- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tergusurnya bangunan Tempo Doeloe (Gedung Rakyat Indonesia Semarang)


TS
EnereL
Tergusurnya bangunan Tempo Doeloe (Gedung Rakyat Indonesia Semarang)
Thread ini berawal dari adanya rasa prihatin dengan semakin tidak dihargainya lagi peninggalan - peninggalan jaman dahulu yang mungkin bisa bermanfaat untuk anak cucu kita kelak, dan tergantikan oleh perkembangan jaman yang pesat dengan gedung - gedung yang tinggi....
Mungkin banyak yang tidak tau bangunan yang satu ini...


Gedung - gedung diatas itu adalah gedung peninggalan jaman belanda di daerah Semarang yang terkenal dengan nama "Gedung Harmonie (Sociëteit de Harmonie)" ditahun 1900an yang merupakan tempat berkumpul orang - orang borjuis pada jaman Belanda, baik itu pribumi atau orang belanda.. Ditahun 1950an, lahan bangunan ini dibeli oleh masyarakat Semarang untuk dibangun Gedung Rakyat Indonesia Semarang (GRIS) di samping gedung harmoni ini berada..
Gedung itu dulu merupakan sebuah sositet de Harmonie (kamar bola bilyar Harmoni) milik seorang Belanda ditahun 1900an yang merupakan tempat berkumpul orang - orang borjuis pada jaman Belanda, baik itu pribumi atau orang belanda... Karena letaknya dirasa tidak baik untuk sebuah gedung sositet, gedung itu kemudian dijual kepada Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM). Sedangkan untuk gelanggang acara-acaranya sositet De Harmonie lalu membuat sebuah gedung baru di Jalan Bojong ( Jalan Pemuda ).
Agustus 1945, saat pemerintahan federal RIS, terbentuklah panitia Fonds Gris dengan anggotanya yang mewakili penduduk kota Semarang, dan diketahui Walikota Semarang saat itu Hadisoebeno Sasrowerdoyo. Modal yang digunakan diperoleh dari masyarakat yang disetor sedikit demi sedikit. Fonds Gris akhirnya berhasil melunasi pembayaran gedung itu dengan dua kali angsuran. Tahun 1950, setelah tujuan membeli gedung terlaksana, Fonds Gris dibubarkan. Penggantinya Yayasan Gedung Rakyat, yang pengurusnya tak beda dari sebelumnya.

Untuk membangun dan memperindah gedung itu, Hadisoebeno Sasrowerdoyo, Ketua Yayasan Gedung Rakyat dan juga Ketua Kesejahteraan Kota Semarang memberikan pinjaman tanpa bunga, antara lain untuk membangun gedung teater pada tahun 1953. Gedung itu kemudian dipinjamkan pada kelompok wayang orang Ngesti Pandowo dari Tulungagung. Ia juga merehab gedung kesenian yang seperti los tembakau itu dan melengkapinya dengan peralatan yang memadai. Khususnya menghadapi Kongres PNI ke VIII tahun 1956. Gedung inipun terkenal menjadi gedung wayang orang terbesar di Jawa Tengah, dan sering menyelenggarakan Seni Wayang Orang dan Wayang Kulit.
Tapi semua itu sekarang sudah tinggal kenangan belaka....
Sekarang bangunan yang memiliki nilai sejarah tersebut sudah tergusur dengan kemegahan sebuah Mall bernama Paragon...



saya disini bukan tidak menyukai dengan adanya Mall tersebut.,saya bangga indonesia memiliki bangunan yang berarsitektur elegan seperti itu..tapi saya tidak menyukai dan sangat menyayangkan dengan penggusuran jejak sejarah yang ada di daerah tersebut.. dan dengan akan dikembangkannya lagi Mall tersebut, akan lebih banyak lagi memakan "korban" sejarah demi sebuah "Kemegahan"
Dengan adanya keadaan seperti ini,.perlu adanya kesadaran kita warga negara Indonesia untuk bisa lebih mencintai apa yang dahulu nenek moyang kita tinggalkan untuk kita dan menjaganya tetap lestari..dimanapun dan kapanpun itu
Maaf kalo berita ini
..tapi semuanya hanya untuk Indonesia yang lebih baik 
Tidak berharap
.,,hanya berharap kita mau memikirkan masalah ini, dan bergerak.. tapi kalo di kasih juga gak papa

Mungkin banyak yang tidak tau bangunan yang satu ini...


Gedung - gedung diatas itu adalah gedung peninggalan jaman belanda di daerah Semarang yang terkenal dengan nama "Gedung Harmonie (Sociëteit de Harmonie)" ditahun 1900an yang merupakan tempat berkumpul orang - orang borjuis pada jaman Belanda, baik itu pribumi atau orang belanda.. Ditahun 1950an, lahan bangunan ini dibeli oleh masyarakat Semarang untuk dibangun Gedung Rakyat Indonesia Semarang (GRIS) di samping gedung harmoni ini berada..
Gedung itu dulu merupakan sebuah sositet de Harmonie (kamar bola bilyar Harmoni) milik seorang Belanda ditahun 1900an yang merupakan tempat berkumpul orang - orang borjuis pada jaman Belanda, baik itu pribumi atau orang belanda... Karena letaknya dirasa tidak baik untuk sebuah gedung sositet, gedung itu kemudian dijual kepada Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM). Sedangkan untuk gelanggang acara-acaranya sositet De Harmonie lalu membuat sebuah gedung baru di Jalan Bojong ( Jalan Pemuda ).
Agustus 1945, saat pemerintahan federal RIS, terbentuklah panitia Fonds Gris dengan anggotanya yang mewakili penduduk kota Semarang, dan diketahui Walikota Semarang saat itu Hadisoebeno Sasrowerdoyo. Modal yang digunakan diperoleh dari masyarakat yang disetor sedikit demi sedikit. Fonds Gris akhirnya berhasil melunasi pembayaran gedung itu dengan dua kali angsuran. Tahun 1950, setelah tujuan membeli gedung terlaksana, Fonds Gris dibubarkan. Penggantinya Yayasan Gedung Rakyat, yang pengurusnya tak beda dari sebelumnya.

Untuk membangun dan memperindah gedung itu, Hadisoebeno Sasrowerdoyo, Ketua Yayasan Gedung Rakyat dan juga Ketua Kesejahteraan Kota Semarang memberikan pinjaman tanpa bunga, antara lain untuk membangun gedung teater pada tahun 1953. Gedung itu kemudian dipinjamkan pada kelompok wayang orang Ngesti Pandowo dari Tulungagung. Ia juga merehab gedung kesenian yang seperti los tembakau itu dan melengkapinya dengan peralatan yang memadai. Khususnya menghadapi Kongres PNI ke VIII tahun 1956. Gedung inipun terkenal menjadi gedung wayang orang terbesar di Jawa Tengah, dan sering menyelenggarakan Seni Wayang Orang dan Wayang Kulit.
Tapi semua itu sekarang sudah tinggal kenangan belaka....
Sekarang bangunan yang memiliki nilai sejarah tersebut sudah tergusur dengan kemegahan sebuah Mall bernama Paragon...


saya disini bukan tidak menyukai dengan adanya Mall tersebut.,saya bangga indonesia memiliki bangunan yang berarsitektur elegan seperti itu..tapi saya tidak menyukai dan sangat menyayangkan dengan penggusuran jejak sejarah yang ada di daerah tersebut.. dan dengan akan dikembangkannya lagi Mall tersebut, akan lebih banyak lagi memakan "korban" sejarah demi sebuah "Kemegahan"
Quote:
Dengan adanya keadaan seperti ini,.perlu adanya kesadaran kita warga negara Indonesia untuk bisa lebih mencintai apa yang dahulu nenek moyang kita tinggalkan untuk kita dan menjaganya tetap lestari..dimanapun dan kapanpun itu

Maaf kalo berita ini


Tidak berharap



0
13.8K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan