Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

b4djulAvatar border
TS
b4djul
UMP Tinggi? Malaysia & Vietnam Sudah Siap Menyambut Relokasi Investor dari Indonesia
Apindo: Beberapa Pengusaha di Batam Hengkang ke Malaysia
Thursday, November 22nd, 2012 - 01:50 pm

SPC, Jakarta – Pengusaha menilai beberapa investor dari luar negeri mulai hengkang dari Indonesia dan memindahkan usahanya ke Myanmar. Selain upah buruh yang semakin mahal di Indonesia, tidak adanya kepastian hukum dan susahnya infrastruktur menjadi pertimbangan mereka. “Sudah ada beberapa yang biasanya berproduksi untuk ekspor sekarang memilih jadi importir saja atau tutup. Relokasi industri juga, saya bujuk agar jangan pindah ke luar negeri, tetapi ada juga yang tertarik ke Myanmar,” ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, di Studio MNC, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (22/11/2012).

Menurut Sofjan, pihaknya menyarankan agar pengusaha hanya memindahkan industrinya. Tetapi masih di Indonesia. “Kalau di Jawa Tengah misalnya, itu kan upahnya masih sekira Rp1,1 juta,” tambah dia. Namun, karena beberapa alasan seperti tingginya upah buruh, dan tidak adanya kepastian hukum di Indonesia, investor asing, khususnya yang bergerak di sektor padat karya seperti garmen dan sepatu, memilih pindah ke luar negeri. “Beberapa yang di Batam itu, akhirnya lebih memilih untuk pindah ke Malaysia karena kepastian hukumnya lebih terjamin,” jelasnya. Karena itu, terkait dengan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta yang mencapai Rp2,2 juta per bulan, Sofjan menilai pihaknya akan melakukan renegosiasi dengan serikat pekerja akan menurunkan tuntutannya. “Khususnya untuk UMKM yang sifatnya padat karya, karena mereka tidak akan mampu membayar segitu,” jelas dia.

Selain itu, Sofjan juga meminta pemerintah untuk membuat kepastian hukum dan mengurangi hambataan-hambatan birokrasi seperti korupsi dan pungutan liar. “Yang pasti kepastian hukum, semua aturan bisa digagalkan melalui demo, jadi demo untuk memaksakan kehendak. Demo boleh tetapi jangan merusak. Semua ketidakpastian hukum jadi ketidaknyamanan berinvestasi,” tandasnya
http://suarapengusaha.com/2012/11/22...g-ke-malaysia/


Demo Buruh Marak di Indonesia, yang Menangkap Peluang Justru Vietnam
Tuesday, November 20th, 2012 - 08:15 am

SPC, Jakarta- Staf Ahli Bidang Ketenagakerjaan Menko Perekonomian Arief Habibie menyatakan, maraknya aksi demo buruh dengan melakukan mogok kerja akan memukul iklim investasi nasional. Alasannya, investor akan melihat Indonesia bukan sebagai negara yang kondusif untuk menanamkan modal mereka. Padahal, datangnya investasi akan menyerap tenaga kerja sekaligus menekan angka pengangguran nasional. “Pemerintah sudah berhasil menekan angka pengangguran sejak 2005. Pada 2005, angka pengangguran nasional mencapai 11 persen. Kini, kata Arief, jumlah pengangguran sudah berada di angka enam persen,” katanya, pada acara Focus Group Discussion (FGD) bertema Demo Buruh dan Implikasinya terhadap Perekonomian Nasional yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), dikutip Selasa (20/11/12)

Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertahankan iklim investasi agar makin banyak investor menanamkan modalnya di Indonesia. Saat ini, Arief melanjutkan, ada sekira 26 perusahaan manufaktur di Kota Senzhen, China yang siap merelokasi pabriknya ke Asia Tenggara. Perusahaan tersebut tentu akan memilih negara yang kondusif untuk menjalankan usaha mereka. “Nah, yang menangkap peluang ini justru Vietnam. Sementara kita masih bergelut dengan soal mogok kerja buruh, tentu kita berharap iklim investasi terus membaik sehingga investasi dari China bisa kita serap maksimal,” kata Arief.
http://suarapengusaha.com/2012/11/20...ustru-vietnam/

Upah Tinggi Penyebab Kaburnya Pengusaha RI ke Malaysia
Thursday, November 22nd, 2012 - 02:12 pm

SPC, Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengungkapkan beberapa perusahaan di dalam negeri bakal kabur tahun depan ke Malaysia. Hal ini akibat tingginya upah buruh dan maraknya demonstrasi buruh di Indonesia. “Akan terjadi (kabur ke Malaysia), beberapa perusahaan sudah mengungkapkan keinginan tersebut kepada saya, tapi mereka minta ke saya agar jangan diungkapkan nama perusahaannya,” kata Sofjan, Kamis (22/11/2012).

Dikatakan Sofjan, kaburnya perusahaan dari Indonesia ke Malaysia itu akan terjadi pada 2013. “Penyebabnya salah satunya karena upah buruh yang cukup tinggi dan seringnya buruh demonstrasi, jadi mereka frustasi dan mau kabur tahun depan,” ujarnya. Selain itu, lanjut Sofjan, akibat upah dan seringnya buruh mereka demonstrasi, makin membuat produk mereka tidak bisa kompetitif untuk bersaing dengan barang-barang impor yang membanjiri Indonesia. Hal ini diperparah tidak adanya kepastian hukum di Indonesia membuat pengusaha kebingungan. “Apalagi di Indonesia ini tidak ada kepastian hukum, pengusaha bingung,” tandas Sofjan
http://suarapengusaha.com/2012/11/22...i-ke-malaysia/

Ketidakpastian Hukum, Korupsi, Pungli dan Kenaikan UMP “Cekik” Leher Pengusaha
Thursday, November 22nd, 2012 - 01:31 pm

SPC, Jakarta – Pengusaha menilai pemerintah Indonesia takut didemo buruh sehingga selalu menuruti apapun kemauan mereka. Padahal, kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar Rp2,2 juta per bulan tahun depan di Jakarta sangat mencekik leher pengusaha. “Pemerintah takut didemo, ketetapan apapun kalau di demo jadi bisa disetujui. Ini bukan demo namanya, tetapi memaksakan kehendak. Ketidakpastian hukum di Indonesia jadi enggak jelas,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, di Studio MNC, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (22/11/2012). Oleh karena itu, Sofjan meminta segala ketidakpastian hukum di Indonesia harus diberantas selain juga korupsi dan pungutan-pungutan liar. “Yang pasti kepastian hukum, semua aturan bisa digagalkan melalui demo, jadi demo untuk memaksakan kehendak. Demo boleh tetapi jangan merusak. Semua ketidakpastian hukum jadi ketidaknyamanan berinvestasi,” tambah dia.

Sofjan, jelas dia, bukannya tidak sepakat akan adanya demonstrasi, tetapi demo buruh yang sering digelar akhir-akhir ini cenderung bersifat merusak dan menyebabkan pengusaha memindahkan investasinya. “Padahal, investasi-investasi itu bersifat padat karya,” jelas dia. Karena merasa lelah dengan kelakuan pemerintah ini juga, pengusaha meskipun merasa keberatan dengan UMP Jakarta sebesar Rp2,2 juta per bulan yang diterapkan tahun depan ini, pihaknya tidak akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah. “Tidak, kita sudah capek bicara sama mereka, ada demo juga keputusan berbeda lagi. Sudah, kita sudah bebaskan ke anggota kita (Apindo) terserah yang mau tutup, jadi importir atau tetap survive,” tandas dia.
http://suarapengusaha.com/2012/11/22...her-pengusaha/

Perburuhan, Salah Satu dari Empat Ancaman Ekonomi Pada 2013
Thursday, November 22nd, 2012 - 09:30 am

SPC, Jakarta – Pengamat ekonomi dari LIPI, Latif Adam, mengatakan setidaknya ada empat ancaman yang menghadang pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan yaitu politik, inflasi, krisis global, dan hubungan industrial. “Tahun depan adalah tahun politik, yang akan mengurangi gerak menteri ekonomi yang berasal dari partai politik,” katanya pada forum diskusi kelompok (FGD) tentang prediksi isu ekonomi yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Jakarta, dikutip Kamis (22/11/2012). Ia mengkhawatirkan para menteri ekonomi yang berasal dari partai politik mulai tidak fokus dalam bekerja membangun perekonomian nasional, karena ada kepentingan politik di dalamnya. “Kalau sampai kacau balau seperti itu, kita sulit mencapai pertumbuhan 6,5% tahun depan,” ujarnya.

Latif juga mengkhawatirkan penurunan pertumbuhan ekonomi China yang berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data IMF, kata dia, bila pertumbuhan ekonomi China turun satu persen, akan berpengaruh pada penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,5%. Padahal dalam beberapa tahun terakhir China terus menurunkan pertumbuhan ekonominya, sehingga tahun ini diprediksi hanya 7-8%. “Kondisi itu terjadi karena interaksi perdagangan Indonesia yang semakin besar dengan China, serta investasi China yang semakin banyak di Indonesia,” kata Latif.

Ia juga menyoroti hubungan industrial yang memburuk, dengan banyaknya aksi demonstrasi buruh. Menurut Latif, pemerintah harus segera menyelesaikan persoalan hubungan buruh-pengusaha, terkait masalah upah, tenaga alih daya. “Harus ada terobosan, bila tidak akan menjadi kerikil pertumbuhan ekonomi tahun depan,” ujarnya. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 6,5 sampai 6,8%tahun 2013. Ancaman lainnya, menurut Latif adalah kenaikan inflasi akibat depresiasi, gejolak pangan, kebijakan subsidi, dan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL). Ia memperkirakan Inflasi tahun 2013 berkisar pada angka 5,5 – 6,5 persen.
http://suarapengusaha.com/2012/11/22...omi-pada-2013/

--------------------

Tuntutan buruh akan kenaikan upah hingga 50%, memang fantastis dan tak masuk akal. Kalau toh naik, setidaknya menyamai atau sedikit diatas angka inflasi regional saja. Jadi disini ada 'kejanggalan'. Apalagi yang demo-demo itu ternyata banyak provokator yang memaksa buruh untuk turun ke jalan. Apa ada motif lain dibalik itu semua? Bisa saja, selain motif politik, bisa juga menyangkut persaingan dalam hal menarik investor asing dari negara-negara ASEAN sendiri. Perlulah hal itu diselidiki tentunya. Soalnya ada kepentingan ekonomi nasional yang terancam di masa depan!

emoticon-Angkat Beer
0
2.9K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan