- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
cerita lain mengenai asal usul suku Jawa (no sara)
TS
akamals
cerita lain mengenai asal usul suku Jawa (no sara)
>> SELAMAT DATANG DI TRIT ANE<<




Quote:
PETA JAWA KUNO


Quote:
Quote:
ada beberapa versi cerita yang menarasikan asal mula dari suku jawa. nah, ane mau share salah satu versi yang ane ketahui...langsung aja gan........
Quote:
Quote:
Di sebuah masa, orang-orang Nusa Bruney yang tinggal di pesisir Teluk Sampit dan sepanjang hilir Bengawan Sampit mengalami pagebluk (wabah penyakit) yang disebabkan oleh Setan Blarutan-sogrok weteng. Untuk menghindari wabah ini, mereka memutuskan untuk pergi berlayar menuju ke arah selatan samodra Bruney menuju Nusa Kendheng.Mereka yakin bahwa Setan Blarutan tidak akan berani menyebrangi samodra karena takut dengan ratu jin samodra bernama Bathari Hwa Ruh Na. Setelah berlayar selama sepuluh hari sepuluh malam, orang-rang orang yang dipimpin oleh Kie Seng Dhang ini melihat daratan Gunung Nusa Kendeng (sekarang disebut Gunung Ngargapura-Lasem) di arah timur.
Quote:
Pemandangan di sebelah timur Nusa Kendeng mmebuat seisi penumpang kapal menjadi takjub dan tak sabar untuk segera mendarat. Di daerah inilah orang-orang Sampit, cikalbakal Wong Jawa, mendarat. Tak berapa lama kemudian perahu-perahu dari negeri Sampit membuang jangkar di pesisir pantai di sebelah timut Nusa Kendheng. Semua orang berlompatan turun menuju daratan baru yang membawa harapan kehidupan yang lebih baik dan juga kesejahteraan. Nyi Seng Dhang, istri pemimpin rombongan, juga bergegas turun untuk menyebarkan tanah yang ia bawa dari bumi Sampit. Sambil mencium tanah dan menengadah ke angkasa, ia pun berdoa semoga semua orang yang tiba di sini beserta keturunannya dapat memperoleh keselamatan dan kesejahteraan. Semoga berlanjut bagi seluruh keturunan orang-orang yang menjadi bangsa baru di Nusa Kendheng
. Quote:
Laki-laki Sampit segera bergegas turun. Dengan panduan Kie Seng Dhang yang sudah tua, mereka mencari tempat yang dekat dengan sumber air (tuk). Sambil dituntun anaknya yang cantik berumur 12 tahun bernama Nie Rah Kie, Kie Seng Dhang memimpin rombongan masuk ke hutan di Nusa Kendheng untuk mencari tempat yang tepat untuk membuat pemukiman. Di tengah perjalanan, Nie Rah Kie melihat bunga berwarna putih jernih dengan bau harum yang tumbung di tebing yang mereka lewati. Ia berkata kepada ayahnya Nanti kalau aku sudah memiliki rumah dan pekarangan, akan kutanam bunga putih yang cantik itu. Oleh Sang Putri, kembang itu dinamakan Melati.
Quote:
Selang waktu empat bulan, rumah-rumah telah didirikan dan perkampungan telah terbentuk. Untuk mengenang asal usul Kie Seng Dhang yang berasal dari desa Tanjung Malatayur, maka desa yang ditinggali Kie Seng Dhang dan anak keturunannya di sebut desa Tanjungputri (sekarang menjadi desa Tanjungsari. Kec. Pandhangan/ kragan, Kab. Rembang).
Quote:
Pada suatu hari warga Tanjungputri berkumpul di Balepertemuan banjar (desa) untuk membicarakan peraturan pemerintahan yang berlaku di Tanjungputri. Dalam pertemuan ini disepakati beberapa hal yang akan menjadi aturan desa.
Pertama, mengangkat Kie Seng Dhang untuk menjadi sesepuh danDhatu Tanjungputri seumur hidup. Wilayah kekuasaanya membentang dari Pegunungan hingga pesisir Ngargapura, mulai Pandhangan hingga teluk Lodhan.
Kedua, Bumi Nusa Kendheng diganti sebutannya dengan sebutan Tanah Jawi, merujuk pada sebutan banteng betina yang sangat dikeramatkan oleh wong Lingga Nusa Kendheng.
