahasa osing.seperti daerah puger……………….

5. Banyaknya nama-nama desa (yang tercantum dalam Babad blambangan)sampai sekarang nama desa tsb masih ada terutama di lingkaran segitiga emas.

6. Susuhunan Tawang Alun adalah raja blambangan terakhir, melahirkan/mempunyai hubungan keluarga tokoh-tokoh seperti agung wilis,Rempeg Jogopati.rempeg jogopati/mas pakis berasal dari desa pakis

7 .Makam mas Surongganti di desa gladag ( penutur osing aktif).Tawang Alun I memiliki Putra :Gede Buyut,Mas Ayu Widharba,Mas Lanang Dangiran (Mbah Mas Brondong),Mas Senepo/Mas Kembar,Mas Lego.selanjutnya Mas Lego menurunkan MAS SURANGGANTI dan MAS SURODILOGO (MBAH KOPEK)

8. kutipan Van Wikkerman mengatakan ”Sebagian dari mereka yang berhasil melarikan diri kedalam hutan telah meninggal karena kesengsaraan yang dialami mereka. Yang lainnya menetap dihutan-hutan seperti; Pucang Kerep, Kali Agung, Petang dan sebagainya. Dan mereka bersikap keras tetap tinggal dalam hutan dengan segala penderitaannya. (Balambangan Indisch Gids II th. 1923 h. 1060)..———-petang berada di daerah kec kabat,kaligung-rogojampi,pucang kerep?….

9.kutipan makalah sri margana, tahun 1930-an yang menyebut dirinyanya ‘insider‘‘menyatakan ,Nama “oesing” yang biasa digunakan untuk menyebut orang Blambangan di ujung timur (Jawa).

10.Dengarlah dia menyanyikan gendingnya, “Cengkir Gading” dan menggerakan kipasnya, lalu rakyat Blambangan yang dewasa dan masih anak-anak mengalir ke suatu tempat dan di luar kesadaran mereka riwayat yang telah lampau diproyeksikan kembali, irama yang gembira dari tarian Ciwa di Chidambaram, tariannya si Gandri di Cungking, pusat dari segala-galanya, yakni dalam hati manusia. (Gandroeng Van Banjoewangi, John Scholte, 1927). sumber,http://osingkertarajasa.wordpress.com/OSING PENERUS BLAMBANGAN
0
13.9K
37
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan