KAIRO – Pujian yang diberikan warga Mesir kepada Presiden Mohamed Mursi karena berhasil memprakarsai gencatan senjata antara Israel dan Hamas tidak berlangsung lama. Sehari setelah kesuksesannya itu, Mursi langsung dikecam mengeluarkan dekrit kontroversial.

Dalam dekrit tersebut Mursi menyatakan semua kebijakan yang dikeluarkannya tidak dapat diganggu gugat dan dibatalkan oleh pihak mana pun. Dekrit tersebut berlaku hingga anggota parlemen baru ditunjuk. Seperti diketahui, sebelum Mursi naik ke tampuk kekuasaan, Parlemen Mesir yang didominasi fraksi Ikhwanul Muslimin sudah dibubarkan oleh Dewan Militer.

Dibubarkannya Parlemen Mesir mebuat fungsi legislatif pun saat ini berada di tangan Mursi. Dekrit akan menyempurnakan kekuasaan Mursi dan menjadikan politisi Ikhwanul Muslimin itu kebal hukum. Tidak ada lembaga manapun di Mesir yang dapat mengawasi dikeluarkan Mursi.

Juru Bicara Mursi mengatakan, dekrit itu dikeluarkan untuk mengawal proses revolusi yang sedang berjalan di Negeri Piramida. Mursi juga berencana untuk kembali membawa mantan Presiden Mesir, Hosni Mubarak, ke meja pengadilan,

“Status kebal hukum yang diberikan dekrit ini memang dapat membuat banyak orang tidak nyaman, namun tindakan tersebut diperlukan untuk menjaga cita-cita revolusi Mesir. Dekrit ini pun memiliki jangka waktu sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan”, ujar Gehad el-Haddad, seperti dikutip Washington Post, Kamis (22/11/2012).

Banyak warga Mesir yang kaget akan pengumuman dekrit itu dan mengecam tindakan Mursi. Sejumlah simpatisan kubu liberal umumnya tidak menyetujui dekrit itu.

“Mursi telah menguasai semua fungsi pemerintah, ia telah menjadi seorang Firaun. Tindakannya ini dapat berakibat buruk terhadap proses revolusi," ujar tokoh liberal Mesir, Mohamed el Baradei.

Mursi terpilih menjadi Presiden Mesir setelah menang tipis atas tokoh yang terkait rezim hosni Mubarak, Ahmed Shafiq. Sebelumnya, Mursi juga memecat seluruh pejabat tinggi militer Mesir dan jaksa agung Abdel Meguid Mahmud yang dianggap gagal membawa tokoh-tokoh resim Mubarak ke meja pengadilan.(AUL)