- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[HATI-HATI GAN] Penipuan via Telepon Masih Berlangsung


TS
ibnutiangfei
[HATI-HATI GAN] Penipuan via Telepon Masih Berlangsung
![[HATI-HATI GAN] Penipuan via Telepon Masih Berlangsung](https://dl.kaskus.id/img.beritasatu.com/images/medium/09102011202559.jpg)
Quote:
Hati-hati kalau menerima telepon dari orang tak dikenal. Bisa jadi itu pemerasan. Seperti yang dialamu keluarga Pangeran Siahaan, penulis. Siang tadi, Minggu (28/10/2012) telepon rumah Pangeran berdering. Ibunda Pangeran yang mengangkat. Betapa kagetnya sang ibu karen tiba-tiba di ujung telepon mengabarkan kalau Erickson Siahaan, adik Pangeran dikatakan ditangkap polisi karena membawa narkoba.
Saat di tanya penangkapan di daerah mana, si penelpon memalingkan diri. "Ada di satu tempat," katanya. Begitupun saat di ajak ketemuan untuk menyelesaikan masalah, penelpon mengulur-ulur waktu. "Yang mengherankan si penelpon itu tahu nomor telepon rumah," kata Pangeran Siahaan kepada Beritasatu.com.
Bukan itu saja, penelepon juga memperdengarkan suara di telepon keadaan Erickson yang nangis meraung-raung. Pangeran sendiri sempat berusaha mengkonfirmasi apakah itu benar-benar Erickson yang ditangkap. Apalagi secara kebetulan Erickson memang tidak tinggal bersama keluarga. Tapi ibunda yang dalam keadaan panik meyakinkan memang itu suara Erickson yang ditangkap polisi.
Si penelpon meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi yaitu di nomor 082164631471. Saat dihubungi si penelpon menolak diajak ketemuan. Pangeran pun makin curiga. Dan setelah diberitahu kalau keluarga akan siap menyelesaikan masalah, termasuk bila membayar sekalipun, si penelpon lalu meninggalkan rekening BRI dengan nomor 028301027089504.
Akhirnya belang penipuan itu terungkap juga. "Penipu melalui telepon itu minta uang tebusan Rp85 Juta. Tapi kami memang tidak pernah mau transfer, kami ulur waktu juga," kata Pangeran. Apalagi setelah kejadian yang bikin deg degan ini, pihak keluarga sudah berhasil menghubungi Erickson yang kebetulan sedang di Kemang.
Kisah Serupa Berujung Duit Raib
Kisah serupa juga dialami Ratrie W. Beberapa waktu lalu Ratrie yang bekerja sebagai konsultan dan ibu rumah tangga itu mendapat telepon dari pengasuh yang melaporkan bahwa anaknya, Radith, yang bersekolah di SD Alam Pertiwi, terjatuh dari tangga sekolah, dan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi.
Ratri pun diminta menghubungi sekolah atau nomor telepon ibu guru Radith yang diberikan pengasuh saya. Celakanya nomor telepon sekolah bernada sibuk. Ratri pun menelepon nomor ponsel ibu guru yang diberikan pengasuh saya dari penelepon yang mengabari anaknya kecelakaan. Karena panik, Ratrie lupa kalau ia sebenarnya sudah memiliki nomor telepon ibu guru Radith. Tapi Ratrie malah menghubungi nomor telepon penipu di nomor 0856 9636 2491, nomor ponsel ibu guru Radith dari pengasuh anak saya.
Dari ujung telepon ada suara seorang perempuan yang mengaku guru Radith, terdengar panik dan menangis. Ia mengatakan bahwa Radith terjatuh dan ceritanya makin tidak beraturan, saat itulah suaranya digantikan seorang lelaki yang mengaku sebagai petugas medis di RS yang menjelaskan bahwa Radith jatuh tepat kena bagian tengkorak belakang. Ia menyuruh saya menelepon seseorang dari Indofarma untuk kesediaan alat dan obat yang saya lupa rinciannya.
Saat itu Ratrie yang habis menjalani operasi rahim, buru-buru naik taksi untuk menuju rumah sakit. Saat di taksi, ia ditelepon lelaki itu lagi yang mengabarkan diminta segera menelepon nomor 0858 2507 2272 untuk menanyakan apakah alat tersebut tersedia dan bisa dipakai Radith dan didatangkan segera ke nomor pemilik Indo Farma.
Saat Ratrie menelepon ke nomor 0858 2507 2272, orang tersebut mengaku bernama Hasandi dan bilang bahwa benar tadi ada telepon rujukan dari RS membutuhkan alat-alat yang akan diberangkatkan setelah ada dana. Tanpa pikir panjang karena panik membayangkan kondisi anaknya karena penelepon tersebut mengatakan bahwa anaknya tak akan tertolong tanpa alat dan obat tersebut. Maka disanggupi permintaan dana Rp15 juta.
Karena Ratrie tidak memiliki dana sebesar itu pada saat itu juga, ia meminta teman saya untuk mentransfer dana seadanya sebagai uang muka ke nomor rekening BCA 5210753631 a.n MUHAMAD HASANDI. Sesampainya di R.S Mitra Keluarga Bekasi, Ratrie langsung menuju UGD. Rupanya tak ada pasien di UGD dengan nama Radith. Ratrie pun tersadar kena tipu.
Tak ada salahnya untuk berhati-hati dengan telepon yang tidak dikenal yang mengabarkan musibah keluarga Anda. Catat nomor-nomor penting agar Anda tidak mudak ditipu. Jangan panik juga penting, selain kros cek informasi yang menyesatkan.
SUMBER
Saat di tanya penangkapan di daerah mana, si penelpon memalingkan diri. "Ada di satu tempat," katanya. Begitupun saat di ajak ketemuan untuk menyelesaikan masalah, penelpon mengulur-ulur waktu. "Yang mengherankan si penelpon itu tahu nomor telepon rumah," kata Pangeran Siahaan kepada Beritasatu.com.
Bukan itu saja, penelepon juga memperdengarkan suara di telepon keadaan Erickson yang nangis meraung-raung. Pangeran sendiri sempat berusaha mengkonfirmasi apakah itu benar-benar Erickson yang ditangkap. Apalagi secara kebetulan Erickson memang tidak tinggal bersama keluarga. Tapi ibunda yang dalam keadaan panik meyakinkan memang itu suara Erickson yang ditangkap polisi.
Si penelpon meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi yaitu di nomor 082164631471. Saat dihubungi si penelpon menolak diajak ketemuan. Pangeran pun makin curiga. Dan setelah diberitahu kalau keluarga akan siap menyelesaikan masalah, termasuk bila membayar sekalipun, si penelpon lalu meninggalkan rekening BRI dengan nomor 028301027089504.
Akhirnya belang penipuan itu terungkap juga. "Penipu melalui telepon itu minta uang tebusan Rp85 Juta. Tapi kami memang tidak pernah mau transfer, kami ulur waktu juga," kata Pangeran. Apalagi setelah kejadian yang bikin deg degan ini, pihak keluarga sudah berhasil menghubungi Erickson yang kebetulan sedang di Kemang.
Kisah Serupa Berujung Duit Raib
Kisah serupa juga dialami Ratrie W. Beberapa waktu lalu Ratrie yang bekerja sebagai konsultan dan ibu rumah tangga itu mendapat telepon dari pengasuh yang melaporkan bahwa anaknya, Radith, yang bersekolah di SD Alam Pertiwi, terjatuh dari tangga sekolah, dan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi.
Ratri pun diminta menghubungi sekolah atau nomor telepon ibu guru Radith yang diberikan pengasuh saya. Celakanya nomor telepon sekolah bernada sibuk. Ratri pun menelepon nomor ponsel ibu guru yang diberikan pengasuh saya dari penelepon yang mengabari anaknya kecelakaan. Karena panik, Ratrie lupa kalau ia sebenarnya sudah memiliki nomor telepon ibu guru Radith. Tapi Ratrie malah menghubungi nomor telepon penipu di nomor 0856 9636 2491, nomor ponsel ibu guru Radith dari pengasuh anak saya.
Dari ujung telepon ada suara seorang perempuan yang mengaku guru Radith, terdengar panik dan menangis. Ia mengatakan bahwa Radith terjatuh dan ceritanya makin tidak beraturan, saat itulah suaranya digantikan seorang lelaki yang mengaku sebagai petugas medis di RS yang menjelaskan bahwa Radith jatuh tepat kena bagian tengkorak belakang. Ia menyuruh saya menelepon seseorang dari Indofarma untuk kesediaan alat dan obat yang saya lupa rinciannya.
Saat itu Ratrie yang habis menjalani operasi rahim, buru-buru naik taksi untuk menuju rumah sakit. Saat di taksi, ia ditelepon lelaki itu lagi yang mengabarkan diminta segera menelepon nomor 0858 2507 2272 untuk menanyakan apakah alat tersebut tersedia dan bisa dipakai Radith dan didatangkan segera ke nomor pemilik Indo Farma.
Saat Ratrie menelepon ke nomor 0858 2507 2272, orang tersebut mengaku bernama Hasandi dan bilang bahwa benar tadi ada telepon rujukan dari RS membutuhkan alat-alat yang akan diberangkatkan setelah ada dana. Tanpa pikir panjang karena panik membayangkan kondisi anaknya karena penelepon tersebut mengatakan bahwa anaknya tak akan tertolong tanpa alat dan obat tersebut. Maka disanggupi permintaan dana Rp15 juta.
Karena Ratrie tidak memiliki dana sebesar itu pada saat itu juga, ia meminta teman saya untuk mentransfer dana seadanya sebagai uang muka ke nomor rekening BCA 5210753631 a.n MUHAMAD HASANDI. Sesampainya di R.S Mitra Keluarga Bekasi, Ratrie langsung menuju UGD. Rupanya tak ada pasien di UGD dengan nama Radith. Ratrie pun tersadar kena tipu.
Tak ada salahnya untuk berhati-hati dengan telepon yang tidak dikenal yang mengabarkan musibah keluarga Anda. Catat nomor-nomor penting agar Anda tidak mudak ditipu. Jangan panik juga penting, selain kros cek informasi yang menyesatkan.
SUMBER
Berbagai macam orang cari duit zaman sekarang

0
1.9K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan