andygunssAvatar border
TS
andygunss
PON amburadul, Riau sabotase lomba
Sindonews.com – Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII benar-benar amburadul. Hujan protes dan keributan menodai sportivitas di arena pertandingan. Selain cabang sepak bola, di arena karate keributan juga terjadi.

Kontingen Jawa Tengah bahkan sampai melempar kursi ke tengah arena karena merasa tidak pusat dengan keputusan wasit dan juri. Sebelumnya, tim Jatim juga sempat melakukan protes, namun tidak sampai melakukan tindakan brutal seperti Jateng.

Di Lapangan Tembak Rumbai kisruh juga terjadi dalam perlombaan hari pertama, Kamis (13/9). Akibat peralatan rusak saat final 25 meter air pistol putri, dua partai final lainnya terpaksa ditunda, Jumat (14/9) siang ini.

Selain mengalami penundaan, Jatim juga dirugikan akibat rusaknya alat penilaian digital skor. Penembak Jatim Ony Rajaloa hanya mendapatkan medali perak. Sedangkan medali emas diperoleh penambak tuan rumah Buni Agustini.

Anehnya dari lima sasaran, yang mengalami kerusakan terparah hanya di tempat penembak Jatim. Sebelumnya, penembak Jatim juga disuruh pindah dari line 8 ke 10, "Tidak tahu kenapa saya ditempatkan di situ, saya harus menjalani empat kali percobaan. Saya mencoba tenang, tapi bagaimanapun tetap berpengaruh, " keluh Ony Rajaloa.

Kondisi arena panjat yang digelar di Komplek Universitas Riau justru lebih parah. Tuan rumah Riau merusak jalannya perlombaan dengan melakukan boikot. Tak hanya memboikot pertandingan, Riau juga menyabotase sound system.

Kejadian ini dipicu ketika tim Riau B bersua tim kuat Jawa Timur (Jatim) di babak final. Pada pertandingan ini, dua dari tiga pemanjat Jatim gagal menyentuh top. Kedua pemanjat itu adalah Galar Pandu Asmoro dan Abudzar Yulianto. Satu-satunya atlet yang sukses hanya Rindi Sufriyanto.

Namun, setelah pertandingan, Jatim melakukan protes karena salah satu atlet Jatim, Galar mengaku tersangkut tali. Protes itu diterima juri. Galar diberikan kesempatan bertanding ulang lawan atlet Riau B, Faisal Perwira. Namun reaksi penolakan ditunjukkan suporter Riau. Mereka berteriak agar atletnya agar tidak tanding ulang. "Jangan main. Jangan main. Jangan main," teriak mereka.

Mendapat sorakan dari pendukungnya membuat Riau enggan meneruskan pertandingan. Sempat terjadi perdebatan alot antara tim negoisator Riau dengan juri. Juri nampak keder dengan tekannan tuan rumah, sehingga nasib pertandingan ulangan kembali buram. Jatim sendiri memilih mengambil langkah tenang.

"Dalam rekaman sudah jelas, dia jatuh bukan terpeleset, tapi tangan Galar masuk tali. Apalagi sebelum jatuh, Galar sebenarnya unggul jauh," ucap tim pelatih, Danu Iswara. "Setelah tahu ada tali terselip, saya langsung ke juri," timpal Galar.

Namun juri tak mengambil keputusan dan lebih memilih mengecek dari rekaman pertandingan.
Melalui pengeras suara, juri akhirnya mengumpulkan seluruh manajer. Pertemuan ini berlangsung alot dan berlangsung hingga kurang lebih dua jam. Danu yang menjadi wakil di pertemuan itu mengaku, sepanjang pertemuan Jatim dikeroyok oleh daerah lain, seperti Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Riau.

Setelah dua jam bermusyawarah, diputuskan bahwa Galar berhak tanding ulang dengan Faisal. Karena kecewa, Riau lantas memboikot lomba. Jatim dinyatakan menang WO dan berhak melaju ke empat besar. Jatim dijadwalkan bertemu dengan DKI Jakarta. Sedangkan Kalimantan Timur berjumpa Jawa Barat.

Sayang, Riau ternyata tak sekadar memboikot pertandingan, melainkan juga menyabotase sound system pertandingan. "Lha, kalau tidak ada sound system, bagaimana penanda pertandingannya, " lanjut Danu kecewa. Hingga tadi malam pertandingan empat besar belum digelar. Biasanya, untuk pertandingan panjat tebing, maksimal digelar pukul 20.00.

sumber
http://sports.sindonews.com/read/201...sabotase-lomba
0
2.8K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan