Seorang nenek yang telah merokok selama separo masa hidupnya berkata: "Hai, cucu perempuanku, kamu sekali-kali jangan kimpoi dengan seorang pria yang telah berhenti merokok."
Aku merasa agak bingung, maka itu aku bertanya: "Mengapa?"
"Pria yang mampu berhenti merokok tentu mempunyai sifat yang sangat kejam. Coba kamu bayangkan, rokok pun telah dia campakkan, maka perbuatan bengis apa lagi yang tak bisa dia lakukan!" kata sang nenek.
Mendengar perkataan ini, sang kakek berkata kepada cucu lelakinya yang ada di sampingnya: "Kelak bila kamu mencari seorang calon teman hidup, sekali-kali jangan mencari wanita yang telah berhasil melangsingkan tubuhnya. Seorang wanita kalau sampai sudah bisa berhasil mengendalikan mulutnya sendiri, maka perbuatan kejam lainnya yang mana lagi yang tidak bisa dia lakukan!"
Sembilan Dinar Saja
Spoiler for kedua:
Suatu malam seorang ulama Sufi bermimpi bahwa ia sedang menjual seekor
kambing yang gemuk.
"Berapa harga kambing ini ?" tanya seorang calon pembeli.
"Dua belas dinar." kata sang sufi.
"Tujuh dinar."
"Tidak boleh."
"Delapan dinar."
"Tidak boleh."
Ketika tawaran mencapai sembilan dinar, sang sufi terbangun dari tidurnya.
Ia membuka kelopak matanya dan mengusapnya. Tak seekor kambingpun ia lihat. Pun tak ada calon pembeli.
Cepat-cepat ia memejamkan matanya lagi sambil berkata.
"Kalau begitu, baiklah, sembilan dinar boleh kamu ambil."
Cium Dulu Pantat Gue
Spoiler for ketiga:
Seekor macan tutul bersedih. Ia kehilangan warna kulitnya yang indah itu.
Padahal bintang film holiwud pun suka dia punya motif. Apa boleh buat, aku harus cari seluruh pelosok dihutan ini, siapa yang curi warna kulitku.
"He gajah, siapa yang curi warna kulitku?" tanyanya ke gajah.
"Kuberitahu kau siapa, tapi, cium dulu pantatku" jawab gajah. Sang macan yang biasanya jadi raja hutan, terpaksa cium pantat gajah hanya untuk informasi yang sangat ia perlukan ini.
"Tul, yang tahu siapa pencuri warna kau itu adalah si musang! Tanya aja dia" kata gajah.
Si macan pun terpaksa cari musang. Waktu ketemu, ditanyanya si musang, "mas musang, siapa yang curi warnaku?".
"Kuberi tahu kau siapa, tapi, cium dulu pantatku" jawab musang. Terpaksa sekali lagi, sang macan cium pantat musang, demi informasi yang amat penting ini.
"Tul, yang tahu siapa pencuri warna kau itu adalah si kancil! Tanya aja dia" ujar musang kemudian.
Terpaksa lagi si macan tutul mencari kancil. Demi informasi yang amat penting ini. Tapi, lagi-lagi untuk mendapat informasi yang berantai ini ia harus cium pantat si pemberi informasi. Setelah kancil, berturut-turut monyet, lantas landak, rusa, anoa, tapir, sapi, kambing, ayam, bebek, sampai akhir nya sampailah ia ke bongkibong.
Pengen tahu binatang apa bongkibong itu?
Cium dulu pantatku..
Test Masuk Pesta
Spoiler for keempat:
Sebuah resepsi sedang berlangsung di Paris. Salah seorang tamu, Presiden Numeri dari Sudan, kehilangan surat undangannya.
Namun begitu, ia tetap melangkah ke pintu dan berkata kepada petugas yang ada di sana diterangkannya siapa dirinya sebenarnya.
"Tapi dari mana kami bisa tahu kalau apa yang kau katakan itu benar?" tanya salah seorang petugas.
"Sejam yang lalu Pablo Picasso juga datang kemari dan mengatakan bahwa surat undangannya hilang, Kami berikan cat dan kuas kepadanya. Dalam sekejap mata saja ia berhasil membuat sebuah lukisan yang luar biasa. Lalu, setengah jam yang lalu Pablo Casals datang, juga tanpa surat undangan. Kami berikan biola kepadanya. Ia memainkan sebuah musik yang indah ..."
"Siapa Pablo Picasso dan Pablo Casals itu?"
"Cukup" kata petugas tersebut. "Berarti anda memang benar Presiden Numeri"
Salak Dan Upil
Spoiler for kelima:
Ada penjual salak yang kebetulan madura. Seorang ibu yang OKB dan berdandan menor mencoba menawar.
Ibu OKB : Cak, salaknya sekilo berapa?
Cak Salak: Dua rebu Bu'. Ni salak istimewa.
Ibu OKB : Salak "seupil-upil" begini kok duaribu. Lima ratus Cak?
Cak Salak merasa tersinggung dengan penawaran yang terlalu "miring" tersebut kemudian dengan spontan menjawab "Lha daripada sampeyan, upilnya sak salak-salak!"
Beli Bu
Spoiler for keenam:
Beli Beli...
Beli Apa?
Beli Buku...
Buku Apa?
Buku Gambar...
Gambar Apa?
Gambar Pulau...
Pulau Apa?
Pulau Jawa...
Jawa Apa?
Jawa Tengah...
Tengah Apa?
Tengah Malam...
Malam Apa?
Malam Minggu...
Minggu Apa?
Minggu Lalu...
Lalu Apa?
Lalu Lintas...
Lintas Apa?
Lintas Dasar...
Dasar Apa?
Dasar Lo B*go,,,Di Baca Terus,,,Capek Gua Ngetiknya