- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kaki buatan lengan buatan udah bisa digerakkin pake pikiran!!!!


TS
FurniKlik
Kaki buatan lengan buatan udah bisa digerakkin pake pikiran!!!!
Quote:

Quote:
Seorang mahasiswa postdoctoral telah berhasil mengembangkan teknik implantasi untuk mengerakkan dan mengontrol tangan robot berdasarkan pikiran, elektroda elektroda dari lengan robot tersebut langsung terhubung dengan tulang dan saraf saraf dari bagian yang teramputasi, terobosan ini dinamakan olehnya sebagai " Masa depan lengan atau kaki buatan". Pada awal 2013 ini sukarelawan yang pertama akan mencoba lengan dan kaki buatan masa depan ini.
" Ini adalah suatu terobosan baru yang belum pernah dilakukan," menurut Max Ortiz Catalan, yang merupakan pakar dan pelaksana riset biomedicine dan Artificial Intellgence di Chalmers University of Technology di Swedia. "Alat ini dapat mengontrol beberapa sendi dan gerakan dengan leluasa, sebagaimana menerima signal saraf langsung. Sementara ini fitur fitur ini belum tersedia untuk pasien pasien yang berada diluar lab kami. Kami mempunyai tujuan untuk merubah itu"
Secara umum cara kerja myoelectic prosthese adalah mereka menaruh elektroda dibawah kulit untuk menerima signal signal yang biasa dikirim dari otak ke bagian bagian tangan atau kaki. Dari sana sebuah system algoritma akan menterjemahkan signal signal ini dan mengirim instruksi ke motor atau sensor yang terletak di lengan/kaki elektronik tersebut.
Akan tetapi dikarenakan elektroda elektroda tersebut hanya ditempelkan di permukaan kulit, maka mereka akan menemui banyak kendala kendala dalam menjaga pertukaran informasi atau signal antara otak dan lengan/ kaki buatan tersebut. Dengan menanamkan elektroda elektroda tersebut langsung ke saraf pasien, Catalan berharap untuk dapat lebih maju satu langkah ke depan untuk dapat mereplikasi gerakan gerakan yang lebih natural dari ilmuwan ilmuwan lainnya.
"Teknologi kami berfungsi untuk membantu orang yang kehilangan lengan/kaki mereka dapat mengontrol dan menggerakan lengan atau kaki buatan mereka sama dengan lengan biological mereka sendiri, dengan via saraf dan otot dari orang itu sendiri," menurut Ilmuwan Swedia tersebut.
Menggunakan methode OPRA (Osseointegrated Prosthesis for the Rehabilitation of Amputees) yang dikembangkan oleh Rickard Brånemark di Sahlgrenska University Hospital di Gothenburg, Catalan dan timnya berupaya untuk tidak menggunakan sambungan tradisional lengan buatan yang biasa ditanam pada tulang dengan menggunakan baut titanium. Metode ini adalah merupakan metode yang diciptakan oleh ayah Brånemark yang menemukan bahwa sebenarnya titanium bisa menyatu dengan tulang.
"Operasi yang akan dilakukan adalah menanam elektroda saraf dan otot pada
bagian yang terputus, sama halnya dengan menyambung lengan/kaki buatan tersebut ke tubuh manusia”.
Implantasi dari titanium itu sendiri berperan sebagai titik pertemuan untuk penyaluran signal signal antara elektroda elektroda, ditanam pada saraf saraf dan otot otot, menuju ke lengan. Ini adalah replikasi yang nyata dari lengan sesungguhnya yang didesign sedemikian rupa untuk melakukan fungsinya sebagai tangan, dengan informasi yang dikirim dari saraf menuju ke bagian lengan yang terputus dan menuju ke lengan buatan, dimana system algoritma dapat menterjemahkan instruksi dari pikiran menjadi sebuah gerakan.
Ini merupakan closed loop control atau pengendalian sengkelit tertutup yang merupakan satu langkah yang lebih maju untuk memberikan gerakan yang lebih natural untuk lengan/kaki buatan . Pernyataan Catalan ini secara nyata juga dapat disaksikan bahwa setiap jari dapat dikontrol dan digerakkan .
Operasi ini akan dilaksanakan pertama kalinya oleh Brånemark pada bulan Januari atau Februari 2013, dan pasien pasien sukarelawan tersebut adalah pasien yang sudah diamputasi lengan/kakinya beberapa tahun sebelumnya. Saat ditanya apakah operasi ini bisa berhasil , Catalan menjawab ini juga merupakan salah satu pertanyaan yang mereka masih cari tahu jawabannya.
“Kemungkinannya lebih besar pada pasien yang baru mengalami amputasi.
Akan tetapi pasien pasien kami adalah pasien yang sudah diamputasi beberapa tahun. Projek ini mempunyai tujuan untuk menjawab semua pertanyaan science yang menarik dalam bidang neurorehabilitasi.”
Dalam persiapan sebelumnya, Catalan melatih para pasiennya dalam laboratorium menggunakan simulasi virtual dan percobaan atas system logaritma sendiri. Persiapan ini memberikan suatu masukan kepada pasien ketika mereka sedang melakukan gerakan gerakan berbeda.
Ini sangat penting untuk mereka belajar kembali gerakan gerakan , dan untuk kami sendiri untuk mengkualifikasikan hasil dari system algoritma itu sendiri.
Catalan juga berkerja sama dengan Zac Vawter dari Centre for Bionic Medicine di Chicago. Pada bulan oktober center ini menggunakan teknik amputasi terbaru yang dinamakan targeted muscle reinnervation (TMR) atau penyambungan saraf saraf dari otot otot tujuan, dengan hasil yang menajubkan, pasien tersebut dapat menaiki 103 anak tangga dengan kaki bionik atau kaki buatannya. Ini melibatkan transfer signal signal dari syaraf otot dan kulit yang tersisa dari hasil amputasi tersebut menuju ke kaki bionik, sehingga otot dan kulit tersebut memberikan signal signal menuju ke microprocessor dari kaki buatan , yang memberikan hasil respon reaktivitas ke kaki robotic.
Untuk itu Catalan berencana untuk menggabungkan kedua teknologi tersebut dan menciptakan “osseointegrated human-machine gateway” atau pintu gerbang dalam penggabungan manusia dan mesin .
“Kami melihat kombinasi dari teknologi teknologi ini sebagai masa depan untuk lengan/kaki buatan, “ kata Catalan. “Mereka telah melakukan banyak pekerjaan yang hebat, banyak riset scientifik berguna berasal dari grup Todd Kuiken, dimana kami telah menyelesaikan masalah dalam teknologi teknologi itu sendiri, dimana TMR sangat berguna untuk memberikan signal signal control tambahan pada otot, tapi itu tetap membutuhkan elektroda elektroda pada permukaannya.
Pada akhirnya, Catalan berharap semoga percobaan operasi ini dapat membuktikan pentingnya perjalanan pembuatan dari lengan atau kaki buatan, dan juga dapat mendapatkan lebih banyak dana untuk mewujudkan itu menjadi sesuatu yang nyata didunia dalam skala yang lebih besar.
“Teknologi ini pada akhirnya dapat menjadi kenyataan untuk banyak orang. Kami mau meninggalkan lab dan menjadi bagian dari kehidupan sehari hari pasien. Jika operasi di musim dingin ini berhasil, kami akan menjadi grup riset pertama didunia yang menciptakan lengan/kaki buatan yang dapat dikendalikan dengan pikiran, sebuah hal yang nyata yang dibisa digunakan oleh pasien pasien tersebut dalam kehidupan sehari hari mereka, dan bukan didalam lab.”
" Ini adalah suatu terobosan baru yang belum pernah dilakukan," menurut Max Ortiz Catalan, yang merupakan pakar dan pelaksana riset biomedicine dan Artificial Intellgence di Chalmers University of Technology di Swedia. "Alat ini dapat mengontrol beberapa sendi dan gerakan dengan leluasa, sebagaimana menerima signal saraf langsung. Sementara ini fitur fitur ini belum tersedia untuk pasien pasien yang berada diluar lab kami. Kami mempunyai tujuan untuk merubah itu"
Secara umum cara kerja myoelectic prosthese adalah mereka menaruh elektroda dibawah kulit untuk menerima signal signal yang biasa dikirim dari otak ke bagian bagian tangan atau kaki. Dari sana sebuah system algoritma akan menterjemahkan signal signal ini dan mengirim instruksi ke motor atau sensor yang terletak di lengan/kaki elektronik tersebut.
Akan tetapi dikarenakan elektroda elektroda tersebut hanya ditempelkan di permukaan kulit, maka mereka akan menemui banyak kendala kendala dalam menjaga pertukaran informasi atau signal antara otak dan lengan/ kaki buatan tersebut. Dengan menanamkan elektroda elektroda tersebut langsung ke saraf pasien, Catalan berharap untuk dapat lebih maju satu langkah ke depan untuk dapat mereplikasi gerakan gerakan yang lebih natural dari ilmuwan ilmuwan lainnya.
"Teknologi kami berfungsi untuk membantu orang yang kehilangan lengan/kaki mereka dapat mengontrol dan menggerakan lengan atau kaki buatan mereka sama dengan lengan biological mereka sendiri, dengan via saraf dan otot dari orang itu sendiri," menurut Ilmuwan Swedia tersebut.
Menggunakan methode OPRA (Osseointegrated Prosthesis for the Rehabilitation of Amputees) yang dikembangkan oleh Rickard Brånemark di Sahlgrenska University Hospital di Gothenburg, Catalan dan timnya berupaya untuk tidak menggunakan sambungan tradisional lengan buatan yang biasa ditanam pada tulang dengan menggunakan baut titanium. Metode ini adalah merupakan metode yang diciptakan oleh ayah Brånemark yang menemukan bahwa sebenarnya titanium bisa menyatu dengan tulang.
"Operasi yang akan dilakukan adalah menanam elektroda saraf dan otot pada
bagian yang terputus, sama halnya dengan menyambung lengan/kaki buatan tersebut ke tubuh manusia”.
Implantasi dari titanium itu sendiri berperan sebagai titik pertemuan untuk penyaluran signal signal antara elektroda elektroda, ditanam pada saraf saraf dan otot otot, menuju ke lengan. Ini adalah replikasi yang nyata dari lengan sesungguhnya yang didesign sedemikian rupa untuk melakukan fungsinya sebagai tangan, dengan informasi yang dikirim dari saraf menuju ke bagian lengan yang terputus dan menuju ke lengan buatan, dimana system algoritma dapat menterjemahkan instruksi dari pikiran menjadi sebuah gerakan.
Ini merupakan closed loop control atau pengendalian sengkelit tertutup yang merupakan satu langkah yang lebih maju untuk memberikan gerakan yang lebih natural untuk lengan/kaki buatan . Pernyataan Catalan ini secara nyata juga dapat disaksikan bahwa setiap jari dapat dikontrol dan digerakkan .
Operasi ini akan dilaksanakan pertama kalinya oleh Brånemark pada bulan Januari atau Februari 2013, dan pasien pasien sukarelawan tersebut adalah pasien yang sudah diamputasi lengan/kakinya beberapa tahun sebelumnya. Saat ditanya apakah operasi ini bisa berhasil , Catalan menjawab ini juga merupakan salah satu pertanyaan yang mereka masih cari tahu jawabannya.
“Kemungkinannya lebih besar pada pasien yang baru mengalami amputasi.
Akan tetapi pasien pasien kami adalah pasien yang sudah diamputasi beberapa tahun. Projek ini mempunyai tujuan untuk menjawab semua pertanyaan science yang menarik dalam bidang neurorehabilitasi.”
Dalam persiapan sebelumnya, Catalan melatih para pasiennya dalam laboratorium menggunakan simulasi virtual dan percobaan atas system logaritma sendiri. Persiapan ini memberikan suatu masukan kepada pasien ketika mereka sedang melakukan gerakan gerakan berbeda.
Ini sangat penting untuk mereka belajar kembali gerakan gerakan , dan untuk kami sendiri untuk mengkualifikasikan hasil dari system algoritma itu sendiri.
Catalan juga berkerja sama dengan Zac Vawter dari Centre for Bionic Medicine di Chicago. Pada bulan oktober center ini menggunakan teknik amputasi terbaru yang dinamakan targeted muscle reinnervation (TMR) atau penyambungan saraf saraf dari otot otot tujuan, dengan hasil yang menajubkan, pasien tersebut dapat menaiki 103 anak tangga dengan kaki bionik atau kaki buatannya. Ini melibatkan transfer signal signal dari syaraf otot dan kulit yang tersisa dari hasil amputasi tersebut menuju ke kaki bionik, sehingga otot dan kulit tersebut memberikan signal signal menuju ke microprocessor dari kaki buatan , yang memberikan hasil respon reaktivitas ke kaki robotic.
Untuk itu Catalan berencana untuk menggabungkan kedua teknologi tersebut dan menciptakan “osseointegrated human-machine gateway” atau pintu gerbang dalam penggabungan manusia dan mesin .
“Kami melihat kombinasi dari teknologi teknologi ini sebagai masa depan untuk lengan/kaki buatan, “ kata Catalan. “Mereka telah melakukan banyak pekerjaan yang hebat, banyak riset scientifik berguna berasal dari grup Todd Kuiken, dimana kami telah menyelesaikan masalah dalam teknologi teknologi itu sendiri, dimana TMR sangat berguna untuk memberikan signal signal control tambahan pada otot, tapi itu tetap membutuhkan elektroda elektroda pada permukaannya.
Pada akhirnya, Catalan berharap semoga percobaan operasi ini dapat membuktikan pentingnya perjalanan pembuatan dari lengan atau kaki buatan, dan juga dapat mendapatkan lebih banyak dana untuk mewujudkan itu menjadi sesuatu yang nyata didunia dalam skala yang lebih besar.
“Teknologi ini pada akhirnya dapat menjadi kenyataan untuk banyak orang. Kami mau meninggalkan lab dan menjadi bagian dari kehidupan sehari hari pasien. Jika operasi di musim dingin ini berhasil, kami akan menjadi grup riset pertama didunia yang menciptakan lengan/kaki buatan yang dapat dikendalikan dengan pikiran, sebuah hal yang nyata yang dibisa digunakan oleh pasien pasien tersebut dalam kehidupan sehari hari mereka, dan bukan didalam lab.”
UPDATE
Quote:

Quote:
Para Ilmuwan di Universitas Pittsburgh telah berhasil setelah melihat pasiennya dapat mengerakkan tangan robot atau tangan buatan tersebut, mereka melakukannya dengan proses implantasi barisan elektroda elektroda terhadap motor kortex atas pasien quadriplegic (lumpuh dari leher ke bawah ) . Perawatan terbaru ini dipublikasikan pada tanggal 16 Desember 2012 di media jurnal kedokteran bagian pembedahan Lancet, ini merupakan suatu tumpuan baru dalam penggerakan tangan atau kaki dengan menggunakan otak tanpa mempengaruhi otak atau fungsi gerakan itu sendiri.
"Professor Grégoire Courtine dari Swiss Federal Institute of Technology Lausanne (EPFL) menyampaikan pada pers," Penemuan yang didasari oleh inspirasi ini dapat melakukan interaksi antara otak dan mesin yang merupakan penemuan yang menakjubkan dalam bidang teknologi dan biologi kedokteran, menyadari bahwa akan ada banyak tantangan didepan, sistem ini juga semakin mendekati titik titik yang menuju keberhasilan".
Ilmuwan ilmuwan tersebut mengimplantasikan barisan elektroda tersebut pada otak seorang pasien wanita quadriplegic berumur 52 tahun, elektroda elektroda tersebut terhubung pada tangan robot, yang dapat meniru gerakan gerakan manusia seperti pergelangan tangan dan jari jari. Meskipun pasien ini telah menjalani latihan yang dibantu oleh komputer selama 14 minggu, beliau telah dapat mengerakan tangan buatannya pada hari hari pertamanya.
" Tantangan yang paling besar dalam mengembangkan tangan atau kaki buatan yang dapat digerakkan oleh pikiran adalah bagaimana cara untuk menterjemahkan signal signal dari otak yang mengindikasikan gerakan gerakan menjadi signal komputer," kata Andrew Schwartz, pemimpin riset ini.
Dia juga menyampaikan bahwa sebagian besar tangan atau lengan buatan yang digerakkan oleh pikiran ini telah berhasil menggunakan algoritma yang berperan sebagai perpustakaan yang rumit untuk komunikasi antara otak dan mesin tersebut. Akan tetapi mereka telah menemukan terobosan baru dengan mengunakan model dasar komputer algoritma yang dapat hampir meniru persis layaknya gerakan gerakan tangan yang digerakkan oleh otak.
Setelah beberapa bulan percobaan, pasien berhasil mengontrol tangan buatan tersebut dengan melakukan gerakan gerakan tangan yang diminta dengan tingkat kesuksesan sebesar 91%. Kesuksesan ini pada 7 bulan setelahnya disusul oleh teknologi yang setara yang dapat membuat pasien wanita lumpuh dapat minum kopi dengan sendirinya tanpa dibantu orang lain.
"Professor Grégoire Courtine dari Swiss Federal Institute of Technology Lausanne (EPFL) menyampaikan pada pers," Penemuan yang didasari oleh inspirasi ini dapat melakukan interaksi antara otak dan mesin yang merupakan penemuan yang menakjubkan dalam bidang teknologi dan biologi kedokteran, menyadari bahwa akan ada banyak tantangan didepan, sistem ini juga semakin mendekati titik titik yang menuju keberhasilan".
Ilmuwan ilmuwan tersebut mengimplantasikan barisan elektroda tersebut pada otak seorang pasien wanita quadriplegic berumur 52 tahun, elektroda elektroda tersebut terhubung pada tangan robot, yang dapat meniru gerakan gerakan manusia seperti pergelangan tangan dan jari jari. Meskipun pasien ini telah menjalani latihan yang dibantu oleh komputer selama 14 minggu, beliau telah dapat mengerakan tangan buatannya pada hari hari pertamanya.
" Tantangan yang paling besar dalam mengembangkan tangan atau kaki buatan yang dapat digerakkan oleh pikiran adalah bagaimana cara untuk menterjemahkan signal signal dari otak yang mengindikasikan gerakan gerakan menjadi signal komputer," kata Andrew Schwartz, pemimpin riset ini.
Dia juga menyampaikan bahwa sebagian besar tangan atau lengan buatan yang digerakkan oleh pikiran ini telah berhasil menggunakan algoritma yang berperan sebagai perpustakaan yang rumit untuk komunikasi antara otak dan mesin tersebut. Akan tetapi mereka telah menemukan terobosan baru dengan mengunakan model dasar komputer algoritma yang dapat hampir meniru persis layaknya gerakan gerakan tangan yang digerakkan oleh otak.
Setelah beberapa bulan percobaan, pasien berhasil mengontrol tangan buatan tersebut dengan melakukan gerakan gerakan tangan yang diminta dengan tingkat kesuksesan sebesar 91%. Kesuksesan ini pada 7 bulan setelahnya disusul oleh teknologi yang setara yang dapat membuat pasien wanita lumpuh dapat minum kopi dengan sendirinya tanpa dibantu orang lain.
Quote:
Gan ini ada videonya buat referensi
[url]http://bcove.me/51pqq4b6 [/url]
[url]http://bcove.me/51pqq4b6 [/url]



Sumber
SumberII
Quote:
Mohon maaf kalo ada salah, ane enga berharap
tapi kalo bagus ya mohon dikasih
nya


Diubah oleh FurniKlik 18-12-2012 04:39
0
6.1K
Kutip
66
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan