WASHINGTON -- Daftar larangan terbang yang dirilis Biro Investigasi Federal (FBI) kembali membuat Muslim Amerika Serikat mengelus dada. Adalah Samir Suljovic, warga New York, yang menjadi korban terbaru daftar tersebut.

Suljovic tertahan di Berlin, Jerman, dan tidak bisa kembali ke AS karena termasuk dalam daftar tersebut. Sebelumnya, ia mengunjungi Montenegro guna bertemu keluarga dan kerabatnya di sana.

Sesampainya di Austria, ia ditahan ototritas bandara atas intrusksi Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan Lembaga Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS. Selanjutnya, ia diinterograsi pihak kedutaan AS di Jerman.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) New York, dalam suratnya kepada Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton menyatakan larangan Suljovic kembali ke Negeri Paman Sam merupakan pelanggaran serius terhadap hak-hak sipil dan kebebasan.

"Bukannya melindungi warga AS ketika berpergian keluar negeri, Pemerintah AS justru membuatnya terdampar di negara asing tanpa perlindungan," kata CAIR dalam surat itu seperti dikutip onislam.net, Jumat (19/10).

Kasus yang menimpa Suljovic bukan kali pertama. Sebelumnya, ada keluarga Muslim yang diminta turun dari pesawat hanya karena masuk dalam daftar FBI.

Kasus lain, sebuah keluarga Muslim juga dilarang memasuki pesawat ketika hendak menuju Orlando, Florida dengan masalah serupa. Yang membuat geger, enam imam tidak masuk dalam daftar penumpang ketika hendak memasuki pesawat hanya karena perilaku mencurigakan.

Mereka ditahan dan dinterograsi selama lebih dari lima jam. Keenam imam itu akhirnya mengajukan gugatan ke pengadilan federal guna menuntut keadilan.