Sebenernya syarat jadi negara maju harus mulai dari kita sendiri, kita harus mulai mencintai produk dalam negri sendiri. Buat apa kita bangga sama produk luar yang tulisannya "Made in Singapore", padahal kata guru ane tuh produk sebenrnya buatan Indonesia, lalu diekpor ke Singapore (disana dikasih cap "Made in Singapore"), terus dijual lagi ke Indonesia dengan harga mahal. Jadi buat apa beli barang yang ada tulisannya Made in negara lain? kan buatan dalam negri juga gak kalah, malah sudah diakui dunia barang-barang buatan Indonesia memiliki kualitas yang bagus.

Terus masalah bahan bakar, negara lain udah mulai memproduksi teknologi ramah lingkungan dan hemat, nah kita di Indonesia masih pake "Energi Fosil" . Mungkin di Indonesia sudah ada energi alternatif, tapi harganya masih mahal karena belum ada subsidi dari pemerintah.

Lihat Jepang, negara itu memiliki trauma berat terhadap nuklir (bom atom hirosima-nagasaki), tapi mereka tetap memakai nuklir, kenapa? Mereka sangat memperhitungkan untung dan rugi, kalau mereka tinggalkan nuklir, maka mereka akan bangkrut dan menjadi negara yang mundur! Kalau tidak salah nuklir bisa menghemat pengeluaran negara sampai 30%.

Agan pernahkan pake korek api yang batangan? Itu loh yang sekali pake buang. Itukan batangnya dari kayu, emang sih kayu yang kualitas rendah, tapi tetep aja hasil tebang pohon. Dan hasil penebangan itu tidak hanya untuk produksi korek dalam negri, tapi juga diekspor ke luar negri. Dalam hal ini sumber daya alam kita dijual ke luar negri untuk kepentingan segelintir orang.
Coba agan baca percakapan di bawah! (hanya gambaran)
I = orang Indonesia
L = orang luar negri

I: "payah lu buat bikin korek api aja harus beli bahan baku dari gw! kan lu punya banyak pohon? Kenapa gak lu pake?"
L: "kan gw punya duit... Lagi pula ngapain gw tebangin pohon gw? Sayang boss. Lu pikir aja, gw kasih lu duit, gw ambil pohon lu, nah yang kena banjir siapa?"
I: "gw" (nunduk)
L: "jadi gw untung kan? gw gak kena banjir, abis itu gw bikin korek dari pohon punya lu"

Agan pasti tau dong kalo Indonesia punya SDA yang melimpah, tapi itu belum dibarengi dengan kualitas SDM. Kalau ada negara yang memiliki SDA melimpah tetapi SDM yang rendah, maka negara itu akan menjadi "negara yang jalan ditempat"

Lihat negara tetangga, kualitas pendidikan di sana lebih baik dari pada di Indonesia, jelas aja di Indonesia banyak tawuran pelajar.