Ketiga, orang-orang Sampit yang telah tinggal di tanah Jawi akan disebut sebagai wong Jawa yang berperilaku perhatian, pengertian dan tanggap, seperti banteng betina terhadap anaknya.
Keempat, tahun dimana orang-orang Tanjungputri menyebut diri mereka sebagai Wong Jawa ditandai dengan sebutan tahun Jawa-Hwuning 1 (230 SM).
Pertama, mengangkat Kie Seng Dhang untuk menjadi sesepuh danDhatu Tanjungputri seumur hidup. Wilayah kekuasaanya membentang dari Pegunungan hingga pesisir Ngargapura, mulai Pandhangan hingga teluk Lodhan.
Kedua, Bumi Nusa Kendheng diganti sebutannya dengan sebutan Tanah Jawi, merujuk pada sebutan banteng betina yang sangat dikeramatkan oleh wong Lingga Nusa Kendheng.
Ketiga, orang-orang Sampit yang telah tinggal di tanah Jawi akan disebut sebagai wong Jawa yang berperilaku perhatian, pengertian dan tanggap, seperti banteng betina terhadap anaknya.
Keempat, tahun dimana orang-orang Tanjungputri menyebut diri mereka sebagai Wong Jawa ditandai dengan sebutan tahun Jawa-Hwuning 1 (230 SM).
Quote:
Orang-orang Tanjungputri kemudian mengucapkan janji suci. Pertama, Wong Jawa, sampai kapan pun, akan tetap memgang teguh kepercayaan suci Hwuning yang merupakan naluri dari leluhur Nusa Bruney bang sa Chaow (bangsa pengembara) dari Nusa Hainan yang menyebar pada zaman jumajuja 3000 tahun yang lalu (1000 SM), jauh sebelum para guru agung dari Timur, seperti Laow Tze Tao, Budha, atau pun Konghucu lahir. Bangsa Chaow berasal dari Cina, tepatnya di hilir sungai Yang Tze Kiang yang diapit Pegunungan Kwen Lun dan Pegunungan Tang La di Provinsi Ching Hai. Kedua, Wong Jawa dimanapun dan sampai kapanpun akan tetap mengagungkan ke Jawaannya dan mengembangkan seni budaya Jawa. Ketiga, Wong Jawa yang menyepelekan ke Jawa annya akan menjadi wong Jawa-jawal yang tidak memiliki akar. Hidupnya akan terus tenggelam dalam angan-angan dan impian.
Quote:
Kie Seng Dhang memegang kekuasaan Tanjungputri selema 30 tahun tanpa ada musibah apapun yang terjadi. Ketika usianya 90 tahun, Kie Seng Dhang menyerahkan tampuk kekuasaan kepada putrinya, Nie Rah Kie.
Quote:
Dalam menjalankan pemerintahan, Nie Rah Kie mewakilkan kekuasaannya kepada suaminya, seorang pemipin pelaut Padhangan, Bendol Hang Lhe Lesy. Tidak seperti pada masa pemerintahan sebelumnya, kali ini Hang Lhe Lesy mengeluarkan peraturan yang melarang siapapun untuk bertemu istrinya, kecuali dia, anak-anaknya dan para emban (pembantu kraton keputren). Sang putri Nie Rah Kie dikurung (dikeker) dalam Tamansari kedhaton. Undang-undang dikeluarkan oleh sang putri dari Tanjungputri Kraga (=ngeker raga=kerraga=keraga ; sekarang menjadi desa Kragan).
Quote:
Beberapa waktu kemudian Kie Seng Dhang meninggal. Jasad pemimpin pertama Wong Jawa ini dibakar kemudian abunya ditanam di sekitar Tuk (mata air) dengan ditandai sebuah batu hitam yang ditanam di bawah pohon beringin brahmastana. Untuk mengingat Danhyang (leluhur) pertama desa Tanjungputri, warga kemudian menyebut Tuk di seluruh desa dengan sebutan Sendhang, mengambil dari nama Seng Dhang.
Quote:
Pemerintahan Kraga Tanjungputri berjalan sampai beberapa generasi dengan penuh kejayaan dan kesejahteraan. Ini semua didapat karena warga Tanjungputri masih setia menjalankan tata budibudaya suci Jawa Hwuning. - Syahdan ketika orang-orang Sampit belum mengijakkan kaki di Nusa Kendheng Ngargapura, kondisi pesisir Nusa Kendheng saat itu masih lah sepi dengan hanya banteng, penyu dan burung-burung hutan sebagai penghuninya. Ketika orang-orang sampit meninggalkan asal mereka, sekelompok ikan pesut (ikan Lodhan Bengawan Sampit yang jinak) ikut pula sampai ke Nusa Kendheng. Ikan Pesut menjadi penghuni baru di pesisir Nusa Kendheng yang kemudian dikeramatkan oleh Wong Jawa selama 130 tahun.
Quote:
Setelah 130 tahun Hwuning wong Jawa tinggal di bumi Ngargapura, berlabuhlah orang-orang dari Nusa Tempabes di Tanah Jawi, tepatnya di Segara Kening yang saat itu masih berupa hutan pohon Pung, yang kemudian disebut desa Sampung.
Quote:
Orang-orang Tempabesi datang dengan menggunakan perahu-perahu besar yang cukup kuat berlayar untuk jarak yang cukup jauh (anak keturunan orang-orang dari Tempabesi ini menjadi para pembuat perahu di desa Bulu, Kec. Bulu, Kab. Tuban). Warga baru di tanah Jawi ini memiliki bermacam keahlian yang tidak dimiliki oleh wong Jawa, misalnya menjadi Undhagi (tukang kayu), Pandhe (tukang besi), gemblak (tukang kuningan) saying (tukang tembaga). Kundhi (tukang grabah), dan jlagra (pembuat rumah batu dan kayu). Ketrampilan orang-orang ini disebut dengan kebudayaan Sampung. Orang-orang dari Tempabesi belum menganut Jawa Hwuning melainkan menjadi penyembah dewa matahari, dewa samudra, dewa angkasa dan dewa bumi.Untuk memperlebar tempat tinggal, orang-orang ini nekat merambah hutan di bumi teluk Lodhan dengan memburu banteng dan ikan pesut. Akibatnya kawanan banteng dan ikan yang telah lama menjadi penghuni Nusa Kendeng Ngargapura bermigrasi menuju Nusa Kendheng Kidul dan Pegunungan Brahma-Mahameru hingga Pegunungan Raung dengan menyeberangi laut Supitan-Kamput. (Pada zaman Jumajuja, bengawan brantas masih berupa laut yang mengitari Gunung Kawi, Kamput, Ajar-samara, dan Penanggungan). Baru setelah 75 tahun tinggal di Nusa Kendheng Ngragapura, banyak orang-orang Tempabesi yang menganut kepercayaan Jawa Hwuning yang tentu saja sangat kental dengan kebudayaan Jawa Kraga Tanjungputri. Orang-orang ini menyebut diri mereka sebagai wong Jawa-Sampung. Jumlah penduduk yang semakin banyak mengakibatkan terjadinya migrasi secara besar-besaran.
Quote:
Tepatnya di tahun 205 Jawa Hwuning, wong Jawa-Sampung berpindah ke Nussa Mahameru. Dengan melewati Segara Supitan-Kamput, kemudian ke utarra melwati Tulungagung, Kediri, Kertasana, kemudian sampai di Megaluh (Jombang), Lalu mereka berbelok ke timur melewati Ploso untuk sampai di Teluk-Tarik. Bumi Nusa Mahameru yang membentang sampai Pegunungan Raung kemudian disebut dengan Nusa Jawa-Pegon dan orang-orang yang menempatinya disebut wong Jawa Pegon. Persebaran Wong Jawa Kraga juga terjadi pada tahun Jawa Hwuning 205. Orang-orang yang semula menempati daerah di dekat pesisir kemudian mulai menyebar di sekitar pegunungan Kendheng Ngargapura yang bertanah subur. Tanaman pangan tumbuh subur di tanah kapur ini, mulai dari jagung-kodhok, rebung bambu dan banyak lagi. Tak hanya itu, banyaknya aliran air di Pegunungan ini juga menjadi tempat tinggal banyak ikan yang dapat dinikmati. Wong Jawa Kraga hidup tentram dengan masih melestarikan kebudayaan wong Kraga Tanjungputri dengan segala ritual bunga melatinya. Bunga Melathi ditanama untuk mengingat Puttri Lluhur mereka, yaitu Putri Nie Rah Kie, Dattsu Dewi Sibah, Maharani Bre Lasem I Dewi Indu Purnamawulan, dan juga putri-putri puri Kriyan putra dari Eyang Mpu Guru Pr. Santibadra
Quote:
lebih lengkap langsung ke sini gan
0
8.3K
Kutip
41
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan