Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kuntulberototAvatar border
TS
kuntulberotot
SEJARAH
Pada tahun 1859, pengelana Yahudi, Jacob Saphir, adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi, setelah mengunjungi Batavia. Di Batavia, ia telah banyak berbicara dengan seorang Yahudi lokal, yang telah memberitahunya bahwa ada sekitar 20 keluarga Yahudi di Kota itu dan beberapa di Semarang. Kebanyakan Yahudi yang hidup pada sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan Rezim Kolonial. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran Yahudi dari Irak, IRAN, AFGANISTAN, PAKISTAN atau Yaman.
jumlah Yahudi diperkirakan sekitar 2.000 jiwa Yahudi Indonesia
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya, pada masa Pemerintahan Presiden Indonesia yang pertama Soekarno, hak penganut Yahudi sempat disamakan dengan Agama lainnya seperti Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik. Bahkan melalui surat keputusan Menteri Agraria yang dirilis pada tahun 1961 menyatakan bahwa Beliau mengakui kaum Agama Israelit (sebutan kaum Agama Yahudi pada masa itu) diakui sebagai Agama resmi di Indonesia. Tidak banyak yang mengetahui pula, bahwa peristiwa 10 November 1945 juga melahirkan seorang pejuang yang berasal dari kaum Yahudi Surabaya, yaitu Charles Mussry.

Populasi
menurut Kongres Yahudi Sedunia populasi Yahudi di Indonesia diperkirakan ada 20 orang Yahudi asli yang tinggal di Surabaya dan Jakarta. Nenek moyang mereka adalah imigran Yahudi asal Yaman, Irak, iran, afganistan Mesir, pakistan, India, Inggris, Belanda, Jerman, Austria, Portugis, Spanyol dan Eropa Timur. Serta 500 orang keturunan Yahudi asal Belanda, Jerman dan El Salvador tinggal di Manado dan Tondano, yang mana mendapatkan jaminan atas kebebasan beribadah oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, ditandai dengan diizinkannya pendirian sebuah Sinagoga dan tugu berbentuk Menorah. Terdapat pula sejumlah kecil komunitas Yahudi ekspatriat di Bali.

Keturunan Yahudi Indonesia
erdarah Bangsa Yahudi tetapi bukan umat beragama Yahudi/Crypto-Jews:
Marini Sardi, Artis Senior
Yapto Suryosumarno, Politikus, Tokoh Pemuda
Azrur Rusydi / Ahmad Jayadi,
Larasati Suryokumoro, Pengusaha Ternama
Nafa Urbach, Penyanyi, Bintang Sinetron
Cornelia Agatha, Bintang Film
Xaviera Hollander, Penulis, Bintang Erotika, Pengusaha
Ahmad Dhani, Musisi
Sheila Marcia Joseph, Bintang Film
Dolly Zegerius, Mantan Atlet Puteri Nasional
Mariana Renata, Top Model, Bintang Film
Charles Mussry, Pejuang Nasional
Irwan Dhanny Mussry, Pengusaha Papan Atas

Menjadikan Yahudi agama resmi

Sebagai kaum minoritas, kaum Yahudi sering mendapat perlakuan diskriminatif, baik oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. Hal itu terkait dengan stigma bahwa mereka adalah antek-antek Zionis Israel. Kasus tawuran massal pernah terjadi antara komunitas Arab dengan kaum Yahudi di daerah Pasar Besar, Surabaya pada dekade tahun '70-an. Pernah juga terjadi amuk massa, pengrusakan dan pengibaran bendera Palestina pada awal tahun 2009 di sebuah Sinagoga di jalan Kayoon No. 4, Surabaya. Insiden ini dipicu oleh kebrutalan Israel di Gaza, Palestina dan berujung pada penyegelan sementara yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya atas Sinagoga tersebut, yang merupakan Sinagoga tertua di Indonesia. Pada tahun 2010, The United Indonesian Jewish Community (UIJC) ingin Yahudi ditulis pada kartu tanda penduduk (KTP) sebagai Agama resmi. Mereka juga ingin pernikahan dengan ajaran Yahudi diakui secara resmi di Indonesia karena selama ini kaum Yahudi di Indonesia "meminjam" prosesi Agama yang mereka peluk agar pernikahan mereka diakui oleh Pemerintah.
Karena itu, komunitas Yahudi di Indonesia sedang berupaya agar Yahudi diakui sebagai Agama resmi di Indonesia. Selain itu, mereka meminta Agama Yahudi menjadi salah satu pilihan kolom Agama di KTP. Mereka sudah menyewa pengacara untuk mengusahakannya, baik lewat jalur hukum formal maupun lobi-lobi

Di Indonesia saat ini telah dibentuk The United Indonesian Jewish Community (UIJC) oleh komunitas Keturunan Yahudi Indonesia. Organisasi ini sudah dibentuk sejak Tahun 2009, tapi baru diresmikan pada Bulan Oktober Tahun 2010. UIJC ini dipimpin oleh keluarga Verbrugge.
Menurut sumber dari UIJC saat ini keturunan Yahudi di Indonesia yang sudah diketahui hampir mendekati 2.000-an orang. Yang sudah terdeteksi 500-an. tersebar hampir merata di seluruh Indonesia, bahkan ada di Aceh, Sumatra Utara & Sumatra Barat. Di Sulawesi Utara mempunyai potensi sampai 800-an orang, di Jakarta diperkirakan lebih dari 200-an orang dan di Surabaya mempunyai keturunan Yahudi yang juga cukup banyak jumlah-nya. Selain itu anggota UIJC juga ada yang berasal dari daerah lain, diantaranya Lampung, Tangerang, Bekasi, Cirebon, Bandung, Semarang, Solo, Cilacap, Yogyakarta, & Bali. Umumnya mereka adalah keturunan campuran antara Indonesia dengan Yahudi Belanda, Jerman, Belgia, Irak, dan Portugis. Meski demikian, bukan berarti anggota UIJC harus beragama Yahudi,karena organisasi ini hanyalah sebagai paguyuban warga keturunan Yahudi di Indonesia.
Begitu juga ada yang 'terindikasi' Keturunan Yahudi yang berasal dari Spanyol, Portugis & Belanda di Nusa Tenggara Timur/NTT (Flobamora), Maluku & Papua yang juga cukup banyak jumlah-nya. Dan saat ini yang menjadi anggota UIJC yang sudah terdata sekitar 100 orang dewasa, tapi sekarang mulai bertambah jumlah-nya.

IIPAC (Indonesia Israel Public Affair) disebut-sebut sebagai lembaga Yahudi Indonesia yang menjembatani kerjasama bisnis orang-orang Yahudi dengan Indonesia. Bahkan banyak yang mengira bahwa Benjamin Ketang (Ketua IIPAC) adalah seorang keturunan Yahudi. Namun agaknya anggapan ini cukup salah kaprah, karena Ketang bukanlah keturunan Yahudi. Nama aslinya adalah Nur Hamid Ketang dan dia adalah salah satu kader muda organisasi Nahdatul Ulama yang pernah menyelesaikan master studinya di Hebrew University, israel. Lembaganya tidak pernah bekerja sama dengan UIJC dan pihak aktivis Synagoga Minahasa, yang merupakan komunitas Yahudi resmi Indonesia yang di akui Israel. UIJC dan aktivis Synagoga Minahasa adalah organisasi keagamaan Yudaisme, bukan organisasi bisnis seperti IIPAC. Pihak UIJC juga menyatakan bahwa organisasinya tidak pernah melakukan kerja sama dengan Benjamin Ketang, selaku pihak IIPAC. Bahkan dinyatakan bahwa kedua belah pihak mengaku tidak saling mengenal.
Kontroversi lain yang pernah dilakukan pihak IIPAC adalah mengenai perayaan HUT negara Israel. Nur Hamid Ketang dan rekannya Unggun Dahana pernah menggagas perayaan HUT Israel di Indonesia 2011 lalu. Publik agaknya telah salah mengerti karena mengira yang merayakan HUT Israel adalah komunitas Yahudi, namun nyatanya bukan. Pihak UIJC dan aktivis Synagoga di Minahasa sendiri menolak untuk merayakan HUT Israel karena mereka tidak merasa sebagai warga negara Israel. Komunitas keturunan Yahudi juga sangat menyayangkan tindakan perayaan HUT Israel oleh IIPAC karena hal tersebut hanya akan mendatangkan kecaman terhadap komunitas Yahudi Indonesia yang sebenarnya sama sekali merayakan HUT Israel.

SUMBER

emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L) dan emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star

jangan emoticon-Blue Guy Bata (L) emoticon-Blue Guy Bata (L) emoticon-Blue Guy Bata (L)
0
458
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan