- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Pemilih Yahudi masih terpikat dengan Obama


TS
spongtol
Pemilih Yahudi masih terpikat dengan Obama
Quote:
Meski Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama kerap bersilang pendapat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, namun para pemilih Yahudi condong bakal mendukung calon dari Partai Demokrat itu dalam pemilihan presiden Amerika awal bulan depan.
Setidaknya itu terlihat dari hasil jajak pendapat digelar oleh Komite Amerika Yahudi pada 6-17 September. Sebanyak 65 persen dari 1.040 responden dari seantero Amerika menyatakan bakal memilih Obama buat meneruskan pemerintahannya pada periode kedua. Hanya 24 persen mengaku akan mencoblos Mitt Romney, calon presiden dari Partai Republik. Sisanya mengatakan belum memiliki pilihan, seperti dilansir situs jewishjournal.com.
Survei itu juga menyimpulkan semua sekte Yahudi menyatakan Obama lebih berkualitas ketimbang Romney. Hanya Yahudi Ortodoks yang menilai Romney lebih pantas dibanding kandidat presiden dari kubu Demnokrat itu. Pada pemilihan empat tahun lalu, sekitar 78 persen pemilih Yahudi mencoblos Obama dibanding John McCain.
Poling dengan tingkat kesalahan +/- lima persen ini dilakukan lewat surat elektronik. Ternyata para pemilih Yahudi itu menempatkan hubungan Amerika-Israel sebagai isu terpenting keempat setelah ekonomi, layanan kesehatan, dan aborsi.
Hasil survei ini seolah bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. Romney menganggap Obama tidak setia menyokong kepentingan Israel. Dia mengkritik sejumlah kebijakan Gedung Putih terkait negara Zionis itu, termasuk penolakan Obama bertemu Netanyahu di sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kota New York, Amerika.
Menurut mantan gubernur Massachusetts ini, sikap Obama itu mengisyaratkan Washington berusaha menjauh dari sekutu terpenting mereka di Timur Tengah. "Saya kira pendekatan berlawanan (dengan kebijakan Obama) diperlukan," kata Romney saat wawancara khusus program 60 Minutes di stasiun televisi CBS, seperti dilansir surat kabar the Irish Times.
Obama akhirnya berbincang melalui telepon dengan Netanyahu selama 20 menit. Dia menekankan Israel salah satu sekutu terpenting di kawasan itu.
Romney juga menilai Obama bersikap lembek terhadap Iran. Dia mengecam Obama yang tidak menyokong rencana serangan militer Israel terhadap fasilitas-fasilitas nuklir milik Negeri Mullah itu. Obama lebih mengedepankan diplomasi sekaligus sanksi sebagai tekanan agar Teheran menghentikan proyek senjata pemusnah massal mereka.
Kalau bicara soal kedekatan dengan Israel, Romney lebih unggul ketimbang Obama. Dia sudah berteman dengan Netanyahu sejak 1976 ketika keduanya bekerja di lembaga konsultan Boston Consulting Group. Keduanya kerap berdiskusi seputar masalah internasional, baik bertemu langsung atau lewat telepon. Bahkan, Sheldon Adelson, konglomerat Yahudi yang menjadi penyumbang dana kampanye terbesar bagi Romney, juga sahabat dekat Netanyahu. Romney juga sudah berdoa di Tembok Ratapan di sela masa kampanye.
Pemilihan presiden Amerika tinggal sebulan lagi. Obama dan Romney sama-sama mengklaim sebagai pembela Israel sejati. Keduanya bersumpah bakal menjamin keamanan negara Bintang Daud itu.
Keputusan berada di tangan rakyat Amerika, termasuk sekitar dua persen warga keturunan Yahudi. Siapa mereka anggap paling pantas menghuni Gedung Putih buat melancarkan kepentingan Israel di panggung internasional.
Setidaknya itu terlihat dari hasil jajak pendapat digelar oleh Komite Amerika Yahudi pada 6-17 September. Sebanyak 65 persen dari 1.040 responden dari seantero Amerika menyatakan bakal memilih Obama buat meneruskan pemerintahannya pada periode kedua. Hanya 24 persen mengaku akan mencoblos Mitt Romney, calon presiden dari Partai Republik. Sisanya mengatakan belum memiliki pilihan, seperti dilansir situs jewishjournal.com.
Survei itu juga menyimpulkan semua sekte Yahudi menyatakan Obama lebih berkualitas ketimbang Romney. Hanya Yahudi Ortodoks yang menilai Romney lebih pantas dibanding kandidat presiden dari kubu Demnokrat itu. Pada pemilihan empat tahun lalu, sekitar 78 persen pemilih Yahudi mencoblos Obama dibanding John McCain.
Poling dengan tingkat kesalahan +/- lima persen ini dilakukan lewat surat elektronik. Ternyata para pemilih Yahudi itu menempatkan hubungan Amerika-Israel sebagai isu terpenting keempat setelah ekonomi, layanan kesehatan, dan aborsi.
Hasil survei ini seolah bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. Romney menganggap Obama tidak setia menyokong kepentingan Israel. Dia mengkritik sejumlah kebijakan Gedung Putih terkait negara Zionis itu, termasuk penolakan Obama bertemu Netanyahu di sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kota New York, Amerika.
Menurut mantan gubernur Massachusetts ini, sikap Obama itu mengisyaratkan Washington berusaha menjauh dari sekutu terpenting mereka di Timur Tengah. "Saya kira pendekatan berlawanan (dengan kebijakan Obama) diperlukan," kata Romney saat wawancara khusus program 60 Minutes di stasiun televisi CBS, seperti dilansir surat kabar the Irish Times.
Obama akhirnya berbincang melalui telepon dengan Netanyahu selama 20 menit. Dia menekankan Israel salah satu sekutu terpenting di kawasan itu.
Romney juga menilai Obama bersikap lembek terhadap Iran. Dia mengecam Obama yang tidak menyokong rencana serangan militer Israel terhadap fasilitas-fasilitas nuklir milik Negeri Mullah itu. Obama lebih mengedepankan diplomasi sekaligus sanksi sebagai tekanan agar Teheran menghentikan proyek senjata pemusnah massal mereka.
Kalau bicara soal kedekatan dengan Israel, Romney lebih unggul ketimbang Obama. Dia sudah berteman dengan Netanyahu sejak 1976 ketika keduanya bekerja di lembaga konsultan Boston Consulting Group. Keduanya kerap berdiskusi seputar masalah internasional, baik bertemu langsung atau lewat telepon. Bahkan, Sheldon Adelson, konglomerat Yahudi yang menjadi penyumbang dana kampanye terbesar bagi Romney, juga sahabat dekat Netanyahu. Romney juga sudah berdoa di Tembok Ratapan di sela masa kampanye.
Pemilihan presiden Amerika tinggal sebulan lagi. Obama dan Romney sama-sama mengklaim sebagai pembela Israel sejati. Keduanya bersumpah bakal menjamin keamanan negara Bintang Daud itu.
Keputusan berada di tangan rakyat Amerika, termasuk sekitar dua persen warga keturunan Yahudi. Siapa mereka anggap paling pantas menghuni Gedung Putih buat melancarkan kepentingan Israel di panggung internasional.
http://www.merdeka.com/dunia/pemilih...gan-obama.html
aneh bin ajaib, pemilu di US ko Israel dibawa-bawa ??

kenapa si romney sangat caper sekali ke Israel??

mungkin seperti kutipan pidato mantan Presiden US :
"JANGAN TANYA APA YANG ISRAEL LAKUKAN BUAT AMERIKA, TAPI TANYA APA YANG AMERIKA LAKUKAN BUAT ISRAEL"


0
1.3K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan