Hari ini, 10 Oktober, warga dunia memperingati Hari Kesehatan Jiwa. Peringatannya diadakan pertama kali pada 1992, atas prakarsa Federasi Dunia untuk Kesehatan Jiwa. Tujuannya, agar masyarakat dunia menaruh perhatian lebih terhadap masalah kesehatan jiwa dan dampaknya terhadap kehidupan kita di dunia.

Untuk diketahui, "kesehatan jiwa" merupakan bagian integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa itu, bukan sekadar terbebas dari gangguan jiwa, tapi sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, yakni perasaan sehat, bahagia, serta mampu mengatasi tantangan hidup.

Orang yang jiwanya sehat, tentunya, juga dapat menerima orang lain sebagaimana adanya,memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, bisa mempercayai orang lain, serta senang menjadi bagian dari suatu kelompok.

Tahun ini, Federasi Dunia untuk Kesehatan Jiwa meminta kepada kita semua untuk mendorong investasi di bidang kesehatan jiwa. Antara lain, dengan membantu anak-anak dan remaja untuk beradaptasi terhadap tekanan dan konflik yang berlangsung sehari-hari (dalam keluarga, lingkungan teman, pendidikan, dan lain sebagainya).

Di Indonesia sendiri, masalah gangguan kesehatan jiwa umumnya berupa kecemasan dan depresi; pada orang dewasa angkanya mencapai 11,6 persen. Jika populasi orang dewasa mencapai sekitar 150 juta, maka ada 17.400.000 orang di Indonesia yang mengalami gangguan mental / emosional.