Semoga aja gak repost gan. Kalo pun ternyata repost, maafkan ane, ane hanya manusia biasa, hehe
Jujur awalnya ane tersentak dengan judul sebuah artikel diatas di salah satu tabloid modifikasi di Surabaya. Karena penasaran ane baca tuh sampe tuntas artikel tsb. Setelah dipikir-pikir iya juga gan. Kelayakan SIM C
di negeri ini patut dipertanyakan. Kenapa hanya SIM C, kok gak sekalian SIM A yang juga dipertanyakan?
Semuanya berawal dari angka kecelakan lalu lintas yang didominasi oleh roda dua (motor). Dan akhir-akhir ini banyak kecelakan yang melibatkan motor cc gede (moge). Ini ane kutip sebagian artikel dengan judul diatas.
Quote:
SEMAKIN MARAKNYA KECELAKAN MOGE: MASIH LAYAKKAH SIM C?
Sobat sudah punya SIM (Surat Izin Mengemudi) C? Jangan kelewat pede mengendarai motor dulu. Apalagi membesut motor cc gede alias moge yang sekarang lagi banyak diminati. Tahukah sobat, standarisasi ujian untuk mendapatkan SIM C di negara kita ini sangat rendah. Kelewat mudah untuk mendapatkannya. Belum lagi jika SIM C itu didapat lewat 'jalur pintas'. Semakin patut dipertanyakan kualitas penguasaan berkendara motor kita.
Kita dengar saja penuturan Yosi Novianto, juragan MP2 Speedshop, Blitar yang ingin berbagi menceritakan pengalamannya mengaplikasi SIM di Kanada. Ia tinggal di Vancouver pada tahun 2001-2004.
"Ada 2 aplikasi SIM untuk motor. Pertama untuk scooter atau small engine atau 50-250cc, dan yang kedua untuk motor diatas 250cc," buka Yosi yang berhasil memiliki SIM untuk mobil pada 2002, dan SIM motor pada 2003.
Ia mengawali Kepemilikan SIM dari mobil dahulu karena lebih mudah dan lebih murah. "Biaya aplikasi SIM mobil 40 dollar Kanada (anggap 1 dollar Kanada = Rp.10.000, Red). Sedangaplikasi SIM motor 65 dollar Kanada," sebut pria humoris ini. Satu kali aplikasi SIM mobil, Yosi pun sukses mendapatkan SIM. "Aku membeli Honda Civic di sana. Bahkan sempat kilik mesin hingga engine swap," kenang asli Blitar ini. Dan uniknya, meski telah berpengalaman mengaplikasi SIM mobil, namun saat mengaplikasi SIM motor bukanlah menjadi lebih mudah. “Aku gagal aplikasi SIM motor untuk cc diatas 250 hingga 5 kali. Baru sukses ketika ke-6 kalinya,” cerita Yosi sambil tertawa.
Menurutnya, uji SIM motor lebih susah. Terutama ketika melakukan uji praktik berupa road test. “Satu kali tidak sesuai regulasi saat road test, aplikasi langsung gagal. Padahal kadang kesalahannya remeh,” ungkap Yosi.
Ia mengenang saat ia telat menurunkan kecepatan motor menjadi di bawah 25 km/jam saat melintas zona sekolah. “Sebenarnya sudah rendah. Tetapi polisi penguji ternyata selalu mengaktifkan speedgun. Menurutnya aku telat menurunkan kecepatan saat di zona itu. Tanda ujian SIM langsung dicabut dan aku disuruh pulang naik bis. Hehehe..”
......
SUMBER: OTO PLUS 23/X, 26 NOV-3 DES 2012
Dari sedikit artikel diatas dapat kita liat gan kalo ujian SIM di Kanada amatlah susah. Di Eropa pun juga seperti itu. Ane pernah baca sebuah berita di tabloid/koran (ane lupa koran apa, hehe), kalo Jorge Lorenzo - yang notabene seorang pembalap MOTOGP – girang bukan kepalang saat dia dinyatakan lulus ujian SIM Motor. Bayangin deh, seorang pembalap motor lho.
Sekian dulu info dari ane gan. Ane gak menolak jika agan berkenan kasih dan di kulkas ane.
Spoiler for Komeng Pilihan:
Quote:
Original Posted By Gambit21►sifat baik hati orang indonesia itu sudah mengakar sejak jaman nenek moyang dahulu,
begitu pula para penguji sim di indonesia itu orang nya terlalu baik,
mereka kasian sama orang yang udah dateng jauh2 bayar mahal2 masa gak dapet sim
ya karena merasa kasian meskipun tesnya gagal akhirnya dilulusin aja
Quote:
Original Posted By dianfatur►coba deh tanya : siapa yg pernah lulus ujian sim?
mungkin gak pernah ada, ane tanya ke semua teman ane, semua nembak gan ..
jadi bukan cuma sim C, sim A juga udah gak layak dipercaya ...
kalo sim B1 dan B2 mungkin layak, secara mereka gak mungkin nyogok, siapa tahu ...
Quote:
Original Posted By bajub►Makanya ane gedek gan sama orang yang asal punya duit 500rb, dijakarta bikin sim segitu harganya SIM C or SIM A rata hargnya segitu bikin doang apalagi gak ada pengetahuan sama sekali ya beginilah jadinya klo pada naek motor and naek mobil pada seenak jidatnya. Jujur ane bikin SIM C ngulang sampe 5 x itu dalam waktu 2 minggu sekali ngulang. 1 bulan = 2x ngulang gan. 3 bulan ane baru lulus tuh bikin SIM C cuma abis RP.160ribu doang.
Ga bisa dijadiin alesan juga gan...
Disini SIM C gampang dikeluain bukan karena alasan minimnya angkutan umum, tapi karena tertalu banyak yang memakai "jalur cepat"
Tinggal nambah uang lebih, tanpa perlu capek, di tes juga pasti lulus walaupun aslinya jelas-jelas FAILED, yg penting polisinya kan dapet setoran...
Klo mau dibilang ngga bisa perbaiki angkutan umum ane sangat ngga setuju...
Bangsa kita sangat punya dana untuk memperbaiki hal itu semua...
Cuma ya lagi-lagi masalah kepentingan perut golongan atau pribadi tertentu yang membuat semua ini kelihatan tidak mungkin terjadi...
Quote:
Original Posted By BenedictCello►Wah, emang gampang2 susah gan bikin sim motor kalau ga pake jalur cepat.
Ane sendiri pernah ngalamin, 2x bolak balik untuk bikin sim motor tanpa jalur cepat.
Tapi ane lulus dan bangga gan dibanding mereka yg ambil jalur cepat, naik motor ga pake aturan. Akhirnya masuk koran deh.