Membandingkan Indonesia dengan Amerika Serikat rasanya tidak adil. Indonesia masih sebagai negara berkembang, sedangkan Amerika sudah menjadi negara maju. Namun untuk urusan bahasa, Indonesia boleh berbangga.

Dosen University of Michigan Charley Sullivan mengakui Indonesia lebih maju dari Amerika di bidang penguasaan bahasa. "Rata-rata masyarakat Amerika hanya menguasai satu bahasa, yaitu bahasa Inggris," katanya di sela seminar internasional "Strategi Pelestarian dan Pengembangan Budaya Lokal dalam Bingkai Global" di Universitas Sebelas Maret Surakarta, Kamis, 11 Oktober 2012.

Menurut Sullivan, masyarakat Indonesia setidaknya menguasai dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Ada juga yang menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin.

Di Amerika, kata Sullivan, ada ketakutan di antara masyarakat bahwa mereka yang tidak memakai bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari dianggap tidak nasionalis. "Bahkan bisa dianggap bukan warga negara Amerika," katanya.

Sehingga tidak heran bahasa daerah atau komunitas tertentu di Amerika perlahan menghilang karena tidak pernah digunakan dan penuturnya semakin sedikit. Dia mengatakan saat ini memang masih ada penutur bahasa lokal di komunitas tertentu, tapi jumlahnya sangat sedikit.

"Kami pernah membuka jurusan bahasa lokal, tapi tidak diminati masyarakat. Masyarakat tetap hanya ingin menguasai bahasa Inggris," kata staf di Pusat Studi Asia Tenggara di University of Michigan ini.

Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sugiyono mengatakan Indonesia sangat kaya bahasa daerah. Menurut catatannya, terdapat 726 bahasa daerah di Indonesia.

"Tapi 154 bahasa perlu mendapat perhatian khusus. 139 bahasa terancam punah dan 15 bahasa sudah benar-benar punah," ujarnya. Punahnya bahasa daerah disebabkan karena perkimpoian antar etnis dan arus urbanisasi. Urbanisasi dan perkimpoian antar etnis menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang harus dikuasai karena sebagai bentuk kompromi dalam berkomunikasi.

Dia menyatakan perlindungan terhadap bahasa daerah dapat dilakukan dengan mengajarkan bahasa daerah ke siswa sekolah. "Bahasa daerah boleh digunakan pada tahap awal pendidikan dan sebagai pelengkap dari bahasa Indonesia yang memang wajib digunakan," katanya.

Charley berpendapat kekayaan bahasa daerah di Indonesia harus dilestarikan. Salah satu caranya dengan melestarikan kebudayaan yang terkait langsung dengan bahasa daerah. "Misalnya untuk bahasa Jawa, digunakan dalam pertunjukan kesenian dan penulisan sastra Jawa," ujarnya.


dari : TEMPO.CO, Surakarta