Kebudayaan jadi dilema

Sebagai putra banyumas ane sedih gan.
Di satu sisi kita harus melestarikan kebudayaan tradisional daerah kita gan. Tapi sebagai muslim kita juga harus menghindari hal-2 yang bertentangan dengan ajaran agama. Masalahnya beberapa kesenian tradisional di Banyumas mengandung unsur yang bertentangan dengan ajaran Islam gan. Sementara mayoritas penduduk di Banyumas beragama Islam gan. Karena itulah penduduk di Banyumas udah mulai meninggalkan kesenian-2 tradisional gan. Terutama yang keliatan banget bertentangan dengan ajaran Islam.


Contoh kesenian Banyumas yang mulai di tinggalkan:

1. Ebeg / kuda lumping





Ebeg / kuda lumping di anggap bertentangan dengan ajaran Islam karena dalam atraksinya ada adegan kesurupan dengan sengaja memanggil mahluk halus gan. Tapi justru di situlah daya tariknya gan. Karena dalam atraksinya si penunggang kuda bambu jadi berperilaku di luar kewajaran. Selain berlari-2 mengejar penonton, dia juga bisa berperilaku seperti monyet, harimau dll. Makanannya pun cukup aneh gan. Dari daun pepaya, rumput, kedebog pisang, genteng, ayam yang masih hidup, bahkan kaca.


2. Lengger / ronggeng





Ga ada yang aneh dari kesenian yang satu ini gan. Lengger / ronggeng hanya terdiri dari beberapa wanita menari berlenggak lenggok sambil bernyanyi di iringi musik calung yang sebagian besar terbuat dari bambu di padu dengan gendang. Tapi kesenian ini di anggap bertentangan dengan ajaran Islam karena di anggap bisa mengundang sahwat kaum pria. Bahkan konon jaman dulu banyak pria yang tergila-2 sampai mengejar2 si penari hingga rumah tangga si pria berantakan gan. Denger-2 si hampir semua penari lengger pake pelet gan. Tujuannya si supaya penampilannya menraik. Tapi ga jarang malah jadi petaka.

Itu aja yang bisa ane share gan.
Makasih buat agan-2 dan sista semua......