SPBU Pertamina Pahlawan Revolusi – Jakarta Timur

Hari itu, saya bergegas lari menuju garasi rumah untuk segera memakai seperangkat alat tempur berupa sarung tangan, masker, helm, jaket, dan headset tentunya. Perang melawan waktu akan segera dimulai! Cengcorang merah pun kondisinya masih belum ready untuk digas dengan laju cepat. Tak apalah resiko benda mati jadi ga akan sedih yaa cengcorang pagi pagi udah diminta ngebut.. *bighug*

Bayangan kemacetan di sepanjang jalur BKT arah Casablanca pun mulai mengusik, kata pikiran dan kata hati mulai ngga sinkron, apalagi kata perut yang mulai meliut karena ga sempet sarapan, alhasil cabut dengan bermodalkan basmallaah.

Setiap lihat polisi tidur, langsung aja ditibas sama si cengcorang. ckckck yang tabah ya pak polisi.. ;p

Sesampainya di lampu merah McD Kalimalang, irama mp3 handphone mulai berganti playlist yakni no air by Jordin Sparks feat. Chris Brown. Jalanan mulai chaos, semua pengendara berlomba-lomba sampai tujuan. Lampu berwarna merah itu memang dibuat untuk melatih kesabaran yah dan untungnya bisa buat istirahat sejenak sambil merhatiin model kendaraan terbaru yang melintas di depan mata. Hiruk pikuk ini tak kunjung usai dan saya hanya bisa menunduk pasrah melihat jam yang terus memakan waktu. Saat itu pula, tangki bensin menunjukkan ..E...Nah lho, perjalanan masih panjang tapi bensin ga cukup bersahabat. Satu-satunya pom bensin terdekat adalah SPBU Pertamina di Jl. Pahlawan Revolusi. Sesampainya di pom bensin, sesuai perkiraan ternyata antrian panjangg sekali. Cobaan banget deh ini, Bayangan wajah dosen muda dengan tampang berwibawa udah ada di mata dan terus terngiang. Seperti biasa ucapan terbaiknya saat tahu ada mahasiswa yang telat di kelasnya, beliau akan berkata “hey kamu, kenapa telat? keretanya mogok? berangkat naik kereta keong ya sama pacar? -.- sudah sana kamu duduk manis di belakang, absen tetep nihil ya!”

″Hal yang paling menyesalkan adalah saat sudah berusaha keras sampai tepat waktu tetapi keadaan yang tak menentu membuat target dan semangat jadi runtuh dalam seketika.”

***

Back to the topic, sampai di pom bensin udah ngantri, udah gerak kaki gerak kepala, celingak celinguk lihat jalanan yang makin padet, gigit jari pun bukan usaha yang memberi arti, hmm..

Tiba lah giliran si cengcorang merah untuk mengisi energi yang udah terkuras hampir habis. Daaaan bagian penting posting ini adalah..

*I sebagai saya

*M sebagai mas pom bensin

Percakapan dimulai :

I : mas, beli pertamina lima belas ribu

M: apa mba?

I : beli pertamina lima belas ribu maaas

M: gimana mba gimana?

I : hiih, mas saya beli pertamina lima belas ribu!! #mulaigeram Cepetan ya mas pliss udah telat banget nih soalnya! tolong yaa

M: mbaa, pertamina ga dijual mba’e. Disini jualnya premium sama pertamax!

I : heh? siapa yang mau beli pertamina deh? udah sekaya apa gue mau beli pertamina ya?! *mikir*

ehm.. maksudnya saya mau beli pertamax mas gitu..

M: oooooooh bilang dong mba dari tadi, kan jadi ga bingung saya.

I : hehee, iya maaf mas -.- lima belas ribu ya! (masih kesel)

Balada pertamina vs pertamax inilah yang membuat saya terbengong bengong di jalan sambil nyetir karena merasa benar bilang pertamax, kenapa jadi beli pertaminan deh! ini bener-bener pagi yang aneh.

Cerita diatas udah cukup menguras waktu alhasil sampai kampus jam 09.00 teng, dengan pede saya ketok pintu kelas, daaaan saat pintu mulai terbuka, tak tampak sedikit pun ujung hidung atau ujung kaki pak dosen muda itu. Langsung lemes dan mengucap syukur alhamdulillaah.

Cari tempat duduk aah,,

Asik mata mencari tempat duduk, terbesit lah sesosok makhluk #ehh

Alamat sudah no absent no smile

Gak apa-apa telat sekali ini,, kan jadi pengalaman klo hidup gak harus lurus melulu bukan? hehehe

enjoy ajaa


http://menurulismi.wordpress.com