- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
[VIDEO] KRONOLOGI Lengkap Tewasnya Dubes AS di Libya Chris Stevens


TS
telenji200772
[VIDEO] KRONOLOGI Lengkap Tewasnya Dubes AS di Libya Chris Stevens
Quote:
DUBES AS untuk LIBYA TEWAS
![[VIDEO] KRONOLOGI Lengkap Tewasnya Dubes AS di Libya Chris Stevens](https://dl.kaskus.id/www.newyorker.com/images/2012/09/17/g290/120917_davidson-christopher-stevens_g290.jpg)
Quote:
Saya mau mengurutkan berita ini dari awal sampai akhir :
Quote:
12-Sept-2012, TRIPOLI, KOMPAS.com - Seorang pejabat pemerintah AS tewas dan beberapa orang lainnya terluka di Libia saat massa bersenjata yang memprotes sebuah film yang mereka nilai menghina Islam menyerang kantor Konsulat AS di Benghazi, Libya, Rabu (12/9/2012).
"Seorang staf konsulat warga negara AS dipastikan tewas dan beberapa orang lainnya terluka akibat bentrokan. Kami belum memperoleh informasi jumlah pasti mereka yang terluka," kata juru bicara Komite Keamanan Tertinggi Libya, Abdel Monem al Hurr.
Serangan itu terjadi pada Selasa (11/9/2012) malam waktu setempat. Massa sempat terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan Libya sebelum akhirnya mundur akibat mendapat serangan hebat.
Sejumlah wartawan di lokasi unjuk rasa melaporkan mereka melihat peserta unjuk rasa melakukan penjarahan. Mereka mengambil meja, kursi hingga mesin cuci dalam dalam kantor konsulat.
Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri Libya, Wanis al Sharef mengatakan seluruh staf konsulat sudah dipindahkan dan mereka kini dalam kondisi selamat.
Kementerian Luar Negeri AS membenarkan telah terjadi serangan terhadap kantor konsulatnya di Benghazi.
"Kami bisa memastikan bahwa kantor kami di Benghazi telah diserang oleh sekelompok militan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland.
Pemerintah AS, lanjut Nuland, mengutuk keras serangan itu dan kini bersama pemerintah Libya tengah berupaya mengamankan lokasi.
Sedangkan dalam aksi unjuk rasa serupa di Kairo, Mesir, para pengunjuk rasa bahkan memanjat tembok kedutaan besar, menyobek dan kemudian membakar bendera AS.
Aksi unjuk rasa yang diwarnai kekerasan itu dipicu sebuah video yang diproduksi seorang warga Mesir anti-Islam yang kini tinggal di AS.
Video itu, menurut para pengunjuk rasa, telah melecehkan agama Islam dan Nabi Muhammad.
"Seorang staf konsulat warga negara AS dipastikan tewas dan beberapa orang lainnya terluka akibat bentrokan. Kami belum memperoleh informasi jumlah pasti mereka yang terluka," kata juru bicara Komite Keamanan Tertinggi Libya, Abdel Monem al Hurr.
Serangan itu terjadi pada Selasa (11/9/2012) malam waktu setempat. Massa sempat terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan Libya sebelum akhirnya mundur akibat mendapat serangan hebat.
Sejumlah wartawan di lokasi unjuk rasa melaporkan mereka melihat peserta unjuk rasa melakukan penjarahan. Mereka mengambil meja, kursi hingga mesin cuci dalam dalam kantor konsulat.
Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri Libya, Wanis al Sharef mengatakan seluruh staf konsulat sudah dipindahkan dan mereka kini dalam kondisi selamat.
Kementerian Luar Negeri AS membenarkan telah terjadi serangan terhadap kantor konsulatnya di Benghazi.
"Kami bisa memastikan bahwa kantor kami di Benghazi telah diserang oleh sekelompok militan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland.
Pemerintah AS, lanjut Nuland, mengutuk keras serangan itu dan kini bersama pemerintah Libya tengah berupaya mengamankan lokasi.
Sedangkan dalam aksi unjuk rasa serupa di Kairo, Mesir, para pengunjuk rasa bahkan memanjat tembok kedutaan besar, menyobek dan kemudian membakar bendera AS.
Aksi unjuk rasa yang diwarnai kekerasan itu dipicu sebuah video yang diproduksi seorang warga Mesir anti-Islam yang kini tinggal di AS.
Video itu, menurut para pengunjuk rasa, telah melecehkan agama Islam dan Nabi Muhammad.
Quote:
12-Sept-2012,Tripoli, Rabu - Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya Christopher Stevens (52) dan tiga anggota staf Kedutaan Besar AS tewas saat Konsulat AS di Benghazi diserang pengunjuk rasa, Selasa (11/9) malam, yang memprotes beredarnya film berisi penghujatan terhadap nabi. Beberapa jam sebelumnya aksi protes juga berkecamuk di Kedubes AS di Kairo, Mesir, tetapi tidak menyebabkan jatuhnya korban.
Stevens tewas ketika dia dan sekelompok pegawai kedutaan menuju Konsulat AS di Benghazi. Mereka hendak mengevakuasi staf saat konsulat diserang massa yang menembakkan senjata otomatis serta granat berpenggerak roket. Stevens, yang fasih berbahasa Arab dan Perancis, adalah dubes AS pertama yang terbunuh dalam tugas semenjak Adolph Dubs tewas di Afganistan dalam usaha membebaskannya dari penculikan, tahun 1979.
Presiden ad interim Libya, yang juga Kepala Majelis Nasional Libya, Mohammed el-Megarif, meminta maaf kepada AS atas kejadian tersebut. Deputi Menteri Dalam Negeri Libya Wanis al-Sharif menuding pendukung pemimpin tersingkir Libya, Moammar Khadafy, di balik aksi penyerangan ini.
Presiden AS Barack Obama mengecam keras terjadinya insiden tersebut. Saya mengecam keras serangan pada fasilitas diplomatik kami di Benghazi yang menyebabkan tewasnya empat warga Amerika, termasuk Duta Besar Christopher Stevens, kata Obama dalam pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih.
Kecaman juga disampaikan Pemerintah Inggris, yang menyebut serangan itu brutal dan tidak berperikemanusiaan. Inggris mendesak Libya mengadili pelakunya.
Stevens tewas ketika dia dan sekelompok pegawai kedutaan menuju Konsulat AS di Benghazi. Mereka hendak mengevakuasi staf saat konsulat diserang massa yang menembakkan senjata otomatis serta granat berpenggerak roket. Stevens, yang fasih berbahasa Arab dan Perancis, adalah dubes AS pertama yang terbunuh dalam tugas semenjak Adolph Dubs tewas di Afganistan dalam usaha membebaskannya dari penculikan, tahun 1979.
Presiden ad interim Libya, yang juga Kepala Majelis Nasional Libya, Mohammed el-Megarif, meminta maaf kepada AS atas kejadian tersebut. Deputi Menteri Dalam Negeri Libya Wanis al-Sharif menuding pendukung pemimpin tersingkir Libya, Moammar Khadafy, di balik aksi penyerangan ini.
Presiden AS Barack Obama mengecam keras terjadinya insiden tersebut. Saya mengecam keras serangan pada fasilitas diplomatik kami di Benghazi yang menyebabkan tewasnya empat warga Amerika, termasuk Duta Besar Christopher Stevens, kata Obama dalam pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih.
Kecaman juga disampaikan Pemerintah Inggris, yang menyebut serangan itu brutal dan tidak berperikemanusiaan. Inggris mendesak Libya mengadili pelakunya.
![[VIDEO] KRONOLOGI Lengkap Tewasnya Dubes AS di Libya Chris Stevens](https://dl.kaskus.id/i.huffpost.com/gen/768610/thumbs/o-CHRIS-STEVENS-570.jpg?2)
Quote:
13-Sept-2012, WASHINGTON DC, KOMPAS.com Presiden Barack Obama mengecam keras hal yang disebutnya sebagai serangan yang melampaui batas atas Konsulat Amerikat Serikat di Benghazi, Libya.
Dalam serangan Selasa (11/9/2012) malam tersebut, Duta Besar AS John Christopher Stevens tewas bersama tiga warga Amerika lainnya.
"Saya mengecam keras serangan yang melampaui batas atas fasilitas diplomatik kami di Benghazi," tutur Presiden Obama dalam pernyataan resmi, Rabu (12/9/2012).
Keempat warga Amerika itu, menurut Obama, menekankan komitmen Amerika Serikat atas kebebasan, keadilan, dan kemitraan dengan bangsa dan warga dunia.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat sudah menegaskan akan bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri untuk meningkatkan keamanan di fasilitas diplomatiknya di seluruh dunia.
"Kami mengikuti insiden yang tragis ini dari dekat bersama Departemen Luar Negeri. Kami siap mendukung Departemen Luar Negeri dengan segala cara," jelas juru bicara Departemen Pertahanan, Letkol Steven Warren.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan, korban yang tewas memiliki komitmen untuk membantu rakyat Libya mencapai masa depan yang lebih baik.
Permintaan maaf
Pihak berwenang Libya mengatakan, serangan Selasa malam itu dilakukan para pengunjuk rasa yang marah karena beredarnya film yang dianggap menghina Nabi Muhammad.
Para penyerang membawa senjata api dan granat berpeluncur roket membakar gedung Konsulat AS di Benghazi, yang merupakan kota kedua terbesar di Libya setelah ibu kota Tripoli.
Ketua Majelis Nasional Libya Mohammed Magarief sudah menegaskan, para penyerang akan dibawa ke pengadilan.
"Kami tegaskan bahwa tidak akan ada yang bisa bebas dari hukuman dan penyelidikan," katanya dalam konferensi pers, Rabu (12/9/2012), yang disiarkan langsung saluran televisi Al Jazeera.
Dia juga menyampaikan permintaan maaf kepada Amerika Serikat sehubungan dengan serangan atas Konsulat AS.
Magarief berjanji bahwa semua warga asing di Libya akan mendapat perlindungan dari pemerintah dan aparat keamanan Libya.
Wakil Menteri Dalam Negeri Libya Wanis al-Sharif sempat menuduh bahwa para penyerang adalah pendukung mendiang mantan pemimpin Libya, Moammar Khadafy, yang ditumbangkan oleh revolusi dan tewas dibunuh ketika ditemukan kelompok perlawanan.
Dalam serangan Selasa (11/9/2012) malam tersebut, Duta Besar AS John Christopher Stevens tewas bersama tiga warga Amerika lainnya.
"Saya mengecam keras serangan yang melampaui batas atas fasilitas diplomatik kami di Benghazi," tutur Presiden Obama dalam pernyataan resmi, Rabu (12/9/2012).
Keempat warga Amerika itu, menurut Obama, menekankan komitmen Amerika Serikat atas kebebasan, keadilan, dan kemitraan dengan bangsa dan warga dunia.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat sudah menegaskan akan bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri untuk meningkatkan keamanan di fasilitas diplomatiknya di seluruh dunia.
"Kami mengikuti insiden yang tragis ini dari dekat bersama Departemen Luar Negeri. Kami siap mendukung Departemen Luar Negeri dengan segala cara," jelas juru bicara Departemen Pertahanan, Letkol Steven Warren.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan, korban yang tewas memiliki komitmen untuk membantu rakyat Libya mencapai masa depan yang lebih baik.
Permintaan maaf
Pihak berwenang Libya mengatakan, serangan Selasa malam itu dilakukan para pengunjuk rasa yang marah karena beredarnya film yang dianggap menghina Nabi Muhammad.
Para penyerang membawa senjata api dan granat berpeluncur roket membakar gedung Konsulat AS di Benghazi, yang merupakan kota kedua terbesar di Libya setelah ibu kota Tripoli.
Ketua Majelis Nasional Libya Mohammed Magarief sudah menegaskan, para penyerang akan dibawa ke pengadilan.
"Kami tegaskan bahwa tidak akan ada yang bisa bebas dari hukuman dan penyelidikan," katanya dalam konferensi pers, Rabu (12/9/2012), yang disiarkan langsung saluran televisi Al Jazeera.
Dia juga menyampaikan permintaan maaf kepada Amerika Serikat sehubungan dengan serangan atas Konsulat AS.
Magarief berjanji bahwa semua warga asing di Libya akan mendapat perlindungan dari pemerintah dan aparat keamanan Libya.
Wakil Menteri Dalam Negeri Libya Wanis al-Sharif sempat menuduh bahwa para penyerang adalah pendukung mendiang mantan pemimpin Libya, Moammar Khadafy, yang ditumbangkan oleh revolusi dan tewas dibunuh ketika ditemukan kelompok perlawanan.
![[VIDEO] KRONOLOGI Lengkap Tewasnya Dubes AS di Libya Chris Stevens](https://dl.kaskus.id/i.telegraph.co.uk/multimedia/archive/02337/libya-stevens_2337267k.jpg)
Quote:
13-sept-2012, Kairo, Kompas - Wakil Menteri Dalam Negeri Libya Wanis Sharif di Benghazi, dalam konferensi pers yang disiarkan langsung televisi Al Jazeera, Rabu (12/9), menuduh, loyalis mantan pemimpin Libya, Moammar Khadafy, membunuh Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, J Christopher Stevens, dan tiga pegawai konsulat AS di Benghazi.
Dua dari tiga pegawai AS yang tewas itu adalah anggota marinir. Seorang lainnya diidentifikasi Kementerian Luar Negeri AS sebagai Sean Smith, anggota staf manajemen informasi Konsulat AS.
Sedikitnya 18 pegawai AS dan aparat keamanan lokal luka-luka dalam serangan itu. Sebanyak 35 pegawai kantor Konsulat AS diberitakan sudah dievakuasi dari Benghazi ke Tripoli.
Sharif menyebut, pembunuhan Dubes AS itu bisa sebagai reaksi atas diekstradisinya kepala intelijen Libya pada masa Moammar Khadafy, Abdullah Sanusi, dari Mauritania ke Libya pekan lalu.
Masih simpang siur berita cara tewasnya dubes AS tersebut. Pihak Pemerintah Libya mengatakan, Dubes Libya meninggal dunia akibat sesak napas dari kebakaran kantor Konsulat AS itu menyusul penyerangan massa ke kantor konsulat itu.
Namun, berita lain, seperti dikutip televisi Al Jazeera, Stevens dan tiga warga AS itu tewas dalam baku tembak di suatu tempat dekat kantor Konsulat AS setelah sekitar dua jam Dubes AS dan para pegawai konsulat dievakuasi dari kantor konsulat, menyusul aksi unjuk rasa di kantor konsulat itu, Selasa malam lalu.
Dalam waktu yang sama, ratusan massa di Mesir juga menyerang gedung Kedubes AS di distrik Garden City, Kairo. Amukan massa di Kairo dan Benghazi terhadap kantor perwakilan AS itu adalah protes atas pemutaran film di AS saat ini yang dianggap menghujat Nabi Muhammad.
Massa menaiki dinding pagar gedung Kedubes AS di Kairo itu dan menurunkan bendera AS lalu membakarnya. Polisi dan aparat keamanan Mesir dalam jumlah besar yang dilengkapi kendaraan lapis baja bersiaga di sekitar gedung Kedubes AS di Kairo, mengantisipasi serangan massa lagi.
Kedubes AS di Kairo dan Konsulat AS di Alexandria membekukan aktivitas kerja mereka, Rabu, dengan dalih keamanan belum kondusif.
Tak menentu
Situasi di Benghazi hingga Rabu kemarin masih tidak menentu. Situasi keamanan di Libya Timur dan kota Benghazi, khususnya, memang belum bisa dikontrol penuh oleh pemerintah pusat di Tripoli sejak pemilu parlemen bulan Juli lalu.
Wanis Sharif mengungkapkan, situasi di sekitar kantor Konsulat AS di Benghazi di luar kendali aparat keamanan Libya setelah terjadi baku tembak antara massa dan petugas keamanan di dalam Konsulat AS. Menurut Sharif, massa semakin marah setelah ada tembakan dari dalam konsulat sehingga akhirnya mereka mendobrak masuk.
Sharif mengakui, aparat keamanan Libya yang hanya dilengkapi senjata ringan terpaksa mundur karena tidak mampu menghadapi membeludaknya massa. Sejumlah orang bahkan menggunakan senjata berat
Pemerintah Libya berjanji segera menyelidiki dan menangkap pelaku. Namun, Sharif mengakui, proses penyidikan itu tidak mudah karena menyangkut ribuan orang. (mth)
Dua dari tiga pegawai AS yang tewas itu adalah anggota marinir. Seorang lainnya diidentifikasi Kementerian Luar Negeri AS sebagai Sean Smith, anggota staf manajemen informasi Konsulat AS.
Sedikitnya 18 pegawai AS dan aparat keamanan lokal luka-luka dalam serangan itu. Sebanyak 35 pegawai kantor Konsulat AS diberitakan sudah dievakuasi dari Benghazi ke Tripoli.
Sharif menyebut, pembunuhan Dubes AS itu bisa sebagai reaksi atas diekstradisinya kepala intelijen Libya pada masa Moammar Khadafy, Abdullah Sanusi, dari Mauritania ke Libya pekan lalu.
Masih simpang siur berita cara tewasnya dubes AS tersebut. Pihak Pemerintah Libya mengatakan, Dubes Libya meninggal dunia akibat sesak napas dari kebakaran kantor Konsulat AS itu menyusul penyerangan massa ke kantor konsulat itu.
Namun, berita lain, seperti dikutip televisi Al Jazeera, Stevens dan tiga warga AS itu tewas dalam baku tembak di suatu tempat dekat kantor Konsulat AS setelah sekitar dua jam Dubes AS dan para pegawai konsulat dievakuasi dari kantor konsulat, menyusul aksi unjuk rasa di kantor konsulat itu, Selasa malam lalu.
Dalam waktu yang sama, ratusan massa di Mesir juga menyerang gedung Kedubes AS di distrik Garden City, Kairo. Amukan massa di Kairo dan Benghazi terhadap kantor perwakilan AS itu adalah protes atas pemutaran film di AS saat ini yang dianggap menghujat Nabi Muhammad.
Massa menaiki dinding pagar gedung Kedubes AS di Kairo itu dan menurunkan bendera AS lalu membakarnya. Polisi dan aparat keamanan Mesir dalam jumlah besar yang dilengkapi kendaraan lapis baja bersiaga di sekitar gedung Kedubes AS di Kairo, mengantisipasi serangan massa lagi.
Kedubes AS di Kairo dan Konsulat AS di Alexandria membekukan aktivitas kerja mereka, Rabu, dengan dalih keamanan belum kondusif.
Tak menentu
Situasi di Benghazi hingga Rabu kemarin masih tidak menentu. Situasi keamanan di Libya Timur dan kota Benghazi, khususnya, memang belum bisa dikontrol penuh oleh pemerintah pusat di Tripoli sejak pemilu parlemen bulan Juli lalu.
Wanis Sharif mengungkapkan, situasi di sekitar kantor Konsulat AS di Benghazi di luar kendali aparat keamanan Libya setelah terjadi baku tembak antara massa dan petugas keamanan di dalam Konsulat AS. Menurut Sharif, massa semakin marah setelah ada tembakan dari dalam konsulat sehingga akhirnya mereka mendobrak masuk.
Sharif mengakui, aparat keamanan Libya yang hanya dilengkapi senjata ringan terpaksa mundur karena tidak mampu menghadapi membeludaknya massa. Sejumlah orang bahkan menggunakan senjata berat
Pemerintah Libya berjanji segera menyelidiki dan menangkap pelaku. Namun, Sharif mengakui, proses penyidikan itu tidak mudah karena menyangkut ribuan orang. (mth)
Quote:
Dan inilah film yang bikin MUSLIM geram :
[youtube]hBWkq2HPgoM&bpctr=1347499891[/youtube]
[youtube]hBWkq2HPgoM&bpctr=1347499891[/youtube]
0
50.5K
Kutip
335
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan