Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan meneruskan kembali proyek monorel di Jakarta.

Seperti diketahui, proyek monorel ini tertunda di masa kepemimpinan Fauzi Bowo. Kini setelah Ahok menggelar pertemuan dengan perwakilan PT Adhi Karya di Gedung Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Jumat 19 Oktober 2012.

“PT Adhi Karya yang mewakili Menteri BUMN berkomitmen mau membantu Pak Jokowi menjadi gubernur yang sukses di Jakarta. Komitmen itu diwujudkan dengan memanggil seluruh BUMN untuk meneruskan program monorel. Dalam tiga tahun ke depan, kita sudah punya tiga jalur,” kata Ahok.

Ia menjelaskan, dalam waktu dekat ini Pemprov DKI Jakarta akan lebih dulu membangun dua jalur monorel, yaitu jalur Cawang-Ancol dan jalur Kampung Melayu-Tanah Abang.

Ahok juga menerangkan, berdasarkan hasil pertemuan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 16 Oktober 2012, disepakat bahwa PT Adhi Karya bersama Pemda DKI akan menjadi konsorsium pembangunan monorel.

Meski demikian, saat ini Adhi Karya dan Pemda DKI masih mencari bank BUMN yang mau menjadi penjamin dalam proyek pembangunan monorel senilai Rp11,5 triliun itu. “Kami betul-betul mau membangun kota modern dengan konsep smart city. Itu nanti kami bicarakan juga,” ujar Ahok.

Terkait tiang-tiang pancang monorel yang sudah terlanjur dibangun, Ahok menyatakan tiang-tiang itu akan dikaji ulang sekitar tiga bulan. “Kami sudah minta ke Dinas Tata Ruang Kota untuk menyelesaikan pengkajian tiang pancang yang sudah ada,” kata Ahok. (eh)

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengatakan proyek Mass Rapid Transit (MRT) akan dikaji ulang secara keseluruhan, termasuk terkait rute awalnya yang menghubungkan Lebak Bulus di Jakarta Selatan dan Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta Pusat.

“Kenapa harus dimulai dari Lebak Bulus ke HI? Warga yang tinggal di Jakarta Selatan seperti Bintaro sudah lewat BSD naik Kereta Rel Listrik (KRL). Jadi penumpangnya nanti mana?” kata Ahok di Gedung Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Jumat 19 Oktober 2012.

Belum lagi rute itu harus membongkar Stadion Lebak Bulus yang dahulu kerap dijadikan markas klum sepakbola Persija. “Persija kan tidak punya stadion. Kenapa Stadion Lebak Bulus tidak sekalian dijadikan stadion Persija?” ujar Ahok.

Ahok menegaskan, jangan sampai proyek MRT nantinya seperti proyek monorel yang sudah setengah jalan tapi pembebasan lahannya belum selesai. “Belum lagi pinjamannya jalan terus. Wah, bonyok kita,” kata dia. “Intinya Pak Gubernur sudah jelas minta ini dikaji lagi, termasuk berapa biaya sesungguhnya dan bagaimana rutenya,” imbuh Ahok.

Ia menjelaskan Jokowi berprinsip, kalau sudah memulai sesuatu tidak boleh berhenti. Hambatan apapun kita tabrak. Tidak ada kata berhenti dalam kamus Pak Gubernur kita,” ujar Ahok. Oleh karena itu perencanaan proyek MRT harus jelas dari awal sebelum dimulai.

Saat ini proyek MRT memang belum dimulai dan masih pada tahap pencarian tender. (umi)