- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tugas Filsafat Sejarah
TS
a6h6a6n
Tugas Filsafat Sejarah
Seksualitas adalah hal yang terbayang dalam benak kita begitu melihat sebuah majalah dewasa yang memperlihatkan seorang perempuan mengenakan pakaian renang maupun pakaian minim. Padahal mereka tidak benar-benar telanjang kalau diperhatikan secara seksama karena masih ada kain yang membalut tubuh mereka. Entah apa yang ada dalam pikiran para perempuan itu yang mau saja menjadi model sebuah majalah yang dikhususkan untuk laki-laki pada kalangan umur tertentu (dewasa). Mungkin, factor yang paling utama adalah ekonomi. Dengan tingkat kesulitan yang rendah yang hanya mengikuti instruksi fotografer sambil berpose tanpa keahlian apapun kecuali tentunya bentuk badan yang indah dan bayaran yang cukup menggiurkan begitu selesai.
Mengesampingkan alasan kenapa para perempuan itu mau menjadi model, harus diperhatikan juga bahwa mereka tidak akan bekerja menjadi model sebuah majalah jika saja majalah tersebut tidak dibeli oleh masyarakat. Sehingga factor yang sangat mempengaruhi adalah mereka yang membeli majalah tersebut, secara tidak langsung ikut mendukung profesi ini. Umumnya yang sering membeli majalah dewasa ini adalah kaum laki-laki, selain dilihat dari sudut pandang perempuan, apabila melihat dari sudut pandang laki-laki bisa dikatakan bahwa normal apabila seorang laki-laki membeli dan juga menyukai majalah dewasa tersebut. Karena memang factor biologis yang mendorong bahwa sudah sejawarnya laki-laki akan terpesona dengan kemolekan tubuh seorang perempuan, terutama di beberapa bagian tertentu.
Majalah dewasa yang beredar sekarang ini sebenarnya bukanlah sebuah majalah porno seperti yang digembar-gemborkan oleh pihak tertentu. Kalau diperhatikan isi dan tingkat pemahaman pembacanya tinggi, majalah ini merupakan majalah gaya hidup. Sehingga arti seksualitas dalam majalah itu merupakan kesalahan bagi orang-orang yang sudah terlalu terikat atau dibutakan oleh unsure keagamaan. Sensualitaslah kata yang paling tepat dengan artian segala sesuatu yg mengenai badani bukan rohani, sensual adalah berhubungan dengan kenikmatan yg bersifat naluri sedangkan seksualitas adalah ciri, sifat, atau peranan seksi, dorongan seks, kehidupan seks, dari kata seksi sendiri adalah merangsang rasa berahi ( bentuk badan, pakaian), jadi perbedaannya adalah apabila sensualitas adalah sifat dari seseorang perempuan seperti terlihat dari bagaimana cara dia berdandan, cara dia berekspresi, dan cara dia menggerakan badannya ketika berjalan, sedangkan untuk seksual lebih menonjolkan terhadap apa yang dia kenakan, seperti seorang perempuan yang menggunakan pakaian ketat dan seksi.
Pada kehidupan sekarang yang sudah maju dengan teknologinya, membuat orang yang jauh menjadi dekat dan mendekatkan orang yang jauh dan menjauhkan orang yang dekat, bisa disebut suatu kemajuan. Kemajuan ini tentu seiring dengan perubahan zaman akan terus mengikuti garis kedepan. Tapi kalau lebih diperhatikan lagi, ada kemunduran dari perubahan ini yang tidak semua orang merasa bahwa itu adalah kemunduran. Sebut saja moralitas, yang sekarang mulai kembali ke titik dimana manusia tidak mengenal arti dari kata malu. Moral adalah baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban( akhlak, budi pekerti, susila), ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dari suatu cerita.
Pada masa lalu, manusia belum mengenal moral karena pola pikir mereka yang berlum berkembang. Dengan adanya para pemikir (filsuf) yang berasal dari Yunani sehingga banyak tokoh dari sana menjadi bapak filsafat untuk ilmu modern. Pemikiran ini, yang awalnya bersifat sederhana sampai mempertanyakan arti kehidupan manusia itu sendiri seringkali tidak terjawab oleh sang penanya itu sendiri sehingga pertanyaan itu diwarkan kepada generasi selanjutnya. Setiap pertanyaan dari generasi tua, selalu terjawab oleh generasi muda tapi generasi muda inipun selalu meninggalkan pertanyaan yang diwariskan kepada generasi penerus mereka. Beginilah silkus yang terus berjalan sampai sekarang. Sekarang bisa dikatakan kemajuan pemikiran itu sudah maju sehingga yang namanya moralpun ikut berkembang.
Tingkat kepintaran yang menjadi tolak ukur pemikiran seseorang tidak bisa menjadi acuan dengan asumsi tingkat moral sejajar bersama tingkat pemikiran. Masa sekarang, ambillah gaya hidup masyarakat di Indonesia. Jika pada masa kerajaan tradisional, pakaian yang dikenakan bisa disebut ala kadarnya, “kurang bahan” dan hanya menutupi aurat. Sesuai kedatangan bangsa Eropa dan pendudukan bangsa Belanda, baik oleh VOC maupun Hindia Belanda, perubahan gaya berbusanapun mengikuti perkembangan dan pola pikir di setiap zaman. Orang Belanda sudah berhasil “menyuntikkan” budaya berpakaian mereka kepada penduduk pribumi sehingga para kaum elit baru yang mengedepankan cara berpikir (kaum terpelajar) mengikuti tata cara Eropa dalam berpakaian. Sedangkan sekarang, entah kenapa gaya berpakaian kembali pada saat dimana manusia mengenakan pakaian ala kadarnya, atau istilahnya berpakaian tetapi telanjang.
Apakah manusia sekarang hidup dalam ilusi yang dimana semuanya terlihat maju ataukah memang kemajuan inilah sumber dari kemunduran. Melihat sejarah peradaban kuno yang konon katanya peradaban itu sudah mencapai teknologi tingkat tinggi yang oleh teknologi manusia zaman sekarang belum bisa ditiru. Entah, ada asumsi yang mengatakan bahwa peradaban kuno itu musnah begitu saja tanpa sebab yang biasanya menjatuhkan sebuah peradaban. Yaitu penerbuan pihak luar (perang), pengaruh gejala alam (bencana alam), dan penyakit (wabah). Tapi dari ketiga hal itu, belum ada bukti historis yang mampu menjelaskan bagaimana sebenarnya peradaban kuno bisa musnah. Yang ditinggalkan adalah karya selama mereka hidup seperti bangunan, relief atau catatan, dan beberapa bagian yang bisa dianggap sebuah alat teknologi yang tidak sempurna. Konon, teori yang paling diterima adalah teknologi mereka yang terlalu maju menyebabkan kemusnahan untuk mereka sendiri. Ingat bagaimana reactor nuklir 4 di Cernobyl meledak, kota tersebut dievakuasikan sehingga sekarang sudah seperti kota mati tanpa manusia yang ada hanyalah barang-barang peninggalan. Kalau memang peradaban kuno musnah karena hal ini maka sesuai pola gerak sejarah, bisa dikira-kira bahwa peradaban manusia sekarang akan musnah juga mengingat pola gerak yang melingkar.
Kesimpulannya adalah bahwa seharusnya manusia itu bertindak berdasarkan buah pikiran atas pemahaman terhadap suatu hal yang muncul. Bukannya langsung menilai sesuatu hal itu berdasarkan pemikiran yang dangkal. Seharusnya moral dijadikan suatu tolak ukur dari kemajuan pemikiran manusia bukannya moral itu menjadi alat pemuas hasrat manusia belaka tanpa mengindahkan norma yang ada. Justru terkadang kemajuan teknologi sekarang, ssecara tidak langsung dengan pengaruh yang pasti menyebabkan kemunduran suatu bangsa tersebut yang berakibat moral yang jatuh seperti hidup kembali di zaman batu.
Mengesampingkan alasan kenapa para perempuan itu mau menjadi model, harus diperhatikan juga bahwa mereka tidak akan bekerja menjadi model sebuah majalah jika saja majalah tersebut tidak dibeli oleh masyarakat. Sehingga factor yang sangat mempengaruhi adalah mereka yang membeli majalah tersebut, secara tidak langsung ikut mendukung profesi ini. Umumnya yang sering membeli majalah dewasa ini adalah kaum laki-laki, selain dilihat dari sudut pandang perempuan, apabila melihat dari sudut pandang laki-laki bisa dikatakan bahwa normal apabila seorang laki-laki membeli dan juga menyukai majalah dewasa tersebut. Karena memang factor biologis yang mendorong bahwa sudah sejawarnya laki-laki akan terpesona dengan kemolekan tubuh seorang perempuan, terutama di beberapa bagian tertentu.
Majalah dewasa yang beredar sekarang ini sebenarnya bukanlah sebuah majalah porno seperti yang digembar-gemborkan oleh pihak tertentu. Kalau diperhatikan isi dan tingkat pemahaman pembacanya tinggi, majalah ini merupakan majalah gaya hidup. Sehingga arti seksualitas dalam majalah itu merupakan kesalahan bagi orang-orang yang sudah terlalu terikat atau dibutakan oleh unsure keagamaan. Sensualitaslah kata yang paling tepat dengan artian segala sesuatu yg mengenai badani bukan rohani, sensual adalah berhubungan dengan kenikmatan yg bersifat naluri sedangkan seksualitas adalah ciri, sifat, atau peranan seksi, dorongan seks, kehidupan seks, dari kata seksi sendiri adalah merangsang rasa berahi ( bentuk badan, pakaian), jadi perbedaannya adalah apabila sensualitas adalah sifat dari seseorang perempuan seperti terlihat dari bagaimana cara dia berdandan, cara dia berekspresi, dan cara dia menggerakan badannya ketika berjalan, sedangkan untuk seksual lebih menonjolkan terhadap apa yang dia kenakan, seperti seorang perempuan yang menggunakan pakaian ketat dan seksi.
Pada kehidupan sekarang yang sudah maju dengan teknologinya, membuat orang yang jauh menjadi dekat dan mendekatkan orang yang jauh dan menjauhkan orang yang dekat, bisa disebut suatu kemajuan. Kemajuan ini tentu seiring dengan perubahan zaman akan terus mengikuti garis kedepan. Tapi kalau lebih diperhatikan lagi, ada kemunduran dari perubahan ini yang tidak semua orang merasa bahwa itu adalah kemunduran. Sebut saja moralitas, yang sekarang mulai kembali ke titik dimana manusia tidak mengenal arti dari kata malu. Moral adalah baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban( akhlak, budi pekerti, susila), ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dari suatu cerita.
Pada masa lalu, manusia belum mengenal moral karena pola pikir mereka yang berlum berkembang. Dengan adanya para pemikir (filsuf) yang berasal dari Yunani sehingga banyak tokoh dari sana menjadi bapak filsafat untuk ilmu modern. Pemikiran ini, yang awalnya bersifat sederhana sampai mempertanyakan arti kehidupan manusia itu sendiri seringkali tidak terjawab oleh sang penanya itu sendiri sehingga pertanyaan itu diwarkan kepada generasi selanjutnya. Setiap pertanyaan dari generasi tua, selalu terjawab oleh generasi muda tapi generasi muda inipun selalu meninggalkan pertanyaan yang diwariskan kepada generasi penerus mereka. Beginilah silkus yang terus berjalan sampai sekarang. Sekarang bisa dikatakan kemajuan pemikiran itu sudah maju sehingga yang namanya moralpun ikut berkembang.
Tingkat kepintaran yang menjadi tolak ukur pemikiran seseorang tidak bisa menjadi acuan dengan asumsi tingkat moral sejajar bersama tingkat pemikiran. Masa sekarang, ambillah gaya hidup masyarakat di Indonesia. Jika pada masa kerajaan tradisional, pakaian yang dikenakan bisa disebut ala kadarnya, “kurang bahan” dan hanya menutupi aurat. Sesuai kedatangan bangsa Eropa dan pendudukan bangsa Belanda, baik oleh VOC maupun Hindia Belanda, perubahan gaya berbusanapun mengikuti perkembangan dan pola pikir di setiap zaman. Orang Belanda sudah berhasil “menyuntikkan” budaya berpakaian mereka kepada penduduk pribumi sehingga para kaum elit baru yang mengedepankan cara berpikir (kaum terpelajar) mengikuti tata cara Eropa dalam berpakaian. Sedangkan sekarang, entah kenapa gaya berpakaian kembali pada saat dimana manusia mengenakan pakaian ala kadarnya, atau istilahnya berpakaian tetapi telanjang.
Apakah manusia sekarang hidup dalam ilusi yang dimana semuanya terlihat maju ataukah memang kemajuan inilah sumber dari kemunduran. Melihat sejarah peradaban kuno yang konon katanya peradaban itu sudah mencapai teknologi tingkat tinggi yang oleh teknologi manusia zaman sekarang belum bisa ditiru. Entah, ada asumsi yang mengatakan bahwa peradaban kuno itu musnah begitu saja tanpa sebab yang biasanya menjatuhkan sebuah peradaban. Yaitu penerbuan pihak luar (perang), pengaruh gejala alam (bencana alam), dan penyakit (wabah). Tapi dari ketiga hal itu, belum ada bukti historis yang mampu menjelaskan bagaimana sebenarnya peradaban kuno bisa musnah. Yang ditinggalkan adalah karya selama mereka hidup seperti bangunan, relief atau catatan, dan beberapa bagian yang bisa dianggap sebuah alat teknologi yang tidak sempurna. Konon, teori yang paling diterima adalah teknologi mereka yang terlalu maju menyebabkan kemusnahan untuk mereka sendiri. Ingat bagaimana reactor nuklir 4 di Cernobyl meledak, kota tersebut dievakuasikan sehingga sekarang sudah seperti kota mati tanpa manusia yang ada hanyalah barang-barang peninggalan. Kalau memang peradaban kuno musnah karena hal ini maka sesuai pola gerak sejarah, bisa dikira-kira bahwa peradaban manusia sekarang akan musnah juga mengingat pola gerak yang melingkar.
Kesimpulannya adalah bahwa seharusnya manusia itu bertindak berdasarkan buah pikiran atas pemahaman terhadap suatu hal yang muncul. Bukannya langsung menilai sesuatu hal itu berdasarkan pemikiran yang dangkal. Seharusnya moral dijadikan suatu tolak ukur dari kemajuan pemikiran manusia bukannya moral itu menjadi alat pemuas hasrat manusia belaka tanpa mengindahkan norma yang ada. Justru terkadang kemajuan teknologi sekarang, ssecara tidak langsung dengan pengaruh yang pasti menyebabkan kemunduran suatu bangsa tersebut yang berakibat moral yang jatuh seperti hidup kembali di zaman batu.
Quote:
0
1.3K
8
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan