Berikut alasan-alasannya:

• Eksklusivisme membatasi pergaulan Anda
Ada kalimat yang berbunyi begini: Pacar terbaik adalah orang yang bisa menjadi kekasih sekaligus sahabat terbaik. Ada banyak pria setelah masuk ke dalam relationship, hanya memiliki satu teman: pacarnya. Bila Anda mulai mengabaikan teman-teman lama Anda, Anda sedang memutus tali persahabatan dengan mereka. Anda akan kehilangan banyak pengalaman hidup yang biasanya terjadi lewat dan bersama sahabat-sahabat Anda.

• Persahabatan adalah tempat berlindung paling nyaman dan aman
Karena Anda hanya punya satu teman, Anda akan sangat kehilangan bila ia pergi sehingga biasanya, Anda akan rela melakukan apa saja untuk mempertahankannya tetap di sisi Anda, termasuk hal-hal yang merugikan Anda sekalipun. Karena dalam kepala Anda, terngiang-ngiang ketakutan yang berkata, “Kalau bukan dia, siapa lagi?” Anda lupa bahwa Anda masih punya banyak sekali sahabat pria.

• Eksklusivisme memancing sifat buruk Anda keluar
Karena semua aspek hidup Anda hanya berkutat pada pasangan, Anda akan menjadi tergantung kepadanya. Anda akan selalu membutuhkan dirinya setiap saat dan bila dia tidak ada, maka semua rasa insecure dan paranoia akan menghantui Anda. Sikap-sikap agresif, posesif, kecemburuan yang tidak berdasar akan timbul dan berujung pada hal yang Anda justru paling takuti, yaitu Anda akan kehilangan pasangan Anda.

• Eksklusivisme membatasi penilaian objektif Anda
Ada begitu banyak pria tidak mampu menilai dengan objektif kondisi relationship yang dia jalani karena dia gagal melihat masalah dari sisi lain. Akibatnya mereka rela berada dalam relationship yang merugikan karena merasa tidak punya jawaban, tidak punya opsi lain, tidak punya pilihan lain. Berada di antara teman-teman akan membantu Anda untuk mendapatkan pendapat dan saran yang beragam dan lebih objektif.