mubarak.20Avatar border
TS
mubarak.20
Pantaskah Kita Menangis Untuk Timnas ?
Semen Padang berencana menarik sembilan pemainnya dari timnas PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin. Kesembilan pemain tersebut adalah Ellie Aiboy, Hengky Ardiles, Wahyu Widjiastanto, Novan Setya, Hendra Bayauw, Fendry Mofu, Titus Bonai, Nur Iskandar, dan Jajang P.

Kesembilan pemain ini, boleh dibilang, adalah pilar tim besutan Nil Maizar dalam mengarungi Piala AFF 2012 yang berlangsung di Malaysia dan Thailand pada November – Desember mendatang. Semen Padang sedang tidak bercanda, tentu saja. Pernyataan tersebut disampaikan langsung Totok Sudibyo, Komisaris PT Kabau Sirah di depan wartawan di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Jumat (12/10).

Tanpa keraguan sedikit pun, Semen Padang memberikan batas waktu sampai 1 November. Tuntutannya jelas, Semen Padang mendesak agar dualisme timnas dihilangkan. Dengan kata lain, timnas harus dilebur. Tak ada lagi timnas PSSI, tak ada lagi timnas PSSI versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI).

“Timnas harus lebur. Selama ini kami tak pernah berlatih komplet. Jika rekonsiliasi terwujud, kami bisa terbantu. Pemain kami nantinya tak terlalu banyak di timnas. Kami harus mengutamakan tim. Apalagi kompetisi (ISL) akan bergulir pada 5 Januari 2013. Kami harus melakukan persiapan dan itu butuh waktu yang tidak singkat,” kata Totok.

Betapa masygulnya kita, mengingat pernyataan Semen Padang berdekatan dengan kick off Piala AFF yang rencananya dimulai pada 22 November 2012. Sementara, PSSI harus sudah mendaftarkan nama-nama pemain dan ofisial tim paling lama 25 Oktober.

Menangiskah kita untuk timnas? Jika Semen Padang benar-benar menarik semua pemainnya, bisakah kita bayangkan seperti apa timnas yang akan diterjunkan di Piala AFF? PSSI memang masing punya stok pemain, setidaknya dari Persebaya Surabaya, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar. Namun, pertanyaannya, bagaimana dengan persiapan? Bagaimana dengan kekompakan? Membentuk tim yang utuh dan solid, jelas tak semudah membalikkan telapak tangan.

PSSI tak hanya bakal kehilangan sembilan pilar, tapi bukan tak mungkin juga pelatih. Totok mengatakan, bahwa pihaknya telah bertemu Nil Maizar. Jika timnas dilebur, Semen Padang mengusulkan agar Nil menjabat sebagai direktur teknik. Pelatihnya tetap Alfred Riedl.

Kita tahu, Nil punya sejarah kuat dengan Semen Padang. Nil merupakan mantan pelatih Semen Padang, sebelum menukangi timnas senior. Bersama Semen Padanglah nama Nil meroket. Terlebih lagi, Nil disebut-sebut salah satu karyawan Semen Padang. Ketika saya konfirmasi, Nil enggan berkomentar banyak. Mantan pemain timnas era 1980-an itu juga enggan membayangkan masa depan timnya sonder sembilan pilar.

Dua tahun lalu, saat timnas diarsiteki Alfred Riedl, Indonesia melaju ke final AFF meski akhirnya bertekuk lutut di hadapan Malaysia. Juara adalah kerinduan PSSI, sebab sejak digelar pada 1996 Indonesia belum pernah sekali pun menjadi yang terbaik. Indonesia masih kalah beruntung dari Thailand, Singapura, dan tentu saja Malaysia yang notabene adalah musuh bebuyutan kita.

PSSI bukan hanya terancam ditinggal pergi pemain kunci, tapi juga dibayang-bayangi timnas KPSI. Seperti kita ketahui, KPSI juga membentuk timnas yang berisi pemain-pemain sarat pengalaman yang berkompetisi di ISL. Di latih Riedl, KPSI juga mendaftarkan timnya untuk mengikuti Piala AFF. Jangan kaget, jika memang tak ada rekonsiliasi, Indonesia akan diwakili dua timnas. Bila ini sampai terjadi, betapa malunya kita sebagai bangsa. Dunia akan tertawa, juga mencibir. FIFA selaku otorita sepak bola dunia tak akan tinggal diam, karena dua timnas merupakan blunder konyol dan itu tak bisa dihindarkan. Dualisme timnas, ternyata, tak usai juga, meski Joint Committe telah menghelat rapat penting di Kuala Lumpur, Malaysia, 20 September 2012.

Saya, sekali lagi, tak bisa membayangkan bakal seperti apa timnas PSSI, meski Benhard Limbong, selaku penanggungjawab timnas mempersilahkan kalah Semen Padang ingin menarik semua pemainnya. “Kami tak akan melarang-larang,” kata Limbong.

Dari hati yang paling dalam, saya, jujur, merasa iba dengan PSSI. Secara legalitas, merekalah yang diakui FIFA. Tak ada yang membantah itu. Hanya saja, saya juga tak bisa menyalahkan hampir semua pemilik suara sah yang tadinya mendukung Djohar berbalik membangkang dan membentuk KPSI karena Djohar dinilai melabrak statuta dan kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial.

Seorang teman meminta jawab dari saya, bagaimana kesudahan timnas ini nantinya. Saya mengatakan kepadanya, bahwa saya tak punya kosa kata yang bagus buat timnas. Saya hanya bisa mengelus dada, saya hanya bisa menghela napas.

http://www.supporter-indonesia.com/2...-untuk-timnas/
0
2.1K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan