- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yang orang Djogja Pasti tau majalah ini..


TS
lampuhias
Yang orang Djogja Pasti tau majalah ini..
Djaka Lodhang
Majalah berbahasa jawa ini diterbitkan di Jogjakarta, terbit setiap minggu dengan informasi-informasi terkini serta berbagai macam informasi tentang budaya jawa yang dikemas dengan menggunakan bahasa jawa. Sejak terbit tahun 1971, majalah yang didirikan Abdullah Purwo Darsono dan almarhum Kusfandi, sempat berulang kali ganti penampilan, mengikuti perkembangan teknologi mesin cetak. Uniknya, kendati terbit tanpa iklan, majalah ini merupakan satu-satunya majalah berbahasa Jawa yang mampu bertahan di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Sebelumnya, pernah ada majalah serupa seperti Mekarsari, Kembang Brayan dan Darmo Kondo serta Darmo Nyoto yang terbit di kota Solo. Namun majalah itu hilang tenggelam ditelan zaman.
Majalah ini, berisi aneka ragam kebudayaan Jawa, tetapi selebihnya hampir sama dengan majalah berbahasa Indonesia. Ada rubrik, tajuk rencana atau editorial dengan masalah kontenporer, ramalan nasib, cerita pendek, cerita bersambung, pewayangan juga cerita misteri yang bertajuk jaka lelembut.
Belakangan, sampul Djaka Lodang selalu dihiasi wajah-wajah muda. Menurut Abdullah, hal itu sebagai strategi menarik pembaca kaum muda menghampus kesan sebagai bacaan kaum dewasa.
Saat ini Djaka Lodang sulit ditemui di agen-agen koran dan majalah. Dari operasi sekitar 8 ribu, selama ini lebih banyak diedarkan ke pelanggan antara lain, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, warga transmigran serta suku Jawa di Surename.
Untuk melestarikannya, pemberdayaan pendidikan melalui muatan lokal di sekolah akan mengurangi keterasingan generasi muda terhadap satra Jawa.
Majalah berbahasa jawa ini diterbitkan di Jogjakarta, terbit setiap minggu dengan informasi-informasi terkini serta berbagai macam informasi tentang budaya jawa yang dikemas dengan menggunakan bahasa jawa. Sejak terbit tahun 1971, majalah yang didirikan Abdullah Purwo Darsono dan almarhum Kusfandi, sempat berulang kali ganti penampilan, mengikuti perkembangan teknologi mesin cetak. Uniknya, kendati terbit tanpa iklan, majalah ini merupakan satu-satunya majalah berbahasa Jawa yang mampu bertahan di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Sebelumnya, pernah ada majalah serupa seperti Mekarsari, Kembang Brayan dan Darmo Kondo serta Darmo Nyoto yang terbit di kota Solo. Namun majalah itu hilang tenggelam ditelan zaman.
Majalah ini, berisi aneka ragam kebudayaan Jawa, tetapi selebihnya hampir sama dengan majalah berbahasa Indonesia. Ada rubrik, tajuk rencana atau editorial dengan masalah kontenporer, ramalan nasib, cerita pendek, cerita bersambung, pewayangan juga cerita misteri yang bertajuk jaka lelembut.
Belakangan, sampul Djaka Lodang selalu dihiasi wajah-wajah muda. Menurut Abdullah, hal itu sebagai strategi menarik pembaca kaum muda menghampus kesan sebagai bacaan kaum dewasa.
Saat ini Djaka Lodang sulit ditemui di agen-agen koran dan majalah. Dari operasi sekitar 8 ribu, selama ini lebih banyak diedarkan ke pelanggan antara lain, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, warga transmigran serta suku Jawa di Surename.
Untuk melestarikannya, pemberdayaan pendidikan melalui muatan lokal di sekolah akan mengurangi keterasingan generasi muda terhadap satra Jawa.
Spoiler for penampakan:
Spoiler for penampakan:
Spoiler for penampakan:
Spoiler for penampakan:
0
3.8K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